JUMLAH ISMIYAH
Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Bahasa Arab
Drs.Mujahid,M.Ag
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Bahasa arab adalah bahasa yang dipilih Allah
dalam bahasa al-Qur’an.Al-Quran turun dengan bahasa Arab dikarenakan Rasulullah
Saw tinggal di wilayah arab dan menggunakan bahasa Arab. ”Dan Jikalau kami
jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka
mengatakan: “Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?” apakah (patut Al Quran)
dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab?” Fushilat: 44.Umar bin
khatab R.A pun berkata “pelajarilah
bahasa arab,sesungguhnya ia bagian dari agama kalian.
Dan sudah sepantasnya kaum muslimin untuk
mencintai bahasa arab dan menguasainya,oleh karena itu disini akan dibahas
sedikit mengenai tata atau susunan bahasa arab,dalam bahasa arab umumnya ada
dua macam susunan kalimat,yaitu jumlah ismiyyah dan jumlah fi’liyah,Jumlah
ismiyah adalah susunan kalimat yang diawali dengan ism (kata benda). Sedangkan
jumlah fi;liyah merupakan susunan kalimat yang diawali dengan fi’l (kata
kerja). Inilah yang membedakan jumlah ismiyah dan jumlah fi’liyah, tapi disini
akan dibahas mengenai jumah ismiyyah,untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa
Arab.
B.Rumusan masalah
1.Apa pengertian jumlah
ismiyah?
2.Apa saja kaidah-kaidah yang terkait dengan
jumlah ismiyah?
C. Tujuan Penulisan
1.Untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa arab
2.Memberi wawasan atau pengetahuan tentang jumlah ismiyah kepada
mahasisiwa.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Jumlah dalam bahasa
Indonesia dapat diartikan dengan susunan kalimat yang terdiri dari dua kata.
Jumlah
Ismiyah,yaitu susunan yang terdiri dari mubtada dan khobar,[1]Jumlah
Ismiyah ialah kalimat yang dimulai dengan isim ,baik di permulaan kalimat atau
ditengah.[2]misalnya
:
اَحمد طبيب،هؤ غني،الجامعة كبيرة،فاطمة الجميلة
1.
Isim
Isim
adalah kata yang menunjukkan benda atau
sesuatu yang dibendakan, [3] Isim
adalah kata benda (nominal) dalam bahasa Arab, yang menunjukan kepada jenis
atau nama benda, baik yang bernyawa seperti manusia, hewan, dan tumbuhan,
maupun benda yang tidak bernyawa seperti benda, tempat, dll.
Di dalam isim
terdapat tanda-tanda. Di antaranya adalah
·
Menerima
AL atau Jatuh setelah alif lam (أل).
Contoh: ,المسخد,البيت
·
Menerima
tanwin
Contoh: kitabun كتاب
·
Biasa di dahului
oleh huruf jar atau jatuh setelah kata sambung jar (huruf
jar)Huruf jar yaitu فى , الى ,من ,عن ,على ,
Contoh: فى المسجد , الى بيت , من فصل .
Jenis kata ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa bagian yang beragam
sesuai
dengan keragaman sudut pandang[4].
a.
Dari sisi
jumlah
1.
Isim
mufrod,yaitu isim yang merujuk arti tunggal,misal :
كتاب,سيارة,قطار
2.
Isim
mutsanna/Isim tatsniyah,yaitu kata yang merujuk pada dua benda yang sama,misal:
كتابان,كتابين,سيارتان,سيارتين,قطاران,قطارين
3.
Isim Jamak
·
Jamak muannats
salim,adalah isim yang menunjukkan arti lebih dari dua dengan menambah alif dan ta.
·
Jamak
muzakkar salim,adalah bentuk jamak yang yang menunjukkan arti lebih dari dua dengan
menambahkan huruf ين atau ون.[5]
·
Jamak
Taksir,yakni jamak yang berubah dari bentuk mufradnya ,bisa jadi lebih banyak
atau lebih sedikit atau sama hurufnya dengan bentuk mufradnya.misal :
para lelaki (رِجَـالٌ), isim mufrodnya (رَجُـلٌ)
para ulama (عُـلَـمَـاءُ), isim mufrodnya (عَالِـمٌ)
Pena-Pena (اقلام), isim mufrodnya (قلم)
gunung-gunung (جِـبَـالٌ), isim mufrodnya (جَـبَلٌ)
b. Dari sisi jenis
1.
Isim
Mudzakkar
Yaitu isim yang merujuk pada atau yang dilakikan,misal :
Yaitu isim yang merujuk pada atau yang dilakikan,misal :
رجـل, استاذ,اَب كـتـاب,
2.
Isim
Muannats
Yaitu isim yang merujuk pada perempuan atau yang diperempuankan.
Yaitu isim yang merujuk pada perempuan atau yang diperempuankan.
أُم,نافدة, استاذة
Muanats maknawi adalah isim yang tidak ditandai
dengan tanda muanas tapi merujuk pada makna muannats.[6]termasuk
dalam kelompok ini adalah:
-
Nama
perempuan
-
Anggota
tubuh yang berpasangan
-
Nama
wilayah
c.
Dari sisi
tertentu atau tidaknya sesuatu yang dirujuk oleh makna
1.
Isim
ma”rifah
Yaitu
isim yang diketahui(dipahami)maksudnya.[7]atau isim
yang secara tertentu merujuk kepada sesuatu maknanya,atau isim/lafadz yang menunjukan benda tertentu.
Misalnya:
lafadz احمد menunjukan orang yang
bernama Ahmad
سورابيا, menujukan kota yang bernama Surabaya.
Isim Ma’rifat itu ada lima macam
yaitu:
-
Isim ‘alam
(nama), yaitu kata benda yang dijadikan nama
seperti lafazd: زَيْدٌ (nama orang), مكة (nama kota)
- Isim dhamir,(kata ganti),
seperti lafadz: أنا (saya), أنتَ (kamu),apabila ditulis terpisah dari kata lain
disebut munfasil,apabila disambung atau dirangkai dengan kata lain diseebut
muttasil .
- Isim mausul (kata penghubung)
- Isim isyarah (kata penunjuk)
- Isim yang diberi alif lam, seperti lafazd: الرَّجُلُ, اْلغُلَامُ,
- Isim yang di-idhafkan kepada isim-isim
ma’rifah,misal:
Contoh yang di-idhafat-kan kepada isim
mudhmar seperti lafazd:
كتابي (Bukuku) asalnyaكتاب(Buku) dan, أنا (aku), lalu digabungkanmenjadi
satu sehingga jadilah غُلَامِيْ.
Contoh yang di-idhafah-kan kepada
isim ‘alam, seperti contoh lafazd:
بيت زيد (Rumah Zaid), asalnyaبيت (Rumah) dan زيدٌ(Zaid)
2. Isim Nakirah
Yaitu kata benda yang(isim) yang secara tertentu merujuk kepada sesuatu
maknanya.[8]atau isim yang biasanya dapat diberi awalan alif
lam,setiap isim yang layak dimasuki alif dan lam,
Seperti contoh:, الرّجلُ dan الغلامُ, asalnya رَجُلٌ dan غُلَامٌ,
d. Dari sisi perubahan akhir kata ,atau berubah
tidaknya akhir kata tersebut ,isim dapat dibagi menjadi dua yaiti isim mabni
dan isim mu’rab.[9]
1. Isim mubni adalah isim yang berharokat atau
bagian akhir katanya tidak mengalami perubahan dalam kalimat,adapun jenis-jenis
kata mabni
-
Isim isyarah,misal :هذا,هذه,
-
Isim
mausul,akan mengalami perubahan ketika kata tersebut dalam bentuk mutsana dalam
posisi nashab atau jar
-
Isim
dlamir,yaitu kata ganti
-
Isim
istifham,yaitu kata yang digunakan untuk bertanya.
2. Isim mu’rab adalah kata benda yang huruf akhir
atau sebelum akhirnya mengalami perubahan karena adanya perubahan posisi kata
tersebut dalam kalimat,adapun jenis-jenis isim mu’rab
-
Marfu,apabila
harakat akhir suatu kata benda berupa dlammah untuk isim mufrad,jamak muannats
salim,dan jamak taksir.alif dan nun untuk isim tasniyah.wawu dan nun untuk
jamak mudhakar salim .serta wawu untuk al-asma’ al-khamsah yaitu :اب,اخ,
-
Mansub,apbila
harakat akhir suatu kata berupa fathah untuk isim mufrad,dan jamak taksir.ya’
dan nun untuk isim tasniyah dan jamak mudhakar salim.kasrah untuk jamak
muannats salim serta alif untuk al-asma’ al-khamsah.
-
Majrur,apabila
harakat akhir suatu kata berupa kasrah untuk isim mufrad ,jamak muanas salim
dan jamak taksir .ya’ dan nun untuk isim tasniyah dan jamak mudhakar salim .ya’
untuk al-asma al-khamsah.
2.Mubtada
Mubtada
dan Khabar adalah dua unsur pokok yang menyusun jumlah ismiyah,mubtada sebagai
pokok kalimat dan biasanya berada di awal kalimat,dan khabar terletak setelah
mubtada.
Mubtada adalah sesuatu yang diberitakan sedangkan
khobar adalah sesuatu yang memberitakan sesuatu.
Mubtada’ adalah kata/isim yang dirafa’kan/diberi tanda dlamah,yang
letaknya diawal kalimat.[10]Beberapa
jenis mubtada :
a.
Mubtada
berupa mausuf atau yang disifati, misal:
استاذعالم يعلم ااعربيه
b.
Mubtada di
mudhafkan kepada isim nakirah,misal:
بيت احمد كبير
بيت احمد كبير
c.
Mubtada di dahului istifham,misal:
هل استاد في الفصل
d.
Mubtada
berupa Isim mu’rab
e.
Mubtada
berupa isim mabni(isim isyarah,mausul,dlamir)
f.
Mubtada
berupa masdar mu’awwal.
3.Khabar
Khabar adalah isim yang dii’rab rafa’ yang
menjelaskan mubtada,biasanya khabar terletak setelah mubtada Khabar harus sama
dengan mubtada dalam hal jumlah dan jenis.[11]
Khobar berfungsi untuk melengkapi mubtada’ agar menjadi kalimat yang sempurna.
Khabar itu terdiri dari macam unsur.
a.
Khabar
mufrad,yaiti khabar yang terdiri dari isim mufrad,mengapa khabar itu disebut
khabar mufrad ,karena dia tidak terdiri dari jumlah maupun shibhul jumlah(yang
merupai jumlah).
Pengertian mufrad disini bukan
kebalikan dari jamak ,melainkan kebalikan dari jumlah atau shibul al-jumlah.maka
meskipun tasniyah atau jamak tetap dikategorikan sebagai mufrad.[12]
b.
Khabar
syibhu al- jumlah,yakni khabar yang terdiri dari zharaf(keterangan waktu dan
tempat)atau jar majrur(kata yang diawali oleh salah satu huruf jar)
Contoh shibul jumlah yang
terdiri dari isim majrur
في الفصل,عل المكتب,
Contoh syibul jumlah yang
terdiri dari dharaf makan
امام الفصل,فوق المكتن
Contoh syibuk jumlah yang
terdiri dari dharaf zaman
بعد الصلاة’قبل الضهر
c.
Khabar jumlah,terdiri
dari jumlah ismiyah dan jumlah fi’liyyah.[13]
Ø
Khabar
jumlah fi’liyah yaitu khabar yang terdiri dari jumlah fi’liyah(fi’il dan
fa’il),contoh: عثمان يقرا القران
Kalimat tersebut merupakan
jumlah ismiyah .Usman dalam hal ini menjadi mubtada dan khabarnya adalah jumlah
yaqrou yang terdiri dari fi’il dan fa’il.fa’ilnya berupa dlamir yang
tersembunyi .
Ø
Khabar
jumlah Ismiyah yaitu khabar yang terdiri dari jumlah isim,dalam hal ini kalimat
isim itu menduduki kedudukan sebagai khabar.contoh:فاتمه ابؤه
طبيب
B. Kaidah-kaidah
Ada beberapa kaidah dalam
jumlah ismiyyah ,
1.
Kata
pertama adalah subyek,dan kata kedua adalah predikat.subyek dalam bahasa arab
disebut mubtada’ dan predikat disebut khabar.[14]
2.
Dibaca rofa’
Setiap mubtada’ dan khabar huruf akhirnya
berbaris dhammah,hukum itu disebut marfu’.[15]
Kalimat lengkap atau kami
lebih suka menyebutnya kalimat inti hanya terdiri
dari subyek dan predikat,subyek dan predikat
ini tepatnya mubtada’,fa’il dan khabar berhukum rafa.[16]
a.
Untuk isim
tunggal diberi akhiran kharakat dhammah.
b.
Untuk
jamak perempuan berakhiran_اتُ .
c.
Untuk
jamak taksir berakhiran _َانِ untuk isim dua dan _ُونَ untuk isim jamak.
3.
Mubtada’ harus berupa isim ma’rifat.
Yaitu isim
yang secara tertentu merujuk kepada sesuatu maknanya,atau isim/lafadz
yang menunjukan benda tertentu
Misalnya:
lafadz احمد menunjukan orang yang bernama Ahmad
سورابيا, menujukan kota yang bernama Surabaya.
Isim Ma’rifat itu ada lima macam yaitu:
·
Isim ‘alam
(nama), yaitu kata benda yang dijadikan nama
seperti lafazd: زَيْدٌ (nama orang), مكة (nama kota)
·
Isim
dhamir,(kata ganti), seperti lafadz: أنا (saya), أنتَ (kamu),apabila ditulis terpisah dari kata lain disebut
munfasil,apabila disambung atau dirangkai dengan kata lain diseebut muttasil .
·
Isim
mausul (kata penghubung)
·
Isim
isyarah (kata penunjuk)
·
Isim yang
diberi alif lam, seperti lafazd: الرَّجُلُ, اْلغُلَامُ,
·
Isim yang
di-idhafkan kepada isim-isim ma’rifah,misal:
Contoh yang di-idhafat-kan kepada isim mudhmar seperti lafazd: كتابي (Bukuku) asalnyaكتاب(Buku) dan, أنا (aku), lalu digabungkan
menjadi satu sehingga jadilah غُلَامِيْ.
Contoh yang di-idhafah-kan kepada isim ‘alam,
seperti lafazd:
بيت زيد (Rumah
Zaid), asalnyaبيت (Rumah) dan زيدٌ(Zaid)
4. Mubtada’ dan
khobar harus bersesuaian dari segi muzakar dan muannasnya.[17]serta
mufrod, musanna dan jama’nya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Jumlah ismiyah adalah jumlah yang terdiri dari
mubtada’ dan khobar. Isim adalah semua jenis kata
benda atau segala sesuatu yang dikategorikan benda; baik benda mati maupun
benda hidup, tanpa berkaitan dengan masalah waktu.Mubtada’ adalah isim yang
terletak di awal jumlah yang di baca rofa’.
Khobar adalah isim yang berfungsi untuk
melengkapi mubtada’ agar menjadi kalimat yang sempurna atau dalam bahasa arab
dikenal dengan al jumlah al mufidah.
Kaidah-kaidah yang terkait dengan jumlah ismiyah
antara lain
1. Kata pertama
Mubtada’(Subyek)kata kedua khabar (Predikat)
2. Dibaca rofa’
3. Mubtada’ berupa isim ma’rifat
4. Mubtada’ dan khobar harus bersesuaian dalam hal
muanas dan mudzakar serta mufrod,mustanna dan jama’nya
DAFTAR PUSTAKA
Agus
Purwanto,Pintar Membaca Arab Gundul Dengan Metode Hikara,Bandung:Mizania,2010.
Dr. Hj .Juwariyah ,M.Ag, Bahasa Arab untuk
perguruan tinggi,Yogyakarta:Teras,2009.
Drs Abubakar Muhammad,Tata Bahasa Arab II,Surabaya:Al
Iklas,1982.
Hifni Bek Dayyab dkk,Kaidah Tata Bahasa
Arab,Jakarta:Darul Ulum Prees,1991.
Pokja Akademik,Bahasa Arab,Yogyakarta:Pokja
Akademik UIN Sunan Kalijaga,2005.
Prof.Dr.Salman
Harun,Pintar Bahasa Arab Al-Quran,Tangerang:Lentera Hati,2009.
[1]
Dr.Hj.Juwariyah,M.Ag.Bahasa Arab Untuk Perguruan Tinggi,(Yogyakarta:Teras,2009)h.35
[2] Drs
Abubakar Muhammad,Tata Bahasa Arab II,(Surabaya:Al Iklas,1982)hal.246
[3] Pokja
Akademik,Bahasa Arab,(Yogyakarta:Pokja Akademik UIN Sunan
Kalijaga,2005)hal.16
[4] Pokja
Akademik,Bahasa Arab,(Yogyakarta:Pokja Akademik UIN Sunan
Kalijaga,2005)hal.16
[5] Hifni
Bek Dayyab dkk,Kaidah Tata Bahasa Arab(Jakarta:Darul Ulum Prees,1991)hal.156
[6] Pokja
Akademik,Bahasa Arab,(Yogyakarta:Pokja Akademik UIN Sunan
Kalijaga,2005)hal.18
[7] Hifni Bek Dayyab dkk,Kaidah Tata Bahasa Arab(Jakarta:Darul
Ulum Prees,1991)hal.182
[8]
Dr.Hj.Juwariyah,M.Ag.Bahasa Arab Untuk Perguruan Tinggi,(Yogyakarta:Teras,2009)h.19
[9] Pokja
Akademik,Bahasa Arab,(Yogyakarta:Pokja Akademik UIN Sunan
Kalijaga,2005)hal.22
[10]
Dr.Hj.Juwariyah ,M.Ag,Bahasa Arab untuk perguruan tinggi,(Yogyakarta:Teras,2009)hal.35
[11] Pokja
Akademik,Bahasa Arab,(Yogyakarta:Pokja Akademik UIN Sunan
Kalijaga,2005)hal.64
[12] Pokja
Akademik,Bahasa Arab,(Yogyakarta:Pokja Akademik UIN Sunan
Kalijaga,2005)hal.64
[13]
Dr.Hj.Juwariyah ,M.Ag,Bahasa Arab untuk perguruan tinggi,(Yogyakarta:Teras,2009)hal.36
[14]
Prof.Dr.Salman Harun,Pintar Bahasa Arab Al-Quran(Tangerang:Lentera
Hati,2009)hal.3
[15]
Prof.Dr.Salman Harun,Pintar Bahasa Arab Al-Quran(Tangerang:Lentera
Hati,2009)hal.3
[16] Agus
Purwanto,Pintar Membaca Arab Gundul Dengan Metode Hikara(Bandung:Mizania,2010)h.141
[17]
Prof.Dr.Salman Harun,Pintar Bahasa Arab Al-Quran(Tangerang:Lentera
Hati,2009)hal.8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar