PRINSIP—PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
Nama : Riza Alfarid Nim :
12410059
Kelas : C
Mata kuliah
: Pengembangan
Kurikulum
|
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012/2013
|
1.Pendahuluan
Kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan yang mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.[1]
Pengembangan kurikulum adalah yakni kegiatan yang mengacu utuk menghasilkan
kurikulum baru,Dalam kegiatan tersebut meliputi,penyusunan-penyusunan
,pelaksanaan,penilaian,dan penyempurnaan.dengan melalui tahab-tahab
tersebut,akan dihasilkan kurikulum.Dengan terbentuknya kurikulum baru tersebut,maka
tugas pengembangan telah selesai ,selanjutnya tugas berikutnya adalah pada
kegiatan pembinaan kurikulum.Pengembangan kurikulum adalah suatu prosese yang
tidak ada akhirnya.[2]
Dalam pengembangan kurikulum banyak
unsur-unsur yang harus diperhatikan mulai dari
landasan-landasan,dasar-dasar,prinsip dan lain sebagainya.Dalam makalah ini akn
membahas mengenai Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, Dari penjelasan diatas
maka dirumuskan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yakni:
1) Apa pengertian dari
prinsip pengembangan kurikulum?
2) Apa saja macam – macam sumber prinsip pengembangan kurikulum ?
3) Apa saja tipe – tipe
dari prinsip pengembangan kurikulum?
4) Apa saja macam –
macam prinsip pengembangan kurikulum?
Untuk rumusan masalah di atas, tentunya penulisan makalah ini memiliki
tujuan sebagai berikut, yaitu:
1)
Untuk Mengetahui pengertian dari prinsip pengembangan kurikulum
2)
Untuk mengetahui macam – macam sumber prinsip pengembangan kurikulum
3)
Untuk Mengetahui tipe – tipe prinsip pengembangan kurikulum
4)
Untuk mengetahui macam – macam prinsip pengembangan kurikulum
Pengertian Prinsip Pengembangan Kurikulum
Prinsip menunjukkan sesuatu hal yang sangat penting mendasar harus diperhatikan
memiliki sifat mengatur dan mengarahkan. Dalam pengembangkan kurikulum ada
beberapa prinsip dasar yang harus kita perhatikan. agar kurikulum yang kita
jalankan benar-benar sesuai dengan apa yang diharapkan.
Secara gramatikal prinsip berarti asas, dasar,
keyakinan, dan pendirian. Dari pengertian di atas kata prinsip itu
menunjukan pada suatu hal yang sangat penting, mendasar, harus diperhatikan,
memiliki sifat mengatur dan mengarahkan, serta sesuatu yang biasanya selalu ada
atau terjadi pada situasi dan kondisi yang serupa. Prinsip memiliki fungsi yang
sangat penting dalam kaitannya dengan keberadaanya sesuatu. Dengan mengenali prinsip dan memperhatikan prinsip, maka akan bisa menjadikan sesuatu
itu lebih efektif dan efisien. Prinsip juga mencerminkan tentang hakikat yang
dikandung oleh sesuatu, mungkin produk atau proses, dan bersifat memberikan
rambu-rambu aturan main yang harus diikiti untuk mencapai tujuan secara benar.
Pengertian dan fungsi prinsip di atas bisa dijadikan
dasar untuk menjelaskan arti dan fungsi dari prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum. Prinsip pengembangan kurikulum menunjuk pada pengertian tentang
berbagai hal yang harus dijadikan patokan dalam menentukan berbagai hal yang
terkait dengan pengembangan kurikulum, terutama dalam fase perencanaan
kurikulum (curriculum planning), yang pada dasarnya prinsip-prinsip tersebut
merupakan ciri dari hakikat kurikulum itu sendiri. Esensi dari pengembangan
kurikulum adalah proses identifikasi, analisis, sintesis, evaluasi, pengambilan
keputusan dan kreasi elemen-elemen kurikulum. Agar dalam proses pengembangan
kurikulum itu bisa berjalan secara efektif dan efisien, maka dalam bekerjanya
para pengembang kurikulum harus memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum. Dengan merujuk pada prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, para
pengembang kurikulum akan bisa bekerja secara mantap, terarah, dan dengan hasil
yang bisa dipertanggung jawabakan.
Macam – Macam Sumber Prinsip
Pengembangan Kurikulum
Menurut Oliva 1992:28 dalam (Komaruddin dan Kurniawan 2011:65) mengemukakan
setidaknya ada empat sumber prinsip pengembangan kurikulum, yaitu:
a) Data Empiris (Empirical data)
b) Data Eksperimen ( Exsperimen data)
c) Cerita/Legenda yang hidup di masyarakat
(folklore of curriculum)
d) Akal Sehat (Common Sense)
Data empiris merujuk pada
pengalaman yang terdokumentasi dan terbukti efektif, Data
eksperimen menunjuk pada temuan-temuan hasil penelitian. Data hasil temuan
penelitian merupakan data yang dipandang valid dan reliable, sehingga tingkat
kebenaran lebih meyakinkan untuk dijadikan prinsip dalam pengembangan
kurikulum. Namun demikian fakta kehidupan, data hasil penelitian
(hard data) itu sifatnya sangat terbatas.
Disamping itu banyak data-data lainya yang diperoleh
bukan dari hasil penelitian yang digunakan juga terbukti efektif untuk
memecahkan masalah-masalah kehidupan yang kompleks diantaranya yaitu adat
kebiasaan yang hidup di masyarakat (folklore of curricuculum) dan hasil
pertimbangan dan penilaian akal pikiran (common sense). Bahkan data yang
diperoleh dari penelitian sendiri digunakan setelah melalui proses pertimbangan
dan penilaian akal sehat terlebih dahulu.
Tipe – Tipe Prinsip Pengembangan Kurikulum
Tipe-tipe
prinsip pengembangan kurikulum yaitu tingkat validitas dan reabilitas prinsip
yang digunakan. Hal ini kaitannya dengan
sumber-sumber dari pengembangan kurikulum itu sendiri. Ada fakta,
konsep, dan prinsip yang tingkat kepercayaannya tidak diragukan lagi karena
sudah terbukti melalui riset yang berulang-ulang, ada juga data yang sudah
terbukti tetapi masih terbatas dalam kasus-kasus tertentu belum bisa
digeneralisasikan, dan terdapat pula data yang belum dibuktikan oleh riset tapi
sudah terbukti dalam kehidupan dan menurut pertimbangan akal sehat dipandang
logis, baik, dan berguna.
Merujuk hal
diatas, maka prinsip-prinsip pengembangan kurikulum itu bisa diklasifikasikan
menjadi tiga tipe prinsip yaitu antara lain:
a) Anggapan
Kebenaran utuh atau menyeluruh (Whole Truth)
Adalah fakta, konsep, dan prinsip yang diperoleh serta telah diuji
dalam penelitian yang ketat dan berulang, sehingga bisa dibuat generalisasi dan
bisa diberlakukan di tempat yang berbeda. Tipe ini tidak akan mendapat
tentangan atau kritik karena sudah diyakini oleh orang orang yang terlibat
dalam pengembangan kurikulum.
b) Anggapan
Kebenran Parsial (Partial Truth)
Adalah suatu fakta, konsep, dan prinsip yang sudah terbukti efektif dalam
banyak kasus tapi sifatnya masih belum bisa digeneralisasikan.
Karena dianggap baik dan bermanfaat tipe prinsip ini bisa digunakan, namun
dalam penggunaannya biasanya masih mengundang pro dan kontra.
c) Anggapan
Kebenaran yang masih memerlukan Pembuktian ( Hypothesis)
Adalah : Asumsi kerja atau prinsip yang sifatnya tentatif.
Prinsip ini muncul dari hasil deliberasi, judgement, dan pemikiran akal sehat.
Pada dasarnya kesemua jenis tipe prinsip itu bisa
digunakan. Tipe prinsip mana yang mendapatkan penekanan dalam penggunaannya,
ini sangat tergantung pada perspektif dari para pengembangan kurikulum tentang
kurikulum, itu sendiri. Dalam praktik pengembangan kurikulum biasanya kesemua tipe prinsip diatas
digunakan. Namun hanya ada perbedaan pada istilah saja. Oliva 1992:30 dalam
(Komaruddin dan Kurniawan 2011:66) memakai istilah axioms untuk
menggambarkan berbagai karakteristik tersebut.
Prinsip – Prinsip Pengembangan Kurikulum
Dalam pengembangan kurikulum ,terdapat banyak prinsip dasar yang dapat digunakanagar
kurikulum yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan yang diinginkan dan yang
diharapkan semua pihak.Prinsip-prinsip ini biasanya dibedakan dalam dua
kategori yaitu prinsip umum dan prinsip khusus. Prinsip
umum biasanya digunakan hampir dalam setiap pengembangan kurikulum
dimanapun.
Prinsip khusus artinya prinsip yang hanya berlaku ditempat tertentu dan situasi
tertentu. Prinsip khusus ini juga merujuk pada prinsip-prinsip yang
digunakan dalam pengembangan komponen-komponen kurikulum secara tersendiri,
misalnya prinsip yang digunakan untuk mengembangkan komponen tujuan,
prinsip untuk
mengembangkan komponen isi kurikulum dan prinsip prinsip yang
mengembangkan komponen-komponen kurikulum lainnya.
1)
Prinsip Umum
Sukmadinata (2012: 150-151) menjelaskan bahwa terdapat lima prinsip umum
pengembangan kurikulum, yaitu : prinsip relevansi, fleksibelitas, kontinuitas,
praktis atau efisiensi dan efektivitas.
a.
Prinsip Relevansi
Yang dimaksud dengan relevansi pendidikan
disini adalah adanya kesesuaian antara hasil pendidikan dengan tuntutan
kehidupan yang ada di masyarakat.Atau dengan kata lain ,bahwa pendidikan itu
dianggap relevan jika hasil pendidikan mempunyai nilai fungsional bagi kehidupa
[3]. Kurikulum
itu harus sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, baik tuntutan dan
kebutuhan masyarakat yang ada pada masa kini maupun kebutuhan yang di prediksi
pada masa yang akan datang.
Prinsip relevansi ada dua jenis yaitu relevansi eksternal dan relevansi
internal.Relevansi keluar maksudnya tujuan,isi,dan proses belajar yang
tercakup dalam kurikulum hendaknya sesuai dengan tuntutan,kebutuhan dan
perkembangan masyarakat.Kurikulum itu harus bisa menyiapkan program belajar bagi
anak untuk menyiapkan anak agar bisa memenuhi harapan dan situasi kebutuhan dan
kondisi kehidupan masyarakat tidak hanya sekarang tapi juga yang akan datang.
Sedangkan relevansi eksternal (eksternal
relevance) yaitu kesesuaian konsisitensi antara komponen-komponen kurikulum
antara, tujuan, isi, metode, dan evaluasi. Ketidak sesuaian antar
komponen-komponen ini akan menyebabkan kurikulum tidak akan bisa mencapai
tujuannya secara optimal.Pengembangan kurikulum harus bisa paham betul tentang
tujuan kurikulum, isi kurikulum, metode pembelajaran, dan sistem evaluasi.Selain
itu prinsip pengembangan kurikulum juga dapat dikelompokkan meliputi :
1.
Relevansi pendidikan dengan
kurikulum anak didik ,Artinya,bahwa dalam pengembangan kurikulum ,termasuk
dalam menetukan bahan pengajaran hendaknya disesuaikan dengan kehidupan nyata
anak didik.
2.
Relevansi pendidikan dengan
kehidupan sekarang dan akan datang.Materi yang diajarkan hendaknya memberikan
manfaat unuk persiapan masa depan anak didik ,sehingga kurikulum bersifat
antisipasi dan memiliki nilai prediksi ke depan.
3.
Relevansi pendidikan dengan dunia
kerja .Maksudnya ,kurikulum dan roses pendidikan sedapat mungkin dapat
diorientasikan ke dunia kerja menurut jenis pendidikan,sehingga pengetahuan
teoritik dari bangku sekolah dapat diaplikasikan dengan baik dalam dunia kerja.
4.
Relevansi pendidikan denagn ilmu
pengetahuan.[4]
b. Prinsip
Fleksibilitas
Prinsip fleksibilitas artinya bahwa kurikulum itu
harus lentur, tidak kaku, terutama dalam hal pelaksanaannya
Kurikulum mempersipkan anak untuk kehidupan sekarang dan yang akan
datang,disini dan di tempat lain,bagi anak yang yang memiliki latar belakang
dan kemampuan berbeda .suatu kurikulum yang baik adalah kurikulum yang berisi
hal-hal yang solid,tetapi dalam pelaksanaannya memungkinkan terjadinya
penyesuaian-penyesuaian berdasrkan kondisi daerah,waktu maupun kemampuan,dan
latar belakang anak.[5] Kurikulum yang
fleksibel dapat disesuaikan, diubah, dilengkapi atau dikurangi berdasarkan
tuntutan, keadaan, kemampuan setempat dan sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu,
tempat dimana kurikulum di terapkan. Prinsip ini dapat dibagi menjadi
dua macam,yaitu :
1. Fleksibelitas di dalam memilih program
pendidikan.Maksudnya bentuk pengadaan program-program pilihan yang dapat
berbentuk jurusan ,program spesialisasi,maupun program-program ketrampilan yang
dapat dipilih merid atas dasar kemampuan dan minatnya.
2. Fleksibelitas dalam pengembangan program
pengajaran.maksudnya ,dalam bentuk memberikan kesempatan kepada para pendidik
dalam hal mengembangkan sendiri progran-program pengajaran dengan berpatokan
pada tujuan dan bahan pengajaran di dalam kurikulum yang masih bersifat umum.[6]
c. Prinsip
Kontinuitas
Prinsip kontinuitas artinya kurikulum itu dikembangkan secara berkesinambungan.
Tidak terputus-putus atau terhenti-henti,Kesinambungan ini meliputi
sinambung antar kelas, maupun sinambung antar jenjang pendidikan.oleh karena itu ,pengalaman-pengalaman belajar yang
disediakan kurikulum juga hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat kelas
dengan kelas lainnya,juga antara jenjang, yang lebih rendah harus
menjadi dasar dan dilanjutkan pada kelas dan jenjang yang ada di atasnya.
Pengembangan
kurikulum harus dilakukan serempak bersama-sama,perlu selalu ada komnikasi dan
kerja sama antara parapengembang kurikulum sekolah dasar dengan SMP,SMA,dan
Penguruan tinggi. Dengan demikian akan terhindar dari tidak terpenuhinya kemampuan
prasyarat awal siswa untruk mengikuti pendidikan pada kelas atau jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.Jjuga terhindar dari adanya
pengulangan-pengulangan program dan aktivitas belajar yang tidak perlu yang bisa menimbulkan pemborosan waktu,
tenaga, dan dana. Prinsip ini dapat dikelompokkan menjadi dua,yaitu
1.
Kesinambungan antara berbagai tingkat sekolah,yaitu :
-
Bahan pelajaran yang diperlukan untuk belajar lebih lanjut pada tingkat
pendidikan yang lebih tinggi hendaknya sudah diajarkan pada tingkat pendidikan
sebelumnya atau dibawahnya.
-
Bahan pelajaran yang telah diajarkan pada tingkat pendidikan yang lebih
rendah tidak harus diajarkan lagi pada jenjang pendidikan yang lebih
tinggi,sehingga terhindar dari tumpang tindih dalam pengaturan bahan dalam
proses belajar mengajar.
2.
Kesinambunag antara berbagai bidang studi.
Kesinambungan ini menunjukkan bahwa dalam pengembangan
kurikulum harus memperhatikan hubungan antara bidang studi yang satu dengan
yang lainnya.
d.
Prinsip Praktis
Prinsip
keempat adalah praktis ,mudah dilaksanakan,menggunakan alat-alat sederhana dan
biayanya juga murah.Prinsip ini juga disebut prinsip efisiensi.Betapapun bagus
dan idealnya suatu kurikulum kalau menuntut keahlian-keahlian dan peralatan
yang sangat khusus dan mahal pula biayanya,maka kurikulum tersebut tidak
praktis dan sukar dilaksanakan .Kurikulum dan pendidikan selalu dilaksanaka
dalam keterbatasan –keterbatasan,baik keterbatasan waktu,biaya,alat,maupun
personalia.Kurikulum bukan hanya harus ideal tapi juga praktis.[7]
Meskipun harus memenuhi prinsip murah tetapi tidak diterjemahkan sesuatu
yang murahan, akan tetapi merujuk pada pengertian bahwa kurikulum itu harus
dikembangkan secara efisien, tidak boros, sesuai dengan tingkat kemampuan yang
dimiliki. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan prinsip praktis dan mudah
diterapkan di lapangan. Kurikulum harus bisa diterapkan dalam praktek
pendidikan sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu. Oleh karena itu dalam
proses pengembangan kurikulum, para pengembang kurikulum harus memahami
terlebih dahulu situasi dan kondisi tempat dimana kurikulum ituditerapkan.
e.
Prinsip Efektivitas
Yang
dimaaksud prinsip efektivitas adalah sejauh mana perencanaan kurikulum dapat
sesuai dengan keinginan yang ditentukan .Dalam proses pendidikan
,efektivitas dapat dilihat dari dua
sisi,yaitu
1.
Efektifitas mengajar pendidikan berkaitan dengan sejauh mana kegiatan
belajar mengajar yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik.
2.
Efektivtas belajar anak didik berkaitan dengan sejauhmana tujuan-tujuan pelajaran
yang diinginkan telah dapat dicapai melalui kegiatan belajar mengajar yang
telah dilaksanakan.[8]
Walaupun krikulum terseebut harus murah,sederhana
tetapi keberhasilannya tetap harus diperhatikan..Keberhasilan pelaksanaan
kurikulum ini baik secara kualitas maupun kuantitas.Keberhasilan kurikulum akan
mempengaruhi keberhasilan pendidikan.
2)
Prinsip Khusus
Prinsip khusus ini merujuk
pada prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan komponen-komponen
kurikulum secara khusus (tujuan, isi, metode dan evaluasi) satu wilayah dengan
wilayah lainnya, satu jenis jenjang pendidikan dengan jenis dan jenjang
pendidikan lainnya memiliki karakteristik yang berbeda dalam beberapa aspek,
yang mana antara satu komponen dan komponen lainnya memiliki prinsip yang tidak
sama. Perbedaan ini tentu bisa mengakibatkan adanya penggunaan
prinsip-prinsip yang khas sesuai dengan situasi dan kondisi setempat dan
karakteristik jenis dan jenjang pendidikan tersebut. Prinsip khusus berkenaan
dengan prinsip yang hanya berlaku ditempat tertentu dan situasi tertentu.
Ada beberapa prinsip yang lebih
khusus dalam pengembangan kurikulum .Prinsip-prinsip ini berkenaan dengan
penyusunan tujuan,isi,pengalaman belajar,dan penilaian.[9]
a. Prinsip Yang
Berkenaan Dengan Tujuan Pendidikan
Tujuan menjadi
pusat kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan.Perumusan komponen-komponen
kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan pendidikan.Tujuan pendidikan mencakup
tujuan yang bersifat umum atau jangka panjang, jangka menengah, dan jangka
pendek (khusus). Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada:
1.
Ketentuan dan kebijakan pemerintah, yang dapat ditemukan dalam
dokumen-dokumen lembaga negara mengenai tujuan, dan stategi pembangunan
termasuk di dalamnya pendidikan.
2.
Survai mengenai persepsi orang tua/ masyarakat tentang kebutuhan mereka
yang dikirimkan melalui angket atau wawancara dengan mereka.
3.
Survai tentang pandangan para ahli
dalam bidang-bidang tertentu, dihimpun melalui angket, wawancara, observasi,
dan dari berbagai media massa.
4.
Survai tentang manpower (sumber daya manusia/ tenaga kerja).
5.
Pengalaman Negara-negara lain dalam masalah yang sama.
6.
Penelitian
b. Prinsip Yang
Berkenaan Dengan Pemilihan Isi Pendidikan
Memilih isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan
pendidikan yang telah ditentukan para perencana kurikulum perlu
mempertimbangkan beberapa hal.
1.
Perlu penjabaran tujuan pendidikan/pengajaran ke dalam perbuatan hasil
belajar yang khusus dan sederhana. Makin umum suatu perbuatan hasil belajar
dirumuskan semakin sulit menciptakan pengalaman belajar.
2.
Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
3.
Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis.
Ketiga ranah belajar, yaitu kognitif, sikap, dan keterampilan, diberikan
secara simultan dalm urutan situasi belajar
c. Prinsip
Berkenaan Dengan Pemilihan Proses Belajar Mengajar
Pemilihan proses
belajar mengajar yang digunakan hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1.
Apakah metode/teknik belajar mengajar yang digunakan cocok untuk mengajarkan
bahan pelajaran?
2.
Apakah metode/teknik tersebut memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga
dapat melayani perbedaan individual siswa?
3.
Apakah metode/teknik tersebut dapat memberikan urutan kegiatan yang
bertingkat-tingkat?
4.
Apakah metode/teknik tersebut dapat menciptakan kegiatan untuk mencapai
tujuan kognitif, afektif, dan psikomotor?
5.
Apakah metode/teknik tersebut lebih mengaktifkan siswa, atau
mengaktifkan guru atau kedua-duanya?
6.
Apakah metode/teknik tersebut mendorong berkembangnya kemampuan baru?
7.
Apakah metode/teknik tersebut menimbulkan jalinan kegiatan belajar di
sekolah dan di rumah, juga mendorong penggunaan sumber belajar yang ada di
rumah dan masyarakat?
8.
Untuk belajar keterampilan sangat dibutuhkan kegiatan belajar yang
menekankan “learning by doing” disamping “learning by seeing and knowing”.
d. Prinsip
Berkenaan Dengan Pemilihan Media Atau Alat Pengajaran
Proses belajar
mengajar yang baik perlu didukung oleh penggunaan media dan alat-alat bantu
pengajaran yang tepat.Beberapa prinsip yang dapat dijadikan pegangan untuk
memilih dan mengunakan media dan alat bantu pembelajaran.
1.
Alat/media apa yang diperlukan? Apakah semuanya sudah tersedia? Bila alat
tersebut tidak ada, apakah ada penggantinya?
2.
Kalau ada yang harus dibuat, hendaknya memperhatikan bagaimana membuatnya,
siapa yang membuat, pembiayaannya, serta waktu pembuatannya?
3.
Bagaimana pengorganisasian alat dan bahan pelajaran, apakah dalam bentuk
modul, paket belajar, dan lain-lain?
4.
Bagaimana pengintegrasiannya dalam keseluruhan kegiatan belajar?
5.
Hasil yang terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multi media.
e. Prinsip Yang
Berkenaan Dengan Penilaian
Penilain
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran.Ada tiga fase yang
harus diperhatikan dalam penilaian yaitu merencanakan alat penilaian, menyusun
alat penilaian, dan pengelolaan hasil penilaian.
Dalam
penyusunan alat penilaian (test) hendaknya mengikuti langkah-langkah berikut:
1.
Merumuskan tujuan-tujuan pendidikan yang umum, dalam ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor.
2.
Menguraikan ke dalam bentuk tingkah laku murid yang dapat diamati.
3.
Hubungkan dengan bahan pelajaran.
4.
Tuliskan bitir-butir tes.
Dalam
merencanakan suatu penilaian hendaknya diperhatikan beberapa hal;
1.
Bagaimanakah karakteristik kelas, usia, tingkat kemampuan kelompok yang
akan di tes?
2.
Berapa lama waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan tes?
3.
Apakah tes tersebut berbentuk uraian atau pilihan?
4.
Berapa banyak butir tes yang perlu disusun?
5.
Apakah tes tersebut diadministrasikan oleh guru atau murid?
Dalam pengelolaan
suatu hasil penilaian hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.
Norma penilaian apa yang akan digunakan dalam pengelolaan hasil tes.
2.
Apakah digunakan formula guessing?
3.
Bagaimana pengubahan skor ke dalam skor masak?
4.
Skor standard apa yang akan digunakan?
5.
Untuk apakah hasil tes digunakan?
Prinsi-Prinsip Pengembangan KBK
Sesuai dengan kondisi
negara, kebutuhan masyarakat dan berbagai perkembangan serta perubahan yang
berlangsung dewasa ini, maka dalam pengembangan
kurikulum berbasis kompetensi perlu memperhatikan prinsip-prinsip:[10]
1. Keimanan, Nilai dan Budi Pekerti Luhur
Keimanan, nilai dan
budi pekerti luhur yang dianut dan dijunjung tinggi oleh masyarakat sangat
berpengaruh terhadap sikap dan arti kehidupannya. Oleh karena itu, hal tersebut
perlu digauli,dipahami dan diamalkan oleh peserta didik melalui pengembangan KBK.
2. Penguatan Integritas sosial
Pengembangan KBK
harus memperhatikan penguatan integritas nasional, melalui pendidikan yang
memberikan pemahaman tentang masyarakat Indonesia yang majmuk dan kemajuan
peradaban
dalam tatanan kehidupan dunia yang multi kultural dan
multi bahasa.
3. Keseimbangan etika, logika, estetika dan kinestika
Pengembangan KBK
perlu memperhatikan keseimbangan pengalaman belajar peserta didik antara etika,
logika, estetika dan
kinestika.
4. Kesamaan memperoleh kesempatan
Seluruh peserta didik
dari berbagai kelompok seperti kelompok yang kurang beruntung secara ekonomi
dan sosial, yang memerlukan bantuan khusus, berbakat
dan unggul berhak mendapat pendidikan yang tepat sesuai dengan kemampuan dan
kecepatannya.
5. Abad pengetahuan dan teknologi informasi
Kurikulum perlu mengembangkan kemampuan berfikir dan
belajar dengan mengakses, memilih dan menilai pengetahuan untuk mengatasi situasi
yang cepat berubah dan penuh
ketidakpastian
merupakan kompetensi penting dalam menghadapi abad ilmu pengetahuan dan teknologi
informasi.
6. Pengembangan ketrampilan untuk hidup
Pengembangan KBK
perlu memasukkan unsur ketrampilan, sikap dan perilaku adaptif, kooperatif,
kolaboratif dan kompetesi dalam menghadapi tantangan dan tuntutan kehidupan
sehari-hari secara efektif. Kurikulum perlu mengintegrasikan unsur-unsur
penting dalam menunjang kemampuan untuk bertahan hidup.
7. Belajar sepanjang hayat
Pendidikan
berlangsung sepanjang hayat manusia untuk mengembangkan menambah kesadaran dan
selalu belajar memahami dunia yang selalu berubah dalam berbagai bidang. Oleh
karena itu ,pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi perlu memperhatikan
kemampuan belajar sepanjang hayat yang dapat dilakukan melalui pendidikan
formal dan non
formal, serta pendidikan alternatif yang
diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat.
8. Berpusat pada anak dengan
penilaian yang Berkelanjutan dan Komperhensif
Pengembangan KBK
harus berupaya mendirikan peserta didik untuk belajar, bekerja sama dan menilai
dirinya sendiri agar membangun pemahaman dan pengetahuan. Penilaian
berkelanjutan dan komprehensif menjadi sangat penting dalam rangka pencapaian
upaya tersebut.
9. Pendekatan menyeluruh dan kemitraan
Pengembangan KBK
harus mempertimbangkan semua pengalaman belajar dirancang secara
berkesinambungan mulai dari tingkat dasar sampai tingkat tinggi. Pendekatan yang
digunakan dalam mengorganisasikan pengalaman belajar berfokus pada kebutuhan
siswa
yang bervariasi dan
mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu .Keberhasilan
pencapaian pengalaman belajar menuntut kemitraan dantanggung jawab bersama dari
siswa, guru, sekolah, orang tua,perguruan tinggi, dunia usaha dan industri
serta masyarakat.
3. Penutup
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan beberapa hal antara lain, Prinsip
adalah sesuatu yang sifatnya sangat penting dan mendasar terlahir dari dan
menjadi suatu kepercayaan. prinsip-prinsip pengembangan kurikulum menunjuk pada
pengertian tentang berbagai hal yang harus dijadikan patokan dalam menentukan
berbagai hal yang terkait dengan pengembangan kurikulum, terutama dalam
faseperencanaan kurikulum (curriculum planning), yang pada dasarnnya
prinsip-prinsip tersebut merupakan ciri dari hakikat lurikulum itu sendiri.
Setidaknya ada empat sumber prinsip pengembangan kurikulum, yaitu : data
empiris (empirical data), data eksperimen (experiment data), cerita /legenda
yang hidup di masyarakat (folklore of curriculum), dan akal sehat (common
sense). Data empiris dan data eksperimen merupakan data yang dianggap paling
terpecaya dibanding legenda dan pertimbangan akal sehat. Sesuai dengan sumber
datanya, maka prinsip-prinsip pengembangan kurikulum itu bisa diklasifikasikan
menjadi tiga tipe prinsip yaitu anggapan kebenaran utuh atau menyeluruh (whole
truth), anggapan kebenaran parsial (partial truth), dan anggapan kebenaran yang
masih memerlukan pembuktian (hypothesis).
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum bisa dibedakan dua
kategori yaitu prinsip umum dan prinsip khusus. Prinsip umum biasanya digunakan
hampir dalam setiap pengembangan kurikulum dimanapun. Prinsip umum pengembangan
kurikulum meliputi prinsip relevansi, fleksibel, kontinyuitas, praktis, atau
efisien dan efektifitas.
Prinsip khusus artinya prinsip yang hanya berlaku di
tempat tertentu dan situasi tertentu. Prinsip khusus ini juga
merujuk pada prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan
komponen-komponen kurikulum secara tersendiri, misalnya prinsip yang digunakan
untuk mengembangkan komponen tujuan, prinsip untuk mengembangkan komponen isi
kurikulum, prinsip-prinsip untuk mengembangkan media dan alat, serta prinsip
untuk menentukan penilaian. Dimana prinsip pengembangan satu komponen dengan
komponen lainnya akan berbeda.
Topik
ini memberikan kita sebagai guru sekaligus orang yang berpotensi sebagai
pengembang kurikulum sebuah pemahaman tentang apa saja prinsip prinsip yang
harus diperhatikan dalam rangka mengembangkan kurikulum, hal ini sangat berguna
guna menciptakan suatu kurikulum yang baik dan efisien yang akan menyempurnakan
kegiatan belajar mengajar baik itu di institusi Formal maupun non formal.
[1]
Dr.Rusman,M.Pd,Menejemen Kurikulum,(Jakarta:Rajawali Press,2009)hal.3
[2] Anin
Nurhayati,M.Pd.i,Kurikulum Inovasi,(Yogyakarta:Teras,2010)hal.10
[3] Anin
Nurhayati,M.Pd.i,Kurikulum Inovasi,(Yogyakarta:Teras,2010)hal.19
[4] Anin
Nurhayati,M.Pd.i,Kurikulum Inovasi,(Yogyakarta:Teras,2010)hal.19
[5]
Prof.Dr.Nana Syaodih Sukmadinata,Pengembangan Kurikulum,(Bandung:Remaja
Rosdakarya,2012)hal.151
[6] Anin
Nurhayati,M.Pd.i,Kurikulum Inovasi,(Yogyakarta:Teras,2010)hal.22
[7]
Prof.Dr.Nana Syaodih Sukmadinata,Pengembangan Kurikulum,(Bandung:Remaja
Rosdakarya,2012)hal.151
[8] Anin
Nurhayati,M.Pd.i,Kurikulum Inovasi,(Yogyakarta:Teras,2010)hal.19
[9]
Prof.Dr.Nana Syaodih Sukmadinata,Pengembangan Kurikulum,(Bandung:Remaja
Rosdakarya,2012)hal.152
[10]
Dr.Hj.Binti Maunah,M.Pd.i,Pengembangan Kurukulum Berbasis Kompetensi,(Yogyakarta:Sukses
Offset,2009)hal.53
Trims
BalasHapusterima kasih....
BalasHapus