Selasa, 25 Agustus 2015

Makalah "Kalimat Isim"



JUMLAH  ISMIYAH
Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Arab
Drs.Mujahid,M.Ag

                                                 

 
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012/2013


BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Bahasa arab adalah bahasa yang dipilih Allah dalam bahasa al-Qur’an.Al-Quran turun dengan bahasa Arab dikarenakan Rasulullah Saw tinggal di wilayah arab dan menggunakan bahasa Arab. ”Dan Jikalau kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: “Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?” apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab?” Fushilat: 44.Umar bin khatab  R.A pun berkata “pelajarilah bahasa arab,sesungguhnya ia bagian dari agama kalian.
Dan sudah sepantasnya kaum muslimin untuk mencintai bahasa arab dan menguasainya,oleh karena itu disini akan dibahas sedikit mengenai tata atau susunan bahasa arab,dalam bahasa arab umumnya ada dua macam susunan kalimat,yaitu jumlah ismiyyah dan jumlah fi’liyah,Jumlah ismiyah adalah susunan kalimat yang diawali dengan ism (kata benda). Sedangkan jumlah fi;liyah merupakan susunan kalimat yang diawali dengan fi’l (kata kerja). Inilah yang membedakan jumlah ismiyah dan jumlah fi’liyah, tapi disini akan dibahas mengenai jumah ismiyyah,untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa Arab.

B.Rumusan masalah

1.Apa pengertian jumlah ismiyah?

2.Apa saja kaidah-kaidah yang terkait dengan jumlah ismiyah?  
C. Tujuan Penulisan
1.Untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa arab
2.Memberi wawasan atau pengetahuan tentang jumlah ismiyah kepada    
   mahasisiwa.
                                                                   BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian

Jumlah dalam bahasa Indonesia dapat diartikan dengan susunan kalimat yang terdiri dari dua kata.

 Jumlah Ismiyah,yaitu susunan yang terdiri dari mubtada dan khobar,[1]Jumlah Ismiyah ialah kalimat yang dimulai dengan isim ,baik di permulaan kalimat atau ditengah.[2]misalnya :

اَحمد طبيب،هؤ غني،الجامعة كبيرة،فاطمة الجميلة
1.     Isim   
    Isim adalah kata yang menunjukkan  benda atau sesuatu yang dibendakan, [3] Isim adalah kata benda (nominal) dalam bahasa Arab, yang menunjukan kepada jenis atau nama benda, baik yang bernyawa seperti manusia, hewan, dan tumbuhan, maupun benda yang tidak bernyawa seperti benda, tempat, dll.

Di dalam isim terdapat tanda-tanda. Di antaranya adalah

·        Menerima AL atau Jatuh setelah alif lam (أل).
       Contoh: ,المسخد,البيت
·        Menerima tanwin
      Contoh: kitabun كتاب
·        Biasa di dahului oleh huruf jar atau jatuh setelah kata sambung jar (huruf
          jar)Huruf  jar yaitu فى , الى ,من ,عن ,على ,
      Contoh: فى المسجد , الى بيت , من فصل .


Jenis kata ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa bagian yang beragam sesuai
dengan keragaman sudut pandang[4].
a.     Dari sisi jumlah
1.     Isim mufrod,yaitu isim yang merujuk arti tunggal,misal :
كتاب,سيارة,قطار

2.     Isim mutsanna/Isim tatsniyah,yaitu kata yang merujuk pada dua benda yang sama,misal:

كتابان,كتابين,سيارتان,سيارتين,قطاران,قطارين
3.     Isim Jamak
·        Jamak muannats salim,adalah isim yang menunjukkan arti lebih dari dua dengan menambah  alif dan ta.
·        Jamak muzakkar salim,adalah bentuk jamak yang yang menunjukkan arti lebih dari dua dengan menambahkan huruf ين  atau ون.[5]
·        Jamak Taksir,yakni jamak yang berubah dari bentuk mufradnya ,bisa jadi lebih banyak atau lebih sedikit atau sama hurufnya dengan bentuk mufradnya.misal :
  para lelaki (رِجَـالٌ), isim mufrodnya (رَجُـلٌ)

  para ulama (عُـلَـمَـاءُ), isim mufrodnya (عَالِـمٌ)

  Pena-Pena (اقلام), isim mufrodnya (قلم)

  gunung-gunung (جِـبَـالٌ), isim mufrodnya (جَـبَلٌ)

b.     Dari sisi jenis
1.     Isim Mudzakkar
Yaitu isim yang merujuk pada atau yang dilakikan,misal :
رجـل, استاذ,اَب كـتـاب,
2.     Isim Muannats
      Yaitu isim yang merujuk pada perempuan atau yang diperempuankan.
أُم,نافدة, استاذة
Muanats maknawi adalah isim yang tidak ditandai dengan tanda muanas tapi merujuk pada makna muannats.[6]termasuk dalam kelompok ini adalah:
-         Nama perempuan
-         Anggota tubuh yang berpasangan
-         Nama wilayah

c.      Dari sisi tertentu atau tidaknya sesuatu yang dirujuk oleh makna
1.     Isim ma”rifah
       Yaitu isim yang diketahui(dipahami)maksudnya.[7]atau isim yang secara tertentu merujuk kepada sesuatu maknanya,atau  isim/lafadz yang menunjukan benda tertentu.
Misalnya:
  lafadz احمد menunjukan orang yang bernama Ahmad
 سورابيا, menujukan kota yang bernama Surabaya.
          Isim Ma’rifat itu ada lima macam yaitu:
-         Isim ‘alam (nama), yaitu kata benda yang dijadikan nama
 seperti lafazd: زَيْدٌ (nama orang), مكة (nama kota)
-     Isim dhamir,(kata ganti), seperti lafadz: أنا (saya), أنتَ (kamu),apabila ditulis terpisah dari kata lain disebut munfasil,apabila disambung atau dirangkai dengan kata lain diseebut muttasil .
-     Isim mausul (kata penghubung)
-     Isim isyarah (kata penunjuk)
                 -     Isim yang diberi alif lam, seperti lafazd: الرَّجُلُ, اْلغُلَامُ,
                 -     Isim yang di-idhafkan kepada isim-isim ma’rifah,misal:
              Contoh yang di-idhafat-kan kepada isim mudhmar seperti lafazd:
          كتابي  (Bukuku) asalnyaكتاب(Buku) dan, أنا (aku), lalu digabungkanmenjadi
          satu sehingga jadilah غُلَامِيْ.
             Contoh yang di-idhafah-kan kepada isim ‘alam, seperti contoh lafazd:        
           بيت زيد (Rumah Zaid), asalnyaبيت (Rumah) dan زيدٌ(Zaid)
2.     Isim Nakirah
Yaitu kata benda yang(isim) yang secara tertentu merujuk kepada sesuatu maknanya.[8]atau  isim yang biasanya dapat diberi awalan alif lam,setiap isim yang layak dimasuki alif dan lam,
Seperti contoh:, الرّجلُ dan الغلامُ, asalnya رَجُلٌ dan غُلَامٌ,

d.     Dari sisi perubahan akhir kata ,atau berubah tidaknya akhir kata tersebut ,isim dapat dibagi menjadi dua yaiti isim mabni dan isim mu’rab.[9]
1.     Isim mubni adalah isim yang berharokat atau bagian akhir katanya tidak mengalami perubahan dalam kalimat,adapun jenis-jenis kata mabni
-          Isim isyarah,misal :هذا,هذه,
-         Isim mausul,akan mengalami perubahan ketika kata tersebut dalam bentuk mutsana dalam posisi nashab atau jar
-         Isim dlamir,yaitu kata ganti
-         Isim istifham,yaitu kata yang digunakan untuk bertanya.
2.     Isim mu’rab adalah kata benda yang huruf akhir atau sebelum akhirnya mengalami perubahan karena adanya perubahan posisi kata tersebut dalam kalimat,adapun jenis-jenis isim mu’rab
-         Marfu,apabila harakat akhir suatu kata benda berupa dlammah untuk isim mufrad,jamak muannats salim,dan jamak taksir.alif dan nun untuk isim tasniyah.wawu dan nun untuk jamak mudhakar salim .serta wawu untuk al-asma’ al-khamsah yaitu :اب,اخ,
-         Mansub,apbila harakat akhir suatu kata berupa fathah untuk isim mufrad,dan jamak taksir.ya’ dan nun untuk isim tasniyah dan jamak mudhakar salim.kasrah untuk jamak muannats salim serta alif untuk al-asma’ al-khamsah.
-         Majrur,apabila harakat akhir suatu kata berupa kasrah untuk isim mufrad ,jamak muanas salim dan jamak taksir .ya’ dan nun untuk isim tasniyah dan jamak mudhakar salim .ya’ untuk al-asma al-khamsah.
2.Mubtada
        Mubtada dan Khabar adalah dua unsur pokok yang menyusun jumlah ismiyah,mubtada sebagai pokok kalimat dan biasanya berada di awal kalimat,dan khabar terletak setelah mubtada.
Mubtada adalah sesuatu yang diberitakan sedangkan khobar adalah sesuatu yang memberitakan sesuatu.
Mubtada’ adalah kata/isim yang dirafa’kan/diberi tanda dlamah,yang letaknya diawal kalimat.[10]Beberapa jenis mubtada :
a.     Mubtada berupa mausuf atau yang disifati, misal:
استاذعالم يعلم ااعربيه
b.     Mubtada di mudhafkan kepada isim nakirah,misal:
بيت احمد كبير
c.      Mubtada  di dahului istifham,misal:
هل استاد في الفصل
d.     Mubtada berupa Isim mu’rab
e.     Mubtada berupa isim mabni(isim isyarah,mausul,dlamir)
f.       Mubtada berupa masdar mu’awwal.

3.Khabar
Khabar adalah isim yang dii’rab rafa’ yang menjelaskan mubtada,biasanya khabar terletak setelah mubtada Khabar harus sama dengan mubtada dalam hal jumlah dan jenis.[11] Khobar berfungsi untuk melengkapi mubtada’ agar menjadi kalimat yang sempurna.
Khabar itu terdiri dari macam unsur.

a.     Khabar mufrad,yaiti khabar yang terdiri dari isim mufrad,mengapa khabar itu disebut khabar mufrad ,karena dia tidak terdiri dari jumlah maupun shibhul jumlah(yang merupai jumlah).
Pengertian mufrad disini bukan kebalikan dari jamak ,melainkan kebalikan dari jumlah atau shibul al-jumlah.maka meskipun tasniyah atau jamak tetap dikategorikan sebagai mufrad.[12]

b.     Khabar syibhu al- jumlah,yakni khabar yang terdiri dari zharaf(keterangan waktu dan tempat)atau jar majrur(kata yang diawali oleh salah satu huruf jar)
Contoh shibul jumlah yang terdiri dari isim majrur
في الفصل,عل المكتب,
Contoh syibul jumlah yang terdiri dari dharaf makan
امام الفصل,فوق المكتن
Contoh syibuk jumlah yang terdiri dari dharaf zaman
بعد الصلاة’قبل الضهر

c.      Khabar jumlah,terdiri dari jumlah ismiyah dan jumlah fi’liyyah.[13]
Ø Khabar jumlah fi’liyah yaitu khabar yang terdiri dari jumlah fi’liyah(fi’il dan fa’il),contoh: عثمان يقرا القران
Kalimat tersebut merupakan jumlah ismiyah .Usman dalam hal ini menjadi mubtada dan khabarnya adalah jumlah yaqrou yang terdiri dari fi’il dan fa’il.fa’ilnya berupa dlamir yang tersembunyi .
Ø Khabar jumlah Ismiyah yaitu khabar yang terdiri dari jumlah isim,dalam hal ini kalimat isim itu menduduki kedudukan sebagai khabar.contoh:فاتمه ابؤه طبيب

B.     Kaidah-kaidah
Ada beberapa kaidah dalam jumlah ismiyyah ,

1.     Kata pertama adalah subyek,dan kata kedua adalah predikat.subyek dalam bahasa arab disebut mubtada’ dan predikat disebut khabar.[14]

2.     Dibaca rofa’

Setiap mubtada’ dan khabar huruf akhirnya berbaris dhammah,hukum itu disebut marfu’.[15]
Kalimat lengkap atau kami lebih suka menyebutnya kalimat   inti  hanya   terdiri
 dari subyek dan predikat,subyek dan predikat ini tepatnya mubtada’,fa’il dan khabar berhukum rafa.[16]
a.     Untuk isim tunggal diberi akhiran kharakat dhammah.
b.     Untuk jamak perempuan berakhiran_اتُ .
c.      Untuk jamak taksir berakhiran _َانِ untuk isim dua  dan _ُونَ untuk isim jamak.

3.      Mubtada’ harus berupa  isim ma’rifat.

Yaitu isim yang secara tertentu merujuk kepada sesuatu maknanya,atau  isim/lafadz  yang menunjukan benda tertentu
Misalnya:
                  lafadz احمد menunjukan orang yang bernama Ahmad
سورابيا,  menujukan kota yang bernama Surabaya.
Isim Ma’rifat itu ada lima macam yaitu:
·        Isim ‘alam (nama), yaitu kata benda yang dijadikan nama
 seperti lafazd: زَيْدٌ (nama orang), مكة (nama kota)
·        Isim dhamir,(kata ganti), seperti lafadz: أنا (saya), أنتَ (kamu),apabila ditulis terpisah dari kata lain disebut munfasil,apabila disambung atau dirangkai dengan kata lain diseebut muttasil .
·        Isim mausul (kata penghubung)
·        Isim isyarah (kata penunjuk)
·        Isim yang diberi alif lam, seperti lafazd: الرَّجُلُ, اْلغُلَامُ,
·        Isim yang di-idhafkan kepada isim-isim ma’rifah,misal:
            Contoh yang di-idhafat-kan kepada isim mudhmar seperti lafazd: كتابي (Bukuku) asalnyaكتاب(Buku) dan, أنا (aku), lalu digabungkan menjadi satu sehingga jadilah غُلَامِيْ.
            Contoh yang di-idhafah-kan kepada isim ‘alam, seperti lafazd:
بيت زيد    (Rumah Zaid), asalnyaبيت (Rumah) dan زيدٌ(Zaid)
4.  Mubtada’ dan khobar harus bersesuaian dari segi muzakar dan muannasnya.[17]serta mufrod, musanna dan jama’nya.















BAB III
PENUTUP
 A.    Kesimpulan
Jumlah ismiyah adalah jumlah yang terdiri dari mubtada’ dan khobar. Isim adalah semua jenis kata benda atau segala sesuatu yang dikategorikan benda; baik benda mati maupun benda hidup, tanpa berkaitan dengan masalah waktu.Mubtada’ adalah isim yang terletak di awal jumlah yang di baca rofa’.
Khobar adalah isim yang berfungsi untuk melengkapi mubtada’ agar menjadi kalimat yang sempurna atau dalam bahasa arab dikenal dengan al jumlah al mufidah.
Kaidah-kaidah yang terkait dengan jumlah ismiyah antara lain
1.   Kata pertama Mubtada’(Subyek)kata kedua khabar (Predikat)
2.   Dibaca rofa’
3.   Mubtada’ berupa isim ma’rifat
4.   Mubtada’ dan khobar harus bersesuaian dalam hal muanas dan mudzakar serta mufrod,mustanna dan jama’nya











 DAFTAR PUSTAKA
Agus Purwanto,Pintar Membaca Arab Gundul Dengan Metode Hikara,Bandung:Mizania,2010. 
Dr. Hj .Juwariyah ,M.Ag, Bahasa Arab untuk perguruan tinggi,Yogyakarta:Teras,2009.
Drs Abubakar Muhammad,Tata Bahasa Arab II,Surabaya:Al Iklas,1982.
Hifni Bek Dayyab dkk,Kaidah Tata Bahasa Arab,Jakarta:Darul Ulum Prees,1991.

Pokja Akademik,Bahasa Arab,Yogyakarta:Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga,2005.
Prof.Dr.Salman Harun,Pintar Bahasa Arab Al-Quran,Tangerang:Lentera Hati,2009.







[1] Dr.Hj.Juwariyah,M.Ag.Bahasa Arab Untuk Perguruan Tinggi,(Yogyakarta:Teras,2009)h.35
[2] Drs Abubakar Muhammad,Tata Bahasa Arab II,(Surabaya:Al Iklas,1982)hal.246
[3] Pokja Akademik,Bahasa Arab,(Yogyakarta:Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga,2005)hal.16
[4] Pokja Akademik,Bahasa Arab,(Yogyakarta:Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga,2005)hal.16
[5] Hifni Bek Dayyab dkk,Kaidah Tata Bahasa Arab(Jakarta:Darul Ulum Prees,1991)hal.156
[6] Pokja Akademik,Bahasa Arab,(Yogyakarta:Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga,2005)hal.18
[7]  Hifni Bek Dayyab dkk,Kaidah Tata Bahasa Arab(Jakarta:Darul Ulum Prees,1991)hal.182

[8] Dr.Hj.Juwariyah,M.Ag.Bahasa Arab Untuk Perguruan Tinggi,(Yogyakarta:Teras,2009)h.19
[9] Pokja Akademik,Bahasa Arab,(Yogyakarta:Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga,2005)hal.22

[10] Dr.Hj.Juwariyah ,M.Ag,Bahasa Arab untuk perguruan tinggi,(Yogyakarta:Teras,2009)hal.35

[11] Pokja Akademik,Bahasa Arab,(Yogyakarta:Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga,2005)hal.64
[12] Pokja Akademik,Bahasa Arab,(Yogyakarta:Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga,2005)hal.64
[13] Dr.Hj.Juwariyah ,M.Ag,Bahasa Arab untuk perguruan tinggi,(Yogyakarta:Teras,2009)hal.36
[14] Prof.Dr.Salman Harun,Pintar Bahasa Arab Al-Quran(Tangerang:Lentera Hati,2009)hal.3
[15] Prof.Dr.Salman Harun,Pintar Bahasa Arab Al-Quran(Tangerang:Lentera Hati,2009)hal.3

[16] Agus Purwanto,Pintar Membaca Arab Gundul Dengan Metode Hikara(Bandung:Mizania,2010)h.141
[17] Prof.Dr.Salman Harun,Pintar Bahasa Arab Al-Quran(Tangerang:Lentera Hati,2009)hal.8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar