EMPIRISME(DAVID HUME)
Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Filsafat Umum
Usman, Dr.ss.M.Ag.
Nama :
Riza Alfarid
Nim : 12410059
Kelas :
C
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Pendahuluan
Filsafat telah dikenal manusia sejak masa
Yunani Kuno,Filsafat muncul diawali oleh tokoh-tokoh pemikir
Seperti,Thales,Anaximandros, dan Anaximanes.Kemudian disusul oleh
Heraclitus,Parmenides,Zeno,Demokritus hingga Sacrotes yang dilanjukan oleh para
muridnya seperti,Plato dan Aristoteles.
Pada Abad XVII muncul filsuf dari Perancis ia Rene
Descartes dia memiliki Alur pikir yang bersumber pada kekuatan Rasio atau Akal
Manusia yang dikenal dengan rasionalisme Akibat dari pemikiran rasionalisme
Descartes inilah muncul para filosof yang berkembang kemudian yang bertolak
belakang dengan Descartes yang menganggap bahwa pengetahuan itu bersumber pada
pengalaman. Mereka inilah yang disebut sebagai kaum empirisme. Di antaranya
yaitu John Locke, Thomas Hobbes, George Barkeley, dan David Hume. Pada makalah ini saya akan membahas tentang pemikiran
David Hume tentang Empirisme. David Hume yang dianggap sebagai puncak
empirisme.
2. Rumusan Masalah
a. Sejarah Teori Empirisme
b. Biografi David Hume
c. Pengertian Empirism
d. Empiris memenurut David Hume
3.
Tujuan
Penulisan
a. Memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Umum
b. Untuk menambah wawasan bagi Mahasiswa
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Sejarah
Empirisme
Pada Abad XVII muncul filsuf dari
Perancis ia Rene Descartes dia memiliki Alur pikir yang bersumber pada kekuatan
Rasio atau Akal Manusia yang dikenal dengan rasionalisme Akibat dari pemikiran
rasionalisme Descartes inilah muncul para filosof yang berkembang kemudian yang
bertolak belakang dengan Descartes yang menganggap bahwa pengetahuan itu
bersumber pada pengalaman. Mereka inilah yang disebut sebagai kaum empirisme.
Di antaranya yaitu John Locke, Thomas Hobbes, George Barkeley, dan David Hume.
Tokoh pertama kali yang mengemukakan teori
Empirisme adalah John Locke seorang filsuf Inggris (1632-1704)yang mengatakan
bahwa jiwa manusia ketika lahir adalah putih bersih,bagaikan kertas yang belum
ditulisi. Akan menjadi apakah orang itu kelak ,sepenuhnya tergantung pada
pengalaman-pengalaman apakah yang mengisi tabula-tabula tersebut.[1]Orang
India pandai berjualan kain,Anak maling menjadi maling,anak dosen jadi
dosen,dan seterusnya itu menurut john locke adalah karena faktor lingkungan.
Seorang tokoh empirisme
lainnya ,guru besar psikologi di Universitas John Hopkins,AS,yang kemudian
mendirikan aliran Behaviorisme,John B.Watson bahkan berani menyatakan ini :
“Berikan kepadaku sepuluh orang anak,Akan ku jadikan kesepuluh orang anak
itu masing-masing menjadi pengemis,pedagang,sarjana dan sebagainnya sesuai
dengan dikehendakku.”jadi menurut watson
,karena jiwa manusia waktu lahir masih bersih,maka untuk menjadikan seseorang
itu sesuai dengan yang dikehendaki ,tinggal diperlukan lingkungan dan pengalaman-pengalaman
yang diperlukan.asaz ini bahkan bisa dipraktekkan dengan teknik yaang kita
kenal yaiti brain washing.Denagan cara itu orang normal bisa dijadikan menjadi
radikal,atau teroris(termasuk bom bunuh diri)baik yang berdasarkan ajaran
ideologi tertentu,maupun ajaran agama tertentu.Temuan dari scarrs dkk
(1997,dalam Quinn,1995)yang meneliti kelompok dari Afrika-Amerika dari berbagai
tempat tidak menemukan adanya perbedaan hasil IQ.Scarrmembandingkan hasil tes
anak-anak tadi dengan anak keturunan jerman.Akhirnya dicapai stimulan bahwa
perbedaan hasil IQ hanya terjadi pada
dua kelompok yang berasal dari kebudayaan yang amat berbeda[2]
2.
Biogrofi David
Hume
David Hume (lahir 26 April 1711 – meninggal 25 Agustus 1776 pada umur 65 tahun)adalah filsuf Skotlandia, ekonom, dan sejarawan. Dia dimasukan
sebagai salah satu figur paling penting dalam filosofi barat dan Pencerahan Skotlandia.
Walaupun kebanyakan ketertarikan karya Hume berpusat pada tulisan filosofi,
sebagai sejarawanlah dia mendapat pengakuan dan penghormatan. Karyanya The
History of England merupakan karya dasar dari sejarah Inggris untuk 60 atau
70 tahun sampai Karya Macaulay.Hume merupakan
filsuf besar pertama dari era modern yang membuat filosofi naturalistis. Filosofi ini sebagian mengandung
penolakan atas prevalensi dalam konsepsi dari pikiran manusia merupakan
miniatur dari kesadaran suci; sebuah pernyataan Edward Craig yang dimasukan
dalam doktrin 'Image of God'.Doktrin ini diasosiasikan dengan
kepercayaan dalam kekuatan akal manusia dan penglihatan dalam realitas, dimana
kekuatan yang berisi seritikasi Tuhan. Hume sangat dipengaruhi oleh empirisis John Locke dan George Berkeley, dan juga
bermacam penulis berbahasa Perancis seperti Pierre Bayle, dan bermacam
figur dalam landasan intelektual berbahasa Inggris seperti Isaac Newton, Samuel Clarke, Francis Hutcheson, Adam Smith, dan Joseph Butler.[3]
3.
Pengertian
Empirisme
Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat
yang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia dan
mengecilkan peranan akal.
Pengalaman sendiri dapat ditangkap dengan indera yaitu mata, lidah, telinga,
kulit dan hidung. Dengan kata lain, kebenaran adalah sesuatu yang sesuai dengan
pengalaman manusia.
Menurut Wikipedia bahasa Indonesia Empirisme adalah suatu
aliran dalam filsafat yang
menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal
dari pengalaman manusia. Empirisme
menolak anggapan bahwa manusia telah membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya
ketika dilahirkan.[4]
Pendapat lain Empirisme yaitu aliran yang
percaya bahwa sifat manusia (termasuk kecerdasan dan kepribadian lainnya sepenuhnya
diengarui oleh lingkungan.[5]
Empirisme Berasal dari Bahasa Yunani Yaitu Emperia yang mempunyai
arti Pengalaman atau coba-coba,Empirisme
sangat menekankan peranan pengalaman dan mengabaikan peranan akal dalam
memperoleh suatu pengetahuan.Karena itu jika manusia tidak memilki pengalaman
ia tidak akan mengetahui realitas apapun. Empirisme juga menolak anggapan bahwa manusia telah membawa
fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan.
Ini menunjukkan bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan tidak memilki
pengetahuan.kesadaran dan pengetahuan berangkat dari kehidupan praktisnya.Semakin
luas dan semakin berfariasi pengalamannya,semakin luas dan semakin berfariasi
juga pengalamannya.Kaum empiris tidak mengakui adanya pengetahuan rasional yang
mendahului pengalaman.Mereka menganggap pengalaman sebagai azas satu-satunya
untuk mendapatkan penilaian yang benardan sebagai kriteria umum dalam setiap
bidang.[6] Sehingga setiap orang yang menyatakan
telah memiliki pengetahuan dia harus bisa membuktikan apa itu pengetahuan
berdasarkan pengalaman yang dapat di ketahui oleh indra manusia.
6. Pemikiran David Hume
Decrates mengatakan kita memperoleh
pengetahuan melalui akal ,karena itu ditinjau dari segi epistimolgi,Dipihak
lain Locke dikenal sebagai pengikut Empirisme karena ia menyatakan bahwa
pengetahuan berasal dari pengalaman.[7]John
Locke Locke memandang bahwa setiap manusia dilahirkan bagaikan selembar kertas
bersih, yakni adanya anggapan bahwa semua pengetahuan manusia berasal dari
pengalaman dan tiada pengetahuan yang didapat sebelum ada pengalaman .Ini
meruntuhkan teori rasionalisme yang menyatakan bahwa pengetahuan bersumber pada akal atau rasio.
Pemikiran David hume sangat dipengaruhi oleh
pemikiran John Locke ini. Hume membagi Pengalaman yang terdiri dari kesan dan
ide .Kesan lebih hidup daripada,dan sumber,ide.Ada prinsip-prinsip tertentu
yang memandu kita dalam mengasosiasi ide,yaitu persamaan(resemblence),perhampiran(contiguaty),serta
sebab akibat.Pengalaman menghasikan pada diri kita kebiasaan(custom)yang
bertanggung jawab menghubungkan dua pristiwa suksetif secara kasual.[8]Hume
menetapkan Prinsip-prinsip dasar Empirisme adalah “Segala gagasan sederhana
kita awalnya dihasilkan dari kesan sederhana yang berkaitan dengan gagasan itu
dan benar-benar mewakili keberadaannya”. Kita bisa tahu bahwa sesuatu itu ada
apabila kita mempunyai kesan atas sesuatu tersebut. jika tidak ada kesan, maka
tidak ada gagasan. Jika tidak ada kesan gagasan itu tanpa makna.
Pemikiran
David hume tentang pengetahuan :
Manusia lahir itu dilahirkan dalam keadaannya kosong laksana
kertas putih yang belum ada tulisan di atasnya dan setiap ide yang diperolehnya
dari sebuah pengalaman. Teori empirikal berdasarkan pada
eksperimentasi.Eksperimen-eksperimen ilmiah telah menunjukkan bahwa indera
adalah yang menunjukkan kepada kita presepsi-presepsi yang menghasilkan
konsepsi-konsepsi manusia.[9]
Teori ini diringkas menjadi (tidak ada sesuatu di dalam pikiran kita selain
didahului oleh pengalaman). Pernyataan ini merupakan pernyataan Locke yang
dikeluarkan tatkala ia menentang ajaran ide bawaan (Innate Idea) kepada
orang-orang rasional.
Semua ide yang kita miliki itu datang dengan
kesan-kesan, dan kesan itu mencakup penginderaan.Manusia dalam
pengalamannya hanya dapat menerima pengetahuan melalui panca indera
saja,sehingga berdampak pada kecenderungan Subyektifisme,yaitu pandangan yang menolak
sesuatu yang obyektif, dan hal itu akan mengarah ke relativisme. Itu bisa
terjadi karena manusia satu dengan yang lain memiliki penarikan kesimpulan yang
berbeda-beda mengenai kesan-kesan indrawi mereka terhadap suatu benda atau
hal.Dan sesuatu yang bersifat Obyektif sulit untuk diketahui oleh panca indera
manusia. David Hume juga menyatakan bahwa Akal tidak dapat bekerja tanpa bantuan
pengalaman.Akal tidak mampu sekaligus menyimpulkan berdasarkan satu peristiwa
bahwa suatu sebab menimbulkan akibat tertentu, semua pengetahuan dimulai dari pengalaman indra sebagai dasar ,Hume
menyatakan bahwa pengalaman lebih memberi keyakinan dibanding
kesimpulan logika atau kemestian sebab akibat.Hume
menyebutkan bahwa manusia memiliki dua jenis persepsi, yaitu kesan
(impressions) dan gagasan (ideas). Kesan dimaksudkan sebagai penginderaan
langsung atas realitas lahiriah, dan gagasan adalah ingatan akan kesan-kesan.
Contohnya apabila tangan kita terbakar kita akan mendapatkan kesan panas dengan
segera. Dan setelah itu kita mengingat bahwa tangan terbakar akan panas,
ingatan inilah yang disebut gagasan. Dengan kata lain kesanlah yang membuat
kita mengenal realitas. Sedang gagasan adalah tiruan samar-samar dari kesan.
Pemikiran David hume tentang Hukum Sebab akibat :
David hume
mendefiisikan bahwa Kausalitas ,dalam artian yang sebenarnya tidak dapat
diketahui oleh indera.Karenanya ia mengingkari prinsip kausalitas dan
mengembalikaanya kepada kebiasaan pengasosiasian ide-ide[10]
David Hume menyatakan bahwa pengalaman lebih memberi keyakinan dibandingkan
dengan kesimpulan logika ataupun kesimpulan sebab-akibat. Sebab akibat hanya
hubungan yang saling berurutan saja dan secara konstan dia juga menyatakan
bahwa pengalamanlah yang memberi informasi yang langsung dan pasti terhadap
objek yang diamati sesuai waktu dan tempat.Yang kita maksudkan dengan
kausalitas adalah pengaruh satu gejalaterhadap gejala lainnyadan kebutuhan
gejala terakhir itu akan gejala pertama agar maujud.[11]Sebab
akibat hanya hubungan yang saling berurutan saja dan secara konstan terjadi.
Hume menjelaskan
bahwa pendapat tentang sebab-akibat (kausalitas) itu merupakan suatu hubungan
atar idea (relation of ideas). Bahwa setiap peristiwa atau hal pasti memiliki
suatu sebab yang menghasilkannya secara pasti.Jika ada sesuatu gejala tertentu
disusul oleh gejala yang lain, kita cenderung berpikiran bahwa gejala yang satu
disebabkan oleh gejala yang sebelumnya,kesimpulan ini tidak berdasarkan
pengalaman. Dengan demikian kausalitas tidak bisa digunakan untuk menetapkan
peristiwa yang akan datang berdasarkan peristiwa yang terdahulu.
Pemikiran Hume tentang Eksisitensi tuhan:
Salah satu
filsuf paling berpengaruh di zaman modern yaitu Kant,yang juga mempengarui
pemikiran David Hume.Kant berpendapat bahwa manusia tidak dapat mengetahui
sesuatu apapun di luar panca indranya,ia juga mengatakan bahwa Alloh telah
kehilangan legitimasinya,sebab Alloh
berada di luar jangkauan indrawi manusia.Para kaum empiris mengatakan bahwa
karena posisi teologi itu berkenaan dengan persoalan gaib diluar batas-batas
indera di luar eksperimen ,maka kita wajib mengesampingkannya ,dan berpaling
kepada kebenaran-kebenatan dan pengetahuan yang dapat diserap dalam lapangan
eskperimen.[12]
David hume menolak argumen Filosof-filosof terdahulu
tentang teori kausalitas yang percaya bahwa alam adalah akibat dan tuhan adalah
sebab terciptanya alam,menurut logika keberadaan sebab lebih penting dari
keberadaan akibat,oleh karena tu keberadaan tuhan sebagai sebab wajib ada dan
mendahului alam, sedangkan alam sebagai akibat mungkin adanya dan setelah
Tuhan.Hume menyangkal keberadaan Tuhan dia mengeritik keras bukti keberadaan
tuhan yang diungkapkan oleh Decartes.dia menyatakan bahwa timbulnya keyakinan
terhadap tuhan itu muncul karena manusia measa takut dan gelisah sehinnga
mereka mengada-ada dan menyakininya.
Menurut Hume
kita tidak mempunyai kesan indera mengenai Tuhan sebagai suatu sebab, kita juga
tidak mempunyai kesan apapun mengenai benda berpikir sebagai akibat. Bagi Hume sangatlah tidak berarti karena kita
tidak mempunyai kesan indra mengenai Tuhan, jika tidak ada kesan dalam
pengalaman, gagasan itu tidaklah bermakna, tak berarti. kita tidak bisa
mempunyai kesan indera atas zat supranatural, dengan demikian ide ketuhanan
tidak lulus dalam uji empiris.
Dengan
demikian, bahwa untuk membuktikan sebuah kebenaran akan pengetahuan itu
memerlukan penelitian dilapangan, observasi, percobaan yang mana dengan
cara-cara seperti itulah merupakan titik tolak dari pengetahuan manusia., dia
mengungkapkan bahwa Tuhan yang menurut orang rasionalisme memang sudah ada
dalam alam bawaan sebenarnya tidak nyata. Menurut Hume, pengetahuan akan Tuhan
merupakan sebuah hal yang tidak dapat dibuktikan karena tidak adanya kesan
pengalaman yang kita rasakan akan Tuhan.
BAB III
PENUTUP
1.Kesimpulan
Dari uraian singkat diatas dapat kita
simpulkan bahwa Empirisme
adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua pengetahuan
berasal dari pengalaman manusia dan mengecilkan peranan akal. Pengalaman sendiri dapat
ditangkap dengan indera yaitu mata, lidah, telinga, kulit dan hidung. Dengan
kata lain, kebenaran adalah sesuatu yang sesuai dengan pengalaman manusia.
Hume menolak teori rasionalisme yang mengatakn bahwa sumber
pengetahuan adalah melalui rasio atau akal. Menurut Hume, pengetahuan itu
bersumber dari pengalaman yang diterima oleh kesan indrawi.Dengan demikian,untuk
membuktikan suatu kebenaran akan pengetahuan itu, memerlukan observasi.
Selain itu mengenai Eksitensi tuhan
Hume menyatakan bahwa pengetahuan akan tuhan suatu hal yang tidak dapat dibuktikan karena tidak adanya
kesan penglaman yang kita rasakan akan tuhan menurutnya sangatlah tidak berarti,karena kita tidak
mempunyai kesan indra mengenai Tuhan, jika tidak ada kesan dalam pengalaman,
gagasan itu tidaklah bermakna, tak berarti
[1] Sarlito
W.Sarwono,Pengantar Psikologi Umum,(Jakarta:Rajawali Pers,2010)h.167
[2] Sarlito
W.Sarwono,Pengantar Psikologi Umum,(Jakarta:Rajawali Pers,2010)h.167-168
[5] Sarlito
W.Sarwono,Pengantar Psikologi Umum,(Jakarta:Rajawali Pers,2010)h.167
[6] Syahid
Al-islam Ayatullah Al-‘Uzhma,Falsafatuna,(Bandung:Mizan,1993)h.40
[7] Louis O
Kattsoff,Pengantar Filsafat,(Yogyakarta:Tiara Wacana Yogya,2004)h.106
[8] ,Syahid
Al-islam Ayatullah Al-‘Uzhma, Falsafatuna,(Bandung:Mizan,1993)h.30
[9] Syahid
Al-islam Ayatullah Al-‘Uzhma,Falsafatuna,(Bandung:Mizan,1993)h.33
[10] Syahid
Al-islam Ayatullah Al-‘Uzhma,Falsafatuna,(Bandung:Mizan,1993)h.34
[11] Syahid
Al-islam Ayatullah Al-‘Uzhma,,Falsafatuna,(Bandung:Mizan,1993)h.34
[12] Syahid
Al-islam Ayatullah Al-‘Uzhma,Falsafatuna,(Bandung:Mizan,1993)h.236
Tidak ada komentar:
Posting Komentar