MAKALAH
HADIS DAN PEMBELAJARANNYA
“MENSYUKURI NIKMAT”
Makalah
Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadis dan Pemebelajarannya
Dosen
Pengampu : Rohinah , S.Pd.I., M.A.
Disusun Oleh :
1.Nurul
Aini (124100)
2.Mahmud
Alwi (124100)
3.Riza
Alfarid (12410059)
4.Ahid
Abdullah (12410063)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Nikmat merupakan pemberian dari Allah
kepada manusia secara terus menerus ,
akan tetapi kebanyakan manusia sering
melupakan dan tidak bersyukur atas pemberian nikmat dari Allah sehingga ia merasa bahwa Allah belum
memberikan apa-apa terhadap dirinya.
Sungguh betapa besar nikmat yang telah
Allah berikan kepada manusia. Setiap
hari silih berganti kita merasakan suatu nikmat kemudian berganti ke nikmat
yang lain dimana sebelumnya kita tidak mengetahui dan membayangkannya bahwa
kita akan mendapatkan nikmat tersebut.
Sebagai manusia sudah seharusnya
kita mensyukuri nikmat yang telah diberikan karena nikmat yang Allah berikan
kepada kita sangatlah besar sehingga jika kita mau menghitung nikmat yang telah
Allah berikan pun niscaya kita tidak akan mampu untuk menghitungnya. Nikmat juga
tidak dapat diukur dengan material. Contohnya
Allah telah memberikan kita alat indra yang mempunyai fungsi
sendiri-sendiri dan tentunya itu tidak dapat diukur dengan material. Itu adalah
nikmat Allah yang sering tidak kita sadari.
Yang paling
berbahaya adalah jika kiita menggunakan Nikmat Allah tidak pada tempatnya atau
digunakan untuk kemaksiatan. Contoh dari menggunakan nikmat Allah tidak pada
tempatnya adalah sifat angkuh kepada Allah. Ia merasa bahwa semua yang ada
padanya adalah murni karena kepandaian dan keistimewaan dirinya dan bukan
karena nikmat Allah , perasaan seperti ini tentunya dapat memudarkan tauhid
seseorang. Untuk menghindari hal-hal seperti ini kita diwajibkan untuk
mensyukuri nikmat Allah. Setiap detik tak pernah bisa lepas dari nikmat Allah untuk
itu kita harus banyak-banyak bersyukur agar dapat terhindar dari sifat angkuh
dan sombong . Cara bersyukur yang paling mudah adalah dengan mengucap hamdalah.
1.2
Rumusan
Masalah
Apa yang dimaksud dengan Mensyukuri Nikmat?
Bagaimana Cara kita Mensyukuri nikmat?
Hikmah mensyukuri Nikmat?
1.3
Tujuan
Mengetahui Dalil dan Hadis mensyukuri nikmat.
Mengetahui Apa itu mensyukuri nikmat.
Mengetahui bagaimana caranya mensyukuri
Nikmat.
Mengetahui hikmah mensyukuri Nikmat.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1.Dalil
dan Hadist Mensyukuri Nikmat
Ø Dalil Al-Qur’an mengenai
mensyukuri Nikmat
Dalam al-Quran QS. al-Baqarah: 152Allah Swt. memerintahkan kepada orang Islam
agar selalu bersyukur kepada-Nya.
Allah swt. berfirman ;
Artinya : “Jika kamu mau menghitung nikmat Allah,
niscaya kamu tidak akan
mampu (menghitungnya)”. QS. AnNahl : 18
Ø Hadist mengenai Mensyukuri nikmat
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ
بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا خَلَفُ بْنُ خَلِيفَةَ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ
كَيْسَانَ، عَنْ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَبِي بَكْرٍ، وَعُمَرَ: وَالَّذِي
نَفْسِي بِيَدِهِ، لَتُسْأَلُنَّ عَنْ هَذَا النَّعِيمِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ،
أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُيُوتِكُمُ الْجُوعُ، ثُمَّ لَمْ تَرْجِعُوا حَتَّى
أَصَابَكُمْ هَذَا النَّعِيمُ (رواه مسلم)
Rasulullah saw. bersabda kepada Abu Bakar dan Umar ra. Demi dzat yang
diriku ada di bawah kekuasaan-Nya, hari kiamat nanti kamu semua akan ditanyakan
(dimintai pertanggungjawaban) tentang nikmat ini, (semula) rasa lapar itu telah
mendorong kamu untuk keluar rumah, sehingga kamu belum mau kembali sebelum
memperoleh nikmat ini (HR. Muslim)
Hal ini sejalan dengan QS At-Takatsur: 8 yang menegaskan bahwa manusia akan
dimintai pertanggungjawaban atas segala bentuk kenikmatan yang telah
diterimanya. Sejalan pula dengan QS Al-Isra':36 yang menegaskan bahwa
pendengaran, penglihatan dan hati itu akan dimintai pertanggungjawaban.
وحَدَّثَنِي زُهَيْرُ
بْنُ حَرْبٍ، حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، ح وَحَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ، حَدَّثَنَا
أَبُو مُعَاوِيَةَ، ح وَحَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ -
وَاللَّفْظُ لَهُ - حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، وَوَكِيعٌ، عَنِ الْأَعْمَشِ،
عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ، وَلَا
تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ، فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا
نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ
Rasulullah saw. bersabda lihatlah kepada orang yang lebih rendah dari pada
kamu dan janganlah kamu melihat orang yang di atasmu. Maka hal itu lebih baik
untuk tidak meremehkan nikmat Allah atasmu. (Muutafaq ‘Alaih)
Dalam hadits di atas, nabi menyuruh kaum muslimin agar memandang orang
memandang orang yang berada di bawah mereka, baik mengenai bentuk dan rupa
tubuhnya, kesehatan dan kesejahteraannya, harta dan kekayaannya maupun yang
lain-lainnya. Dengan cara demikian, mereka akan merasa beruntung dan lebih baik
keadaan mereka dibandingkan dengan yang dibawah standar nasib mereka.
Sebaliknya nabi saw. melarang kaum muslimin memandang orang yang di atas mereka
sebab dapat menimbulkan rasa kecil hati dan rendah diri dan bahkan bukan
mustahil dapat menimbulkan rasa kecewa, menyesal diri dan mungkin timbul
persangkaan yang buruk kepada Allah swt. bahwa Dia tidak memperhatikan keadaan
dirinya atau pilih kasih dalam pemberian nikmat. Kaum muslimin dibenarkan
melihat orang yang lebih tinggi derajatnya, khusus dalam masalah ketaatan
kenjalankan agama (dalam hal kebaikan yang bernilai agama) atau dalam menuntut
ilmu pengetahuan khususnya ilmu pengetahuan yang bernilai agama
, “Ada
dua kenikmatan, banyak manusia menjadi merugi gara-gara dua kenikmatan ini,
yaitu; nikmat kesehatan dan nikmat waktu luang.” (HR Imam Bukhari dalam
kitab Shahih-nya, hadits no. 6412).
Saat 'Aisyah ra bertanya, “Bukankah dosa engkau yang telah lalu dan yang
akan datang telah diampuni oleh Allah?" Maka beliau saw menjawab, "Tidakkah
aku menjadi seorang hamba yang banyak bersyukur?" (HR Muslim, no
2819). Inilah yang dilakukan Rasulullah saw. Beliau terus melakukan shalat
malam yang panjang dan sangat baik, sehingga telapak kaki beliau
bengkak-bengkak.
1.2.Makna Mendyukuri Nikmat
Syukur adalah pujian karena adanya kebaikan
yang diperoleh Syukur
berarti Memuji, berterima kasih dan merasa berhutang budi kepada Allah atas
karunia-Nya,,Syukur merupakan akibat dari
adanya nikmat yang telah diterima dari pemberi nikmat,Syukur berarti ucapan sikap, dan perbuatan terimakasih
kepada allah swt, dan penggakuan yang tulus atas nikmat dan karunia yang
diberikannya. Nikmat yang diberikan sangat banyak dan bentuknya bermacam-macam,
disetiap detik yang dilalui maninusia tidak pernah lepas dari nikmat allah,
nikmatnya sanggat besar. seperti halnya semua alat indra kita serta nikmat
kesehatan yang semua itu tidak bisa diukur dengan material kita.Sehingga mausia
tidak akan dapat menghitungnya.
Akan tetapi tentu saja semua hal yang berkaitan
kenikmatan di dunia semua itu merupakan hanya kenikmatan sementara yang
nantinya akan diambil oleh Allah SWT
Bahwasanya Allah menganjurkan kepada makhluknya
untuk mensyukuri nikmat yang diberikan, yaitu dengan satu hal yang mungkin
kadang manusia sendiri lupa apa yang menjadi kewajiban kita sebagai makhluk
Allah, yaitu dengan menjalankan apa yang sudah ditetapkanNikmat adalah segala anugerah
Allah swt.hidup manusia pada dasarnya sangat tergantung dan membutuhkan nikmat
Allah swt.
Syukur harus dilakukan dengan tiga hal, yaitu lisan,
hati, dan anggota badan sebagaimana iman. Orang yang bersyukur kepada Allah Swt. atas
kenikmatan yang diterima, maka ia harus mengakui kenikmatan itu dalam hatinya,
kemudian lisannya mengucapkan kalimat alhamdulillah atau
memberitahukannya kepada orang lain, dan anggota badannya tergerak untuk lebih taat kepada
Allah Swt. Dan memberikan sebagian kenikmatan itu kepada orang lain yang
membutuhkan.
Bersyukur adalah saat kita diberi kesehatan dan
menggunakan kesehatan itu untuk beribadah kepada Allah,bersukur adalah melihhat
kebawah memahami bahwa masih banyak yang kurang beruntung dari kita,Menerima
segala kekurangan dan kelebihan menjalani proses kehidupan dengan apa adanya
tanpa keserakahan.
Banyak nikmat Allah yang diberikan kepada manusia, bumi sebagai tempat
hidup manusia dengan berbagai sarananya. Hujan (air yang turun dari langit)
sebagai sumber kehidupan. Dengan air, tanah yang gersang menjadi subur. Kemudian
Allah juga menciptakan pasangan semua hal yang Dia ciptakan. Ada siang ada
malam, ada laki-laki ada perempuan, ada panas ada dingin, ada positif ada
negatif dan seterusnya. Semua itu merupakan bagian dari nikmat Allah yang
diberikan kepada makhluknya khususnya manusia. Nikmat-nikmat itu diberikan
kepada manusia agar mereka dapat hidup sejahtera. Dengan nikmat yang diberikan
Allah, sewajarnya manusia selalu mengingat nikmat itu dari mana datangnya,
sehingga tidak menjadi manusia yang kafir (mengingkari nikmat). Bagi yang
memiliki binatang ternak, tumbuhan (kebun atau lading) dan atau penghasilan
lebih harus mengeluarkan hak untuk fakir miskin dan sebagainya.
Di antara sekian nikmat Allah swt., ada dua nikmat yang
sangat besar akan tetapi sering kurang disadari oleh manusia, yaitu nikmat
Islam dan Iman. Secara garisbesar Iman adalah kepercayaan akan adanya Allah
Yang Maha Esa, sedangkanIslam merupakan perwujudan dari Iman, pasrah dan
mengikuti segala aturan Tuhan,bersedia tunduk dan patuh.
Islam dan Iman merupakan nikmat yang paling besar dan
tinggi nilainya,oleh karenahanya dengan Islam dan Iman inilah manusia akan
selamat dalam hidup danperjalanan hidupnya di dunia maupun di akhirat, manusia akan
menemukan jatidirinya sebagai makhluk Allah swt. Bila hal ini betul-betul
disadari, maka aturan
Agama tidak lagi dianggap beban yang mengikat manusia,
akan tetapi dianggapnyasebagai pelita dalam kegelapan hidup
1.3.Cara mensyukuri Nikmat
Sungguh betapa besar dan banyak nikmat yang telah dikaruniakan Allah kepada
kita. Setiap hari silih berganti kita merasakan satu nikmat kemudian beralih
kepada nikmat yang lain. Di mana kita terkadang tidak membayangkan sebelumnya
akan terjadi dan mendapatkannya. Sangat besar dan banyak karena tidak bisa
untuk dibatasi atau dihitung dengan alat secanggih apapun di masa kini. Semua
ini tentunya mengundang kita untuk menyimpulkan betapa besar karunia dan kasih
sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya
Ada banyak cara yang dapat
dilakukan manusia untuk mensyukuri nikmat Allah swt, mensyukuri nikmat ini
dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
·
Mensyukuri dengan hati, dengan mengakui, mengimani dan meyakini bahwa
segala bentuk kenikmatan ini datangnya dari Allah swt semata. Orang yang bersyukur harus mengetahui dan mengerti
nikmat dan Dzat Pemberi nikmat. Seluruh nikmat berasal dari Allah Swt.
Jika seseorang mengakui ada pihak lain selain Allah yang memberi nikmat kepadanya, maka
pujiannya kepada
Allah tidak sah dan syukurnya tidaklah sempurna.
·
Mensyukuri dengan lisan, dengan memperbanyak ucapan alhamdulillah
(segala puji milik Allah) wasysyukru lillah (dan segala bentuk syukur
juga milik Allah).
·
Mensyukuri dengan perbuatan,mempergunakan segala bentuk kenikmatan Allah
untuk menunaikan perintah-perintah Allah, baik perintah wajib maupun, sunnah.Mempergunakan segala bentuk kenikmatan Allah
dengan cara menghindari, menjauhi dan meninggalkan segala bentuk larangan
Allah, baik larangan yang haram maupun yang makruh. Orang yang mendapatkan nikmat sehat akan menggunakan kesehatannya untuk melakukan ibadah kepada
Allah dan melakukan pekerjaan sesuai dengan bidang dan kemampuannya masing-masing dengan aturan yang benar. Jika nikmat dijadikan
perantara kepada-Nya, maka nikmat itu akan menjadikan sempurnanya syukur kepada Allah.
Dengan nikmat yang diterima dari Allah, orang akan menyintai
Allah, bukan durhaka kepada-Nya. Hal ini akan dapat dicapai jika
orang itu mengenal hikmah dari semua yang diciptakan Allah. Misalnya, dia harus mengetahui
bahwa mata yang dimiliki merupakan nikmat dari Allah. Mensyukuri mata adalah
dengan menggunakan mata untuk membaca Al-Quran, belajar ilmu pengetahuan,
danyang semisalnya sehingga ia mampu menyerap pelajaran itu dan mengagungkan
Allah sebagai penciptanya. Dia juga harus menahan matanya dari semua bentuk maksiat yang mungkin timbul melalui matanya. Begitu
juga dengan anggota tubuh lainnya, seperti telinga, tangan, kaki, dan lain sebagainya.
1.4.Hikmah Mensyukuri nikmat
Bersyukur kepada Allah akan memperoleh hikmah yang banyak, di antaranya
adalah:
·
Allah akan melipatgandakan nikmat-Nya kepada orang yang mau
bersyukur kepada-Nya. Sebaliknya, Allah akan memberikan azab-Nya yang sangat
pedih kepada orang yang tidak mau bersyukur kepada-Nya
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ
كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Artinya: “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan:
‘Sesungguhnya
Jika kamu bersyukur, pasti Kami
akan menambah (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (ni`mat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih’ QS.Ibarim : 7
·
Allah berjanji akan memberikan balasan kepada orang yang
bersyukur. Allah“... dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang
bersyukur.”(QS. Ali ‘Imran (3): 144). Orang yang selalu bersyukur akan
mendapatkan sorga yang penuh dengan segala kenikmatan. Orang yang selalu
bersyukur dalam keadaan apa pun, baikmendapat nikmat atau musibah, dialah yang
nantinya akan mendapatkankenikmatan yang hakiki di sorga.
·
Hati menjadi tentram dan damai.Nikmat atau rezeki yang diterima adalah barokah Allah SWT, meskipun
hanya kecil dan sedikit tetapi cukup dan menentramkan hati. Karena orang yang
selalu bersyukur akan diberikan keidupan terasa menjadi tentram, damai, tenang,
dan bahagia serta terhindar dari fitnah dan azab dunia serta akhirat
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Bersyukur berarti kita mensyukuri apa yang diberikan ALLAH SWT kepada kita
dengan kekuatan iman dan meyakini bahwa segala sesuatu tidak ada yang sia- sia.
Kita dapat mensyukuri nikmat dengan cara berdzikir, dengan lisan kita dapat
mengucapkan alhamdulilla, dengan hati yaitu meyakini bahwa segala bentuk
nikmat & berkah datangnya semata hanya dari ALLAH SWT dan kita dapat
mensyukuri nikmat ALLAH SWT dengan perbuatan kita dengan melaksanakan segala
perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Segala bentuk syukur kita merupakan rasa terimakasih kita kepada ALLAH
SWT, dan manusia yang tidak mau bersyukur maka ia akan rugi karena
ALLAH SWT tidak membutuhkan rasa syukurpun dia tidak akan dirugikan yang pada
dasarnya ALLAH SWT maha kaya akan sesuatu melainkan orang yang bersyukur ia
mensyukuri untuk dirinya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar