Selasa, 25 Agustus 2015

Makalah "Prinsip pengembangan Kurikulum"



                                          PRINSIP—PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM                   
 Nama          :    Riza Alfarid                                     Nim              :   12410059
 Kelas           :    C
Mata kuliah  :    Pengembangan      
                           Kurikulum
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012/2013
                                       

1.Pendahuluan

         Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.[1]
Pengembangan kurikulum adalah yakni kegiatan yang mengacu utuk menghasilkan kurikulum baru,Dalam kegiatan tersebut meliputi,penyusunan-penyusunan ,pelaksanaan,penilaian,dan penyempurnaan.dengan melalui tahab-tahab tersebut,akan dihasilkan kurikulum.Dengan terbentuknya kurikulum baru tersebut,maka tugas pengembangan telah selesai ,selanjutnya tugas berikutnya adalah pada kegiatan pembinaan kurikulum.Pengembangan kurikulum adalah suatu prosese yang tidak ada akhirnya.[2]
 Dalam pengembangan kurikulum banyak unsur-unsur yang harus diperhatikan mulai dari landasan-landasan,dasar-dasar,prinsip dan lain sebagainya.Dalam makalah ini akn membahas mengenai Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, Dari penjelasan diatas maka dirumuskan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yakni:
1)      Apa pengertian dari prinsip pengembangan kurikulum?
2)      Apa saja macammacam sumber prinsip pengembangan kurikulum ?
3)      Apa saja tipe – tipe dari prinsip pengembangan kurikulum?
4)      Apa saja macam – macam prinsip pengembangan kurikulum?
Untuk rumusan masalah di atas, tentunya penulisan makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut, yaitu:
1)        Untuk Mengetahui pengertian dari prinsip pengembangan kurikulum
2)        Untuk mengetahui macam – macam sumber prinsip pengembangan kurikulum
3)        Untuk Mengetahui tipe – tipe prinsip pengembangan kurikulum
4)        Untuk mengetahui macam – macam prinsip pengembangan kurikulum
Pengertian Prinsip Pengembangan Kurikulum
            Prinsip menunjukkan sesuatu hal yang sangat penting mendasar harus diperhatikan memiliki sifat mengatur dan mengarahkan. Dalam pengembangkan kurikulum ada beberapa prinsip dasar yang harus kita perhatikan. agar kurikulum yang kita jalankan benar-benar sesuai dengan apa yang diharapkan.
            Secara gramatikal prinsip berarti asas, dasar, keyakinan, dan pendirian. Dari pengertian di atas kata prinsip itu menunjukan pada suatu hal yang sangat penting, mendasar, harus diperhatikan, memiliki sifat mengatur dan mengarahkan, serta sesuatu yang biasanya selalu ada atau terjadi pada situasi dan kondisi yang serupa. Prinsip memiliki fungsi yang sangat penting dalam kaitannya dengan keberadaanya sesuatu. Dengan mengenali prinsip dan memperhatikan prinsip, maka akan bisa menjadikan sesuatu itu lebih efektif dan efisien. Prinsip juga mencerminkan tentang hakikat yang dikandung oleh sesuatu, mungkin produk atau proses, dan bersifat memberikan rambu-rambu aturan main yang harus diikiti untuk mencapai tujuan secara benar.
            Pengertian dan fungsi prinsip di atas bisa dijadikan dasar untuk menjelaskan arti dan fungsi dari prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. Prinsip pengembangan kurikulum menunjuk pada pengertian tentang berbagai hal yang harus dijadikan patokan dalam menentukan berbagai hal yang terkait dengan pengembangan kurikulum, terutama dalam fase perencanaan kurikulum (curriculum planning), yang pada dasarnya prinsip-prinsip tersebut merupakan ciri dari hakikat kurikulum itu sendiri. Esensi dari pengembangan kurikulum adalah proses identifikasi, analisis, sintesis, evaluasi, pengambilan keputusan dan kreasi elemen-elemen kurikulum. Agar dalam proses pengembangan kurikulum itu bisa berjalan secara efektif dan efisien, maka dalam bekerjanya para pengembang kurikulum harus memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. Dengan merujuk pada prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, para pengembang kurikulum akan bisa bekerja secara mantap, terarah, dan dengan hasil yang bisa dipertanggung jawabakan.
Macam – Macam Sumber Prinsip Pengembangan Kurikulum
            Menurut Oliva 1992:28 dalam (Komaruddin dan Kurniawan 2011:65) mengemukakan setidaknya ada empat sumber prinsip pengembangan kurikulum, yaitu:
    a)      Data Empiris (Empirical data)
    b)      Data Eksperimen ( Exsperimen data)
    c)      Cerita/Legenda yang hidup di masyarakat (folklore of curriculum)
    d)     Akal Sehat (Common Sense)
            Data empiris merujuk pada pengalaman yang terdokumentasi  dan terbukti efektif, Data eksperimen menunjuk pada temuan-temuan hasil penelitian. Data hasil temuan penelitian merupakan data yang dipandang valid dan reliable, sehingga tingkat kebenaran lebih meyakinkan untuk dijadikan prinsip dalam pengembangan kurikulum. Namun demikian  fakta kehidupan, data hasil penelitian (hard data) itu sifatnya sangat terbatas.
            Disamping itu banyak data-data lainya yang diperoleh bukan dari hasil penelitian yang digunakan juga terbukti efektif untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan yang kompleks diantaranya yaitu adat kebiasaan yang hidup di masyarakat (folklore of curricuculum) dan hasil pertimbangan dan penilaian akal pikiran (common sense). Bahkan data yang diperoleh dari penelitian sendiri digunakan setelah melalui proses pertimbangan dan penilaian akal sehat terlebih dahulu.
Tipe – Tipe Prinsip Pengembangan Kurikulum
Tipe-tipe prinsip pengembangan kurikulum yaitu tingkat validitas dan reabilitas prinsip yang digunakan. Hal ini kaitannya dengan sumber-sumber dari pengembangan kurikulum itu sendiri.  Ada fakta, konsep, dan prinsip yang tingkat kepercayaannya tidak diragukan lagi karena sudah terbukti melalui riset yang berulang-ulang, ada juga data yang sudah terbukti tetapi masih terbatas dalam kasus-kasus tertentu belum bisa digeneralisasikan, dan terdapat pula data yang belum dibuktikan oleh riset tapi sudah terbukti dalam kehidupan dan menurut pertimbangan akal sehat dipandang logis, baik, dan berguna.
Merujuk hal diatas, maka prinsip-prinsip pengembangan kurikulum itu bisa diklasifikasikan menjadi tiga tipe prinsip yaitu antara lain:
a)   Anggapan Kebenaran utuh atau menyeluruh (Whole Truth)
Adalah fakta, konsep, dan prinsip yang diperoleh serta telah diuji dalam penelitian yang ketat dan berulang, sehingga bisa dibuat generalisasi dan bisa diberlakukan di tempat yang berbeda. Tipe ini tidak akan mendapat tentangan atau kritik karena sudah diyakini oleh orang orang yang terlibat dalam pengembangan kurikulum.
b)   Anggapan Kebenran Parsial (Partial Truth)
Adalah suatu fakta, konsep, dan prinsip yang sudah terbukti efektif dalam banyak kasus tapi sifatnya masih belum  bisa digeneralisasikan. Karena dianggap baik dan bermanfaat tipe prinsip ini bisa digunakan, namun dalam penggunaannya biasanya masih mengundang pro dan kontra.
c)    Anggapan Kebenaran yang masih memerlukan Pembuktian ( Hypothesis)
Adalah : Asumsi kerja atau prinsip yang sifatnya tentatif. Prinsip ini muncul dari hasil deliberasi, judgement, dan pemikiran akal sehat.
            Pada dasarnya kesemua jenis tipe prinsip itu bisa digunakan. Tipe prinsip mana yang mendapatkan penekanan dalam penggunaannya, ini sangat tergantung pada perspektif dari para pengembangan kurikulum tentang kurikulum, itu sendiri. Dalam praktik pengembangan kurikulum biasanya kesemua tipe prinsip diatas digunakan. Namun hanya ada perbedaan pada istilah saja. Oliva 1992:30 dalam (Komaruddin dan Kurniawan 2011:66) memakai istilah axioms untuk menggambarkan berbagai karakteristik tersebut.
Prinsip – Prinsip Pengembangan Kurikulum
            Dalam pengembangan kurikulum ,terdapat banyak prinsip dasar yang dapat digunakanagar kurikulum yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan yang diinginkan dan yang diharapkan semua pihak.Prinsip-prinsip ini biasanya dibedakan dalam dua kategori yaitu prinsip umum dan prinsip khusus.  Prinsip umum biasanya digunakan hampir dalam setiap pengembangan kurikulum dimanapun.
       Prinsip khusus artinya prinsip yang hanya berlaku ditempat tertentu dan situasi tertentu. Prinsip khusus ini juga merujuk  pada prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan komponen-komponen kurikulum secara tersendiri, misalnya prinsip yang digunakan untuk mengembangkan komponen tujuan, prinsip  untuk mengembangkan komponen isi kurikulum dan prinsip prinsip yang mengembangkan komponen-komponen kurikulum lainnya.

       1)      Prinsip Umum
Sukmadinata (2012: 150-151) menjelaskan bahwa terdapat lima prinsip umum pengembangan kurikulum, yaitu : prinsip relevansi, fleksibelitas, kontinuitas, praktis atau efisiensi dan efektivitas.
a.    Prinsip Relevansi
      Yang dimaksud dengan relevansi pendidikan disini adalah adanya kesesuaian antara hasil pendidikan dengan tuntutan kehidupan yang ada di masyarakat.Atau dengan kata lain ,bahwa pendidikan itu dianggap relevan jika hasil pendidikan mempunyai nilai fungsional bagi kehidupa [3]. Kurikulum itu harus sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, baik tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang ada pada masa kini maupun kebutuhan yang di prediksi pada masa yang akan datang.
Prinsip relevansi ada dua jenis yaitu relevansi eksternal dan relevansi internal.Relevansi keluar maksudnya tujuan,isi,dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya sesuai dengan tuntutan,kebutuhan dan perkembangan masyarakat.Kurikulum itu harus bisa menyiapkan program belajar bagi anak untuk menyiapkan anak agar bisa memenuhi harapan dan situasi kebutuhan dan kondisi kehidupan masyarakat tidak hanya sekarang tapi juga yang akan datang.
   Sedangkan relevansi eksternal (eksternal relevance) yaitu kesesuaian konsisitensi antara komponen-komponen kurikulum antara, tujuan, isi, metode, dan evaluasi. Ketidak sesuaian antar komponen-komponen ini akan menyebabkan kurikulum tidak akan bisa mencapai tujuannya secara optimal.Pengembangan kurikulum harus bisa paham betul tentang tujuan kurikulum, isi kurikulum, metode pembelajaran, dan sistem evaluasi.Selain itu prinsip pengembangan kurikulum juga dapat dikelompokkan meliputi :
1.       Relevansi pendidikan dengan kurikulum anak didik ,Artinya,bahwa dalam pengembangan kurikulum ,termasuk dalam menetukan bahan pengajaran hendaknya disesuaikan dengan kehidupan nyata anak didik.
2.       Relevansi pendidikan dengan kehidupan sekarang dan akan datang.Materi yang diajarkan hendaknya memberikan manfaat unuk persiapan masa depan anak didik ,sehingga kurikulum bersifat antisipasi dan memiliki nilai prediksi ke depan.
3.       Relevansi pendidikan dengan dunia kerja .Maksudnya ,kurikulum dan roses pendidikan sedapat mungkin dapat diorientasikan ke dunia kerja menurut jenis pendidikan,sehingga pengetahuan teoritik dari bangku sekolah dapat diaplikasikan dengan baik dalam dunia kerja.
4.       Relevansi pendidikan denagn ilmu pengetahuan.[4]

b.    Prinsip Fleksibilitas
            Prinsip fleksibilitas artinya bahwa kurikulum itu harus lentur, tidak kaku, terutama dalam hal pelaksanaannya
Kurikulum mempersipkan anak untuk kehidupan sekarang dan yang akan datang,disini dan di tempat lain,bagi anak yang yang memiliki latar belakang dan kemampuan berbeda .suatu kurikulum yang baik adalah kurikulum yang berisi hal-hal yang solid,tetapi dalam pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasrkan kondisi daerah,waktu maupun kemampuan,dan latar belakang anak.[5] Kurikulum  yang fleksibel dapat disesuaikan, diubah, dilengkapi atau dikurangi berdasarkan tuntutan, keadaan, kemampuan setempat dan  sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu, tempat dimana kurikulum di terapkan. Prinsip ini dapat dibagi menjadi dua macam,yaitu :
1.       Fleksibelitas di dalam memilih program pendidikan.Maksudnya bentuk pengadaan program-program pilihan yang dapat berbentuk jurusan ,program spesialisasi,maupun program-program ketrampilan yang dapat dipilih merid atas dasar kemampuan dan minatnya.
2.       Fleksibelitas dalam pengembangan program pengajaran.maksudnya ,dalam bentuk memberikan kesempatan kepada para pendidik dalam hal mengembangkan sendiri progran-program pengajaran dengan berpatokan pada tujuan dan bahan pengajaran di dalam kurikulum yang masih bersifat umum.[6]

c.    Prinsip Kontinuitas
            Prinsip kontinuitas artinya kurikulum itu dikembangkan secara berkesinambungan. Tidak terputus-putus atau terhenti-henti,Kesinambungan ini meliputi sinambung antar kelas, maupun sinambung antar jenjang pendidikan.oleh karena itu ,pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum juga hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat kelas dengan kelas lainnya,juga antara jenjang, yang lebih rendah harus menjadi dasar dan dilanjutkan pada kelas dan jenjang yang ada di atasnya.
           Pengembangan kurikulum harus dilakukan serempak bersama-sama,perlu selalu ada komnikasi dan kerja sama antara parapengembang kurikulum sekolah dasar dengan SMP,SMA,dan Penguruan tinggi. Dengan demikian akan terhindar dari tidak terpenuhinya kemampuan prasyarat awal siswa untruk mengikuti pendidikan pada kelas atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi.Jjuga terhindar dari adanya pengulangan-pengulangan program dan aktivitas belajar yang tidak perlu  yang bisa menimbulkan pemborosan waktu, tenaga, dan dana. Prinsip ini dapat dikelompokkan menjadi dua,yaitu
1.       Kesinambungan antara berbagai tingkat sekolah,yaitu :
-          Bahan pelajaran yang diperlukan untuk belajar lebih lanjut pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi hendaknya sudah diajarkan pada tingkat pendidikan sebelumnya atau dibawahnya.
-          Bahan pelajaran yang telah diajarkan pada tingkat pendidikan yang lebih rendah tidak harus diajarkan lagi pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi,sehingga terhindar dari tumpang tindih dalam pengaturan bahan dalam proses belajar mengajar.
2.       Kesinambunag antara berbagai bidang studi.
Kesinambungan ini menunjukkan bahwa dalam pengembangan kurikulum harus memperhatikan hubungan antara bidang studi yang satu dengan yang lainnya.

d.    Prinsip Praktis
            Prinsip keempat adalah praktis ,mudah dilaksanakan,menggunakan alat-alat sederhana dan biayanya juga murah.Prinsip ini juga disebut prinsip efisiensi.Betapapun bagus dan idealnya suatu kurikulum kalau menuntut keahlian-keahlian dan peralatan yang sangat khusus dan mahal pula biayanya,maka kurikulum tersebut tidak praktis dan sukar dilaksanakan .Kurikulum dan pendidikan selalu dilaksanaka dalam keterbatasan –keterbatasan,baik keterbatasan waktu,biaya,alat,maupun personalia.Kurikulum bukan hanya harus ideal tapi juga praktis.[7]
Meskipun harus memenuhi prinsip murah tetapi tidak diterjemahkan sesuatu yang murahan, akan tetapi merujuk pada pengertian bahwa kurikulum itu harus dikembangkan secara efisien, tidak boros, sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan prinsip praktis dan mudah diterapkan di lapangan. Kurikulum harus bisa diterapkan dalam praktek pendidikan sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu. Oleh karena itu dalam proses pengembangan kurikulum, para pengembang kurikulum harus memahami terlebih dahulu situasi dan kondisi tempat dimana kurikulum ituditerapkan.   
e.    Prinsip Efektivitas
            Yang dimaaksud prinsip efektivitas adalah sejauh mana perencanaan kurikulum dapat sesuai dengan keinginan yang ditentukan .Dalam proses pendidikan ,efektivitas  dapat dilihat dari dua sisi,yaitu
1.       Efektifitas mengajar pendidikan berkaitan dengan sejauh mana kegiatan belajar mengajar yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik.
2.       Efektivtas belajar anak didik berkaitan dengan sejauhmana tujuan-tujuan pelajaran yang diinginkan telah dapat dicapai melalui kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan.[8]
Walaupun krikulum terseebut harus murah,sederhana tetapi keberhasilannya tetap harus diperhatikan..Keberhasilan pelaksanaan kurikulum ini baik secara kualitas maupun kuantitas.Keberhasilan kurikulum akan mempengaruhi keberhasilan pendidikan.
 
       2)      Prinsip Khusus
       Prinsip khusus ini merujuk pada prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan komponen-komponen kurikulum secara khusus (tujuan, isi, metode dan evaluasi) satu wilayah dengan wilayah lainnya, satu jenis jenjang pendidikan dengan jenis dan jenjang pendidikan lainnya memiliki karakteristik yang berbeda dalam beberapa aspek, yang mana antara satu komponen dan komponen lainnya memiliki prinsip yang tidak sama.  Perbedaan ini tentu bisa mengakibatkan adanya penggunaan prinsip-prinsip yang khas sesuai dengan situasi dan kondisi setempat dan karakteristik jenis dan jenjang pendidikan tersebut. Prinsip khusus berkenaan dengan prinsip yang hanya berlaku ditempat tertentu dan situasi tertentu.
 Ada beberapa prinsip yang lebih khusus dalam pengembangan kurikulum .Prinsip-prinsip ini berkenaan dengan penyusunan tujuan,isi,pengalaman belajar,dan penilaian.[9]
a. Prinsip Yang Berkenaan Dengan Tujuan Pendidikan
Tujuan menjadi pusat kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan.Perumusan komponen-komponen kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan pendidikan.Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek (khusus). Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada:
1.       Ketentuan dan kebijakan pemerintah, yang dapat ditemukan dalam dokumen-dokumen lembaga negara mengenai tujuan, dan stategi pembangunan termasuk di dalamnya pendidikan.
2.       Survai mengenai persepsi orang tua/ masyarakat tentang kebutuhan mereka yang dikirimkan melalui angket atau wawancara dengan mereka.
3.        Survai tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu, dihimpun melalui angket, wawancara, observasi, dan dari berbagai media massa.
4.       Survai tentang manpower (sumber daya manusia/ tenaga kerja).
5.       Pengalaman Negara-negara lain dalam masalah yang sama.
6.       Penelitian
b. Prinsip Yang Berkenaan Dengan Pemilihan Isi Pendidikan
Memilih isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang telah ditentukan para perencana kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal.
1.       Perlu penjabaran tujuan pendidikan/pengajaran ke dalam perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana. Makin umum suatu perbuatan hasil belajar dirumuskan semakin sulit menciptakan pengalaman belajar.
2.       Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
3.       Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis. Ketiga ranah belajar, yaitu kognitif, sikap, dan keterampilan, diberikan secara simultan dalm urutan situasi belajar
c. Prinsip Berkenaan Dengan Pemilihan Proses Belajar Mengajar
     Pemilihan proses belajar mengajar yang digunakan hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.       Apakah metode/teknik belajar mengajar yang digunakan cocok untuk mengajarkan bahan pelajaran?
2.       Apakah metode/teknik tersebut memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa?
3.       Apakah metode/teknik tersebut dapat memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat?
4.       Apakah metode/teknik tersebut dapat menciptakan kegiatan untuk mencapai tujuan kognitif, afektif, dan psikomotor?
5.       Apakah metode/teknik  tersebut lebih mengaktifkan siswa, atau mengaktifkan guru atau kedua-duanya?
6.       Apakah metode/teknik tersebut mendorong berkembangnya kemampuan baru?
7.       Apakah metode/teknik tersebut menimbulkan jalinan kegiatan belajar di sekolah dan di rumah, juga mendorong penggunaan sumber belajar yang ada di rumah dan masyarakat?
8.      Untuk belajar keterampilan sangat dibutuhkan kegiatan belajar yang menekankan “learning by doing” disamping “learning by seeing and knowing”.
d. Prinsip Berkenaan Dengan Pemilihan Media Atau Alat Pengajaran
Proses belajar mengajar yang baik perlu didukung oleh penggunaan media dan alat-alat bantu pengajaran yang tepat.Beberapa prinsip yang dapat dijadikan pegangan untuk memilih dan mengunakan media dan alat bantu pembelajaran.
1.       Alat/media apa yang diperlukan? Apakah semuanya sudah tersedia? Bila alat tersebut tidak ada, apakah ada penggantinya?
2.       Kalau ada yang harus dibuat, hendaknya memperhatikan bagaimana membuatnya, siapa yang membuat, pembiayaannya, serta waktu pembuatannya?
3.       Bagaimana pengorganisasian alat dan bahan pelajaran, apakah dalam bentuk modul, paket belajar, dan lain-lain?
4.       Bagaimana pengintegrasiannya dalam keseluruhan kegiatan belajar?
5.       Hasil yang terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multi media.
e. Prinsip Yang Berkenaan Dengan Penilaian
Penilain merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran.Ada tiga fase yang harus diperhatikan dalam penilaian yaitu merencanakan alat penilaian, menyusun alat penilaian, dan pengelolaan hasil penilaian.
Dalam penyusunan alat penilaian (test) hendaknya mengikuti langkah-langkah berikut:
1.       Merumuskan tujuan-tujuan pendidikan yang umum, dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
2.       Menguraikan ke dalam bentuk tingkah laku murid yang dapat diamati.
3.       Hubungkan dengan bahan pelajaran.
4.       Tuliskan bitir-butir tes.
Dalam merencanakan suatu penilaian hendaknya diperhatikan beberapa hal;
1.       Bagaimanakah karakteristik kelas, usia, tingkat kemampuan kelompok yang akan di tes?
2.       Berapa lama waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan tes?
3.       Apakah tes tersebut berbentuk uraian atau pilihan?
4.       Berapa banyak butir tes yang perlu disusun?
5.       Apakah tes tersebut diadministrasikan oleh guru atau murid?

Dalam pengelolaan suatu hasil penilaian hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.       Norma penilaian apa yang akan digunakan dalam pengelolaan hasil tes.
2.       Apakah digunakan formula guessing?
3.       Bagaimana pengubahan skor ke dalam skor masak?
4.       Skor standard apa yang akan digunakan?
5.       Untuk apakah hasil tes digunakan?
Prinsi-Prinsip Pengembangan KBK
Sesuai dengan kondisi negara, kebutuhan masyarakat dan berbagai perkembangan serta perubahan yang berlangsung dewasa ini, maka dalam pengembangan kurikulum berbasis kompetensi perlu memperhatikan prinsip-prinsip:[10]
1.      Keimanan, Nilai dan Budi Pekerti Luhur
Keimanan, nilai dan budi pekerti luhur yang dianut dan dijunjung tinggi oleh masyarakat sangat berpengaruh terhadap sikap dan arti kehidupannya. Oleh karena itu, hal tersebut perlu digauli,dipahami dan diamalkan oleh peserta didik melalui pengembangan KBK. 
2.      Penguatan Integritas sosial
Pengembangan KBK harus memperhatikan penguatan integritas nasional, melalui pendidikan yang memberikan pemahaman tentang masyarakat Indonesia yang majmuk dan kemajuan peradaban dalam tatanan kehidupan dunia yang multi kultural dan multi bahasa. 
3.      Keseimbangan etika, logika, estetika dan kinestika
Pengembangan KBK perlu memperhatikan keseimbangan pengalaman belajar peserta didik antara etika, logika, estetika dan kinestika.
4.      Kesamaan memperoleh kesempatan
Seluruh peserta didik dari berbagai kelompok seperti kelompok yang kurang beruntung secara ekonomi dan sosial, yang memerlukan bantuan khusus, berbakat dan unggul berhak mendapat pendidikan yang tepat sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya.
5.      Abad pengetahuan dan teknologi informasi
Kurikulum  perlu mengembangkan kemampuan berfikir dan belajar dengan mengakses, memilih dan menilai pengetahuan untuk mengatasi situasi yang cepat berubah dan penuh
ketidakpastian merupakan kompetensi penting dalam menghadapi abad ilmu pengetahuan dan teknologi informasi.  
6.      Pengembangan ketrampilan untuk hidup
Pengembangan KBK perlu memasukkan unsur ketrampilan, sikap dan perilaku adaptif, kooperatif, kolaboratif dan kompetesi dalam menghadapi tantangan dan tuntutan kehidupan sehari-hari secara efektif. Kurikulum perlu mengintegrasikan unsur-unsur penting dalam menunjang kemampuan untuk bertahan hidup.
7.      Belajar sepanjang hayat
Pendidikan berlangsung sepanjang hayat manusia untuk mengembangkan menambah kesadaran dan selalu belajar memahami dunia yang selalu berubah dalam berbagai bidang. Oleh karena itu ,pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi perlu memperhatikan kemampuan belajar sepanjang hayat yang dapat dilakukan melalui pendidikan formal dan non formal, serta pendidikan alternatif yang diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat.
8.      Berpusat pada anak  dengan penilaian yang Berkelanjutan dan Komperhensif
Pengembangan KBK harus berupaya mendirikan peserta didik untuk belajar, bekerja sama dan menilai dirinya sendiri agar membangun pemahaman dan pengetahuan. Penilaian berkelanjutan dan komprehensif menjadi sangat penting dalam rangka pencapaian
upaya tersebut. 
9.      Pendekatan menyeluruh dan kemitraan  
Pengembangan KBK harus mempertimbangkan semua pengalaman belajar dirancang secara berkesinambungan mulai dari tingkat dasar sampai tingkat tinggi. Pendekatan yang digunakan dalam mengorganisasikan pengalaman belajar berfokus pada kebutuhan siswa
yang bervariasi dan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu .Keberhasilan pencapaian pengalaman belajar menuntut kemitraan dantanggung jawab bersama dari siswa, guru, sekolah, orang tua,perguruan tinggi, dunia usaha dan industri serta masyarakat.

  


3. Penutup
            Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan beberapa hal antara lain, Prinsip adalah sesuatu yang sifatnya sangat penting dan mendasar terlahir dari dan menjadi suatu kepercayaan. prinsip-prinsip pengembangan kurikulum menunjuk pada pengertian tentang berbagai hal yang harus dijadikan patokan dalam menentukan berbagai hal yang terkait dengan pengembangan kurikulum, terutama dalam faseperencanaan kurikulum (curriculum planning), yang pada dasarnnya prinsip-prinsip tersebut merupakan ciri dari hakikat lurikulum itu sendiri.
            Setidaknya ada empat sumber prinsip pengembangan kurikulum, yaitu : data empiris (empirical data), data eksperimen (experiment data), cerita /legenda yang hidup di masyarakat (folklore of curriculum), dan akal sehat (common sense). Data empiris dan data eksperimen merupakan data yang dianggap paling terpecaya dibanding legenda dan pertimbangan akal sehat. Sesuai dengan sumber datanya, maka prinsip-prinsip pengembangan kurikulum itu bisa diklasifikasikan menjadi tiga tipe prinsip yaitu anggapan kebenaran utuh atau menyeluruh (whole truth), anggapan kebenaran parsial (partial truth), dan anggapan kebenaran yang masih memerlukan pembuktian (hypothesis).
             Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum bisa dibedakan  dua kategori yaitu prinsip umum dan prinsip khusus. Prinsip umum biasanya digunakan hampir dalam setiap pengembangan kurikulum dimanapun. Prinsip umum pengembangan kurikulum meliputi prinsip relevansi, fleksibel, kontinyuitas, praktis, atau efisien dan efektifitas.
            Prinsip khusus artinya prinsip yang hanya berlaku di tempat tertentu dan situasi tertentu. Prinsip khusus ini juga merujuk  pada prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan komponen-komponen kurikulum secara tersendiri, misalnya prinsip yang digunakan untuk mengembangkan komponen tujuan, prinsip untuk mengembangkan komponen isi kurikulum, prinsip-prinsip untuk mengembangkan media dan alat, serta prinsip untuk menentukan penilaian. Dimana prinsip pengembangan satu komponen dengan komponen lainnya akan berbeda.
            Topik ini memberikan kita sebagai guru sekaligus orang yang berpotensi sebagai pengembang kurikulum sebuah pemahaman tentang apa saja prinsip prinsip yang harus diperhatikan dalam rangka mengembangkan kurikulum, hal ini sangat berguna guna menciptakan suatu kurikulum yang baik dan efisien yang akan menyempurnakan kegiatan belajar mengajar baik itu di institusi Formal maupun non formal.



[1] Dr.Rusman,M.Pd,Menejemen Kurikulum,(Jakarta:Rajawali Press,2009)hal.3

[2] Anin Nurhayati,M.Pd.i,Kurikulum Inovasi,(Yogyakarta:Teras,2010)hal.10
[3] Anin Nurhayati,M.Pd.i,Kurikulum Inovasi,(Yogyakarta:Teras,2010)hal.19

[4] Anin Nurhayati,M.Pd.i,Kurikulum Inovasi,(Yogyakarta:Teras,2010)hal.19

[5] Prof.Dr.Nana Syaodih Sukmadinata,Pengembangan Kurikulum,(Bandung:Remaja Rosdakarya,2012)hal.151
[6] Anin Nurhayati,M.Pd.i,Kurikulum Inovasi,(Yogyakarta:Teras,2010)hal.22
[7] Prof.Dr.Nana Syaodih Sukmadinata,Pengembangan Kurikulum,(Bandung:Remaja Rosdakarya,2012)hal.151
[8] Anin Nurhayati,M.Pd.i,Kurikulum Inovasi,(Yogyakarta:Teras,2010)hal.19
[9] Prof.Dr.Nana Syaodih Sukmadinata,Pengembangan Kurikulum,(Bandung:Remaja Rosdakarya,2012)hal.152
[10] Dr.Hj.Binti Maunah,M.Pd.i,Pengembangan Kurukulum Berbasis Kompetensi,(Yogyakarta:Sukses Offset,2009)hal.53

2 komentar: