Senin, 22 Mei 2017

Makalah hadist Mensyukuri Nikmat



MAKALAH HADIS DAN PEMBELAJARANNYA
“MENSYUKURI NIKMAT”
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadis dan Pemebelajarannya
Dosen Pengampu : Rohinah , S.Pd.I., M.A.



 











Disusun Oleh :
1.Nurul Aini (124100)
2.Mahmud Alwi (124100)
3.Riza Alfarid (12410059)
4.Ahid Abdullah (12410063)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Nikmat merupakan pemberian dari Allah  kepada manusia secara terus menerus , akan tetapi kebanyakan  manusia sering melupakan dan tidak bersyukur atas pemberian nikmat dari Allah  sehingga ia merasa bahwa Allah belum memberikan apa-apa terhadap dirinya.
Sungguh betapa besar nikmat yang telah Allah  berikan kepada manusia. Setiap hari silih berganti kita merasakan suatu nikmat kemudian berganti ke nikmat yang lain dimana sebelumnya kita tidak mengetahui dan membayangkannya bahwa kita akan mendapatkan nikmat tersebut.
Sebagai manusia sudah seharusnya kita mensyukuri nikmat yang telah diberikan karena nikmat yang Allah berikan kepada kita sangatlah besar sehingga jika kita mau menghitung nikmat yang telah Allah berikan pun niscaya kita tidak akan mampu untuk menghitungnya. Nikmat juga tidak dapat diukur dengan material. Contohnya  Allah telah memberikan kita alat indra yang mempunyai fungsi sendiri-sendiri dan tentunya itu tidak dapat diukur dengan material. Itu adalah nikmat Allah yang sering tidak kita sadari.
            Yang paling berbahaya adalah jika kiita menggunakan Nikmat Allah tidak pada tempatnya atau digunakan untuk kemaksiatan. Contoh dari menggunakan nikmat Allah tidak pada tempatnya adalah sifat angkuh kepada Allah. Ia merasa bahwa semua yang ada padanya adalah murni karena kepandaian dan keistimewaan dirinya dan bukan karena nikmat Allah , perasaan seperti ini tentunya dapat memudarkan tauhid seseorang. Untuk menghindari hal-hal seperti ini kita diwajibkan untuk mensyukuri nikmat Allah. Setiap detik tak pernah bisa lepas dari nikmat Allah untuk itu kita harus banyak-banyak bersyukur agar dapat terhindar dari sifat angkuh dan sombong . Cara bersyukur yang paling mudah adalah dengan mengucap hamdalah.



1.2  Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan Mensyukuri Nikmat?
Bagaimana Cara kita Mensyukuri nikmat?
Hikmah mensyukuri Nikmat?

1.3  Tujuan
Mengetahui Dalil dan Hadis mensyukuri nikmat.
Mengetahui Apa itu mensyukuri nikmat.
Mengetahui bagaimana caranya mensyukuri Nikmat.
Mengetahui hikmah mensyukuri Nikmat.





















BAB II
PEMBAHASAN
1.1.Dalil dan Hadist Mensyukuri Nikmat
Ø  Dalil Al-Qur’an mengenai mensyukuri Nikmat
Dalam al-Quran QS. al-Baqarah: 152Allah Swt. memerintahkan kepada orang Islam agar selalu bersyukur kepada-Nya.
 Allah swt. berfirman ;
Artinya : “Jika kamu mau menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan
mampu (menghitungnya)”. QS. AnNahl : 18

Ø  Hadist mengenai Mensyukuri nikmat

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا خَلَفُ بْنُ خَلِيفَةَ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ كَيْسَانَ، عَنْ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَبِي بَكْرٍ، وَعُمَرَ: وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَتُسْأَلُنَّ عَنْ هَذَا النَّعِيمِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُيُوتِكُمُ الْجُوعُ، ثُمَّ لَمْ تَرْجِعُوا حَتَّى أَصَابَكُمْ هَذَا النَّعِيمُ  (رواه مسلم)

Rasulullah saw. bersabda kepada Abu Bakar dan Umar ra. Demi dzat yang diriku ada di bawah kekuasaan-Nya, hari kiamat nanti kamu semua akan ditanyakan (dimintai pertanggungjawaban) tentang nikmat ini, (semula) rasa lapar itu telah mendorong kamu untuk keluar rumah, sehingga kamu belum mau kembali sebelum memperoleh nikmat ini (HR. Muslim)

Hal ini sejalan dengan QS At-Takatsur: 8 yang menegaskan bahwa manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas segala bentuk kenikmatan yang telah diterimanya. Sejalan pula dengan QS Al-Isra':36 yang menegaskan bahwa pendengaran, penglihatan dan hati itu akan dimintai pertanggungjawaban.

وحَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ، حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، ح وَحَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ، حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، ح وَحَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ - وَاللَّفْظُ لَهُ - حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، وَوَكِيعٌ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ، وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ، فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ


Rasulullah saw. bersabda lihatlah kepada orang yang lebih rendah dari pada kamu dan janganlah kamu melihat orang yang di atasmu. Maka hal itu lebih baik untuk tidak meremehkan nikmat Allah atasmu. (Muutafaq ‘Alaih)
Dalam hadits di atas, nabi menyuruh kaum muslimin agar memandang orang memandang orang yang berada di bawah mereka, baik mengenai bentuk dan rupa tubuhnya, kesehatan dan kesejahteraannya, harta dan kekayaannya maupun yang lain-lainnya. Dengan cara demikian, mereka akan merasa beruntung dan lebih baik keadaan mereka dibandingkan dengan yang dibawah standar nasib mereka. Sebaliknya nabi saw. melarang kaum muslimin memandang orang yang di atas mereka sebab dapat menimbulkan rasa kecil hati dan rendah diri dan bahkan bukan mustahil dapat menimbulkan rasa kecewa, menyesal diri dan mungkin timbul persangkaan yang buruk kepada Allah swt. bahwa Dia tidak memperhatikan keadaan dirinya atau pilih kasih dalam pemberian nikmat. Kaum muslimin dibenarkan melihat orang yang lebih tinggi derajatnya, khusus dalam masalah ketaatan kenjalankan agama (dalam hal kebaikan yang bernilai agama) atau dalam menuntut ilmu pengetahuan khususnya ilmu pengetahuan yang bernilai agama

, “Ada dua kenikmatan, banyak manusia menjadi merugi gara-gara dua kenikmatan ini, yaitu; nikmat kesehatan dan nikmat waktu luang.” (HR Imam Bukhari dalam kitab Shahih-nya, hadits no. 6412).

Saat 'Aisyah ra bertanya, “Bukankah dosa engkau yang telah lalu dan yang akan datang telah diampuni oleh Allah?" Maka beliau saw menjawab, "Tidakkah aku menjadi seorang hamba yang banyak bersyukur?" (HR Muslim, no 2819).    Inilah yang dilakukan Rasulullah saw. Beliau terus melakukan shalat malam yang panjang dan sangat baik, sehingga telapak kaki beliau bengkak-bengkak.


1.2.Makna Mendyukuri Nikmat
  Syukur adalah pujian karena adanya kebaikan yang diperoleh Syukur berarti Memuji, berterima kasih dan merasa berhutang budi kepada Allah atas karunia-Nya,,Syukur merupakan akibat dari adanya nikmat yang telah diterima dari pemberi nikmat,Syukur berarti ucapan sikap, dan perbuatan terimakasih kepada allah swt, dan penggakuan yang tulus atas nikmat dan karunia yang diberikannya. Nikmat yang diberikan sangat banyak dan bentuknya bermacam-macam,  disetiap detik yang dilalui maninusia tidak pernah lepas dari nikmat allah, nikmatnya sanggat besar. seperti halnya semua alat indra kita serta nikmat kesehatan yang semua itu tidak bisa diukur dengan material kita.Sehingga mausia tidak akan dapat menghitungnya.
Akan tetapi tentu saja semua hal yang berkaitan kenikmatan di dunia semua itu merupakan hanya kenikmatan sementara yang nantinya akan diambil oleh Allah SWT
Bahwasanya Allah menganjurkan kepada makhluknya untuk mensyukuri nikmat yang diberikan, yaitu dengan satu hal yang mungkin kadang manusia sendiri lupa apa yang menjadi kewajiban kita sebagai makhluk Allah, yaitu dengan menjalankan apa yang sudah ditetapkanNikmat adalah segala anugerah Allah swt.hidup manusia pada dasarnya sangat tergantung dan membutuhkan nikmat Allah swt.
       Syukur harus dilakukan dengan tiga hal, yaitu lisan, hati, dan anggota badan sebagaimana iman. Orang yang bersyukur kepada Allah Swt. atas kenikmatan yang diterima, maka ia harus mengakui kenikmatan itu dalam hatinya, kemudian lisannya mengucapkan kalimat alhamdulillah atau memberitahukannya kepada orang lain, dan anggota badannya tergerak untuk lebih taat kepada Allah Swt. Dan memberikan sebagian kenikmatan itu kepada orang lain yang membutuhkan.
    Bersyukur adalah saat kita diberi kesehatan dan menggunakan kesehatan itu untuk beribadah kepada Allah,bersukur adalah melihhat kebawah memahami bahwa masih banyak yang kurang beruntung dari kita,Menerima segala kekurangan dan kelebihan menjalani proses kehidupan dengan apa adanya tanpa keserakahan.
   Banyak nikmat Allah yang diberikan kepada manusia, bumi sebagai tempat hidup manusia dengan berbagai sarananya. Hujan (air yang turun dari langit) sebagai sumber kehidupan. Dengan air, tanah yang gersang menjadi subur. Kemudian Allah juga menciptakan pasangan semua hal yang Dia ciptakan. Ada siang ada malam, ada laki-laki ada perempuan, ada panas ada dingin, ada positif ada negatif dan seterusnya. Semua itu merupakan bagian dari nikmat Allah yang diberikan kepada makhluknya khususnya manusia. Nikmat-nikmat itu diberikan kepada manusia agar mereka dapat hidup sejahtera. Dengan nikmat yang diberikan Allah, sewajarnya manusia selalu mengingat nikmat itu dari mana datangnya, sehingga tidak menjadi manusia yang kafir (mengingkari nikmat). Bagi yang memiliki binatang ternak, tumbuhan (kebun atau lading) dan atau penghasilan lebih harus mengeluarkan hak untuk fakir miskin dan sebagainya. 
Di antara sekian nikmat Allah swt., ada dua nikmat yang sangat besar akan tetapi sering kurang disadari oleh manusia, yaitu nikmat Islam dan Iman. Secara garisbesar Iman adalah kepercayaan akan adanya Allah Yang Maha Esa, sedangkanIslam merupakan perwujudan dari Iman, pasrah dan mengikuti segala aturan Tuhan,bersedia tunduk dan patuh. 
Islam dan Iman merupakan nikmat yang paling besar dan tinggi nilainya,oleh karenahanya dengan Islam dan Iman inilah manusia akan selamat dalam hidup danperjalanan hidupnya di dunia maupun di akhirat, manusia akan menemukan jatidirinya sebagai makhluk Allah swt. Bila hal ini betul-betul disadari, maka aturan
Agama tidak lagi dianggap beban yang mengikat manusia, akan tetapi dianggapnyasebagai pelita dalam kegelapan hidup
1.3.Cara mensyukuri Nikmat
Sungguh betapa besar dan banyak nikmat yang telah dikaruniakan Allah kepada kita. Setiap hari silih berganti kita merasakan satu nikmat kemudian beralih kepada nikmat yang lain. Di mana kita terkadang tidak membayangkan sebelumnya akan terjadi dan mendapatkannya. Sangat besar dan banyak karena tidak bisa untuk dibatasi atau dihitung dengan alat secanggih apapun di masa kini. Semua ini tentunya mengundang kita untuk menyimpulkan betapa besar karunia dan kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya
Ada banyak cara yang dapat dilakukan manusia untuk mensyukuri nikmat Allah swt, mensyukuri nikmat ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
·         Mensyukuri dengan hati, dengan mengakui, mengimani dan meyakini bahwa segala bentuk kenikmatan ini datangnya dari Allah swt semata. Orang yang bersyukur harus mengetahui dan mengerti nikmat dan Dzat  Pemberi nikmat. Seluruh nikmat berasal dari Allah Swt. Jika seseorang mengakui ada pihak lain selain Allah yang memberi nikmat kepadanya, maka pujiannya kepada Allah tidak sah dan syukurnya tidaklah sempurna.
·         Mensyukuri dengan lisan, dengan memperbanyak ucapan alhamdulillah (segala puji milik Allah) wasysyukru lillah (dan segala bentuk syukur juga milik Allah).
·         Mensyukuri dengan perbuatan,mempergunakan segala bentuk kenikmatan Allah untuk menunaikan perintah-perintah Allah, baik perintah wajib maupun, sunnah.Mempergunakan segala bentuk kenikmatan Allah dengan cara menghindari, menjauhi dan meninggalkan segala bentuk larangan Allah, baik larangan yang haram maupun yang makruh. Orang yang mendapatkan nikmat sehat akan menggunakan kesehatannya untuk melakukan ibadah kepada Allah dan melakukan pekerjaan sesuai dengan bidang dan kemampuannya masing-masing dengan aturan yang benar. Jika nikmat dijadikan perantara kepada-Nya, maka nikmat itu akan menjadikan sempurnanya syukur kepada Allah.

      Dengan nikmat yang diterima dari Allah, orang akan menyintai Allah, bukan  durhaka kepada-Nya. Hal ini akan dapat dicapai jika orang itu mengenal hikmah dari semua yang diciptakan Allah. Misalnya, dia harus mengetahui bahwa mata yang dimiliki merupakan nikmat dari Allah. Mensyukuri mata adalah dengan menggunakan mata untuk membaca Al-Quran, belajar ilmu pengetahuan, danyang semisalnya sehingga ia mampu menyerap pelajaran itu dan mengagungkan Allah sebagai penciptanya. Dia juga harus menahan matanya dari semua bentuk maksiat yang mungkin timbul melalui matanya. Begitu juga dengan anggota tubuh lainnya, seperti telinga, tangan, kaki, dan lain sebagainya.
1.4.Hikmah Mensyukuri nikmat
Bersyukur kepada Allah akan memperoleh hikmah yang banyak, di antaranya adalah:
·         Allah akan melipatgandakan nikmat-Nya kepada orang yang mau bersyukur kepada-Nya. Sebaliknya, Allah akan memberikan azab-Nya yang sangat pedih kepada orang yang tidak mau bersyukur kepada-Nya
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
                  Artinya: “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: ‘Sesungguhnya    
            Jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu  
            mengingkari (ni`mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih’ QS.Ibarim : 7
·         Allah berjanji akan memberikan balasan kepada orang yang bersyukur. Allah“... dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.”(QS. Ali ‘Imran (3): 144). Orang yang selalu bersyukur akan mendapatkan sorga yang penuh dengan segala kenikmatan. Orang yang selalu bersyukur dalam keadaan apa pun, baikmendapat nikmat atau musibah, dialah yang nantinya akan mendapatkankenikmatan yang hakiki di sorga.
·         Hati menjadi tentram dan damai.Nikmat  atau rezeki yang diterima adalah barokah Allah SWT, meskipun hanya kecil dan sedikit tetapi cukup dan menentramkan hati. Karena orang yang selalu bersyukur akan diberikan keidupan terasa menjadi tentram, damai, tenang, dan bahagia serta terhindar dari fitnah dan azab dunia serta akhirat





















BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan 
Bersyukur berarti kita mensyukuri apa yang diberikan ALLAH SWT kepada kita dengan kekuatan iman dan meyakini bahwa segala sesuatu tidak ada yang sia- sia. Kita dapat mensyukuri nikmat dengan cara berdzikir, dengan lisan kita dapat mengucapkan alhamdulilla, dengan hati yaitu meyakini bahwa segala bentuk nikmat & berkah datangnya semata hanya dari ALLAH SWT dan kita dapat mensyukuri nikmat ALLAH SWT dengan perbuatan kita dengan melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Segala bentuk syukur kita merupakan rasa terimakasih kita kepada ALLAH SWT,  dan manusia yang tidak mau bersyukur  maka ia akan rugi karena ALLAH SWT tidak membutuhkan rasa syukurpun dia tidak akan dirugikan yang pada dasarnya ALLAH SWT maha kaya akan sesuatu melainkan orang yang bersyukur ia mensyukuri untuk dirinya sendiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar