PENELITIAN
KUANTITATIF
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar
Metode Penelitian
Dosen Pengampu : Dr. Karwadi, M. Ag.
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Alam pada dasarnya bersifat teratur, terstruktur dan
simetri. Alam mencakup benda alam dan "benda" konsep dalam gagasan
manusia. Dalam penelitian ilmu alam, kebenaran ilmu haruslah positif,
memusatkan perhatian pada gejala yang nyata dan konkret tanpa halangan dari
pertimbangan lainnya (Soekanto, 1997: 444). Untuk itu, penelitian didefinisikan
sebagai penyelidikan yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis, tentang
fenomena-fenomena alami, dengan dipandu oleh teori dan hipotesis-hipotesis
tentang hubungan yang dikira terdapat antara fenomena-fenomena itu. Secara
historis, pendekatan ini diilhami oleh pemikiran tokoh-tokoh filsafat seperti
Rene Descartes, Auguste Comte dan John Dewey.
Manusia mempunyai tahap
perkembangan mulai dari tahap teologis, metafisik sampai positif. Kebenaran
ilmu dicapai pada tahap positif, sehingga ilmu harus memusatkan perhatian pada
gejala yang nyata dan konkret. Paham positivisme ini mengatakan bahwa perilaku
masyarakat manusia memiliki kesesuaian dengan kondisi alam (isomorphism).
Sebagaimana dengan gejala alam, manusia bersifat
terstruktur dan dapat diramalkan. Alam, termasuk manusia, diciptakan sebagai
sebuah keserasian. Keserasian itu dapat dilihat dari berbagai gejala alam
seperti berjuta-juta planet termasuk bumi yang mengitari matahari pada wilayah
orbitnya dengan tidak pernah saling berbenturan, lingkaran dalam batang pohori
memberi petunjuk mengenai usia pohon yang bersangkutan, ujung jarum apabila
diperbesar dengan suatu alat akan terlihat seperti bintik-bintik yang teratur
dan indah, bawang terbungkus dengan kulitnya membangun sebuah bentuk yang
sangat simetri, dan sebagainya. Hukum-hukum alam ini mempengaruhi usaha untuk
memahami masyarakat manusia. Perilaku manusia diasumsikan sebagai sebuah
keteraturan yang dapat diuji, diramalkan dan digeneralisasikan. Pengaruh itu
terlihat dalam konsep dan metode.
Pengaruh ilmu alam dalam konsep ilmu psikologi dan
pendidikan terdapat dalam konsep heriditas yang diadopsi dari eksperimen Morgan
dalam lapangan biologi, teori psikologi medan diambil dari teori medan magnet,
teori belajar kuantum berasal dari fisika kuantum, konsep individu, stimulus
dan respons, juga merupakan konsep-konsep dalam ilmu alam yaitu teori atom.
Pengaruh ilmu alam dalam metode penelitian psikologi dan pendidikan terlihat
dalam penggunaan metode observasi yang diambil dari cara yang digunakan dalam
ilmu astronomi, asumsi normalitas dalam pengukuran psikologis, prosedur
sampling, analisa kuantitatif, metode eksperimen, perlunya definisi
operasional, dan sebagainya.
Usaha pengukuran untuk mengubah kualitas
menjadi kuantitas dilakukan terhadap tanda-tanda perilaku dalam variabel. Benda
alam tidaklah diukur hakikatnya, tetapi "perilaku" yang dapat
diindera. Benda konsep tidak diukur dalam hakikat konseptual variabel, tapi
dalam indikator yang menjadi tanda-tanda perilaku dalam variabel. Perilaku itu
diperoleh melalui proses belajar, sehingga pengukuran merupakan kegiatan
mengukur hasil belajar dalam variabel yang diteliti. Pengalaman dari proses
belajar merupakan hasil belajar yang bersifat objektif dan dapat diukur.
Misalnya kepandaian diukur berdasarkan tanda-tanda perilaku yang dimiliki oleh
orang yang pandai, yaitu kemampuan menjawab dengan benar tes yang diberikan
kepadanya. Tingkat demokratisme guru adalah perilaku yang dilakukan
dalam, mengambil keputusan, memberi perintah, dan menilai hasil kerja siswa.
Pemanfaatan instrumen
sebagai alat ukur dalam penelitian kuantitatif menjadi sangat menentukan.
Perkembangan alat ukur berjalan searah dengan perkembangan ilmu. Berkembangnya
alat-alat pengukuran mendorong penemuan-penemuan ilmiah, dan penemuan-penemuan
ilmiah mendorong usaha untuk mengembangkan alat-alat ukur baru. Usaha untuk
memahami bintang-bintang menimbulkan usaha untuk menciptakan teropong bintang
dan penemuan teropong bintang mendorong penemuan-penemuan besar dalam lapangan
astronomi. Begitulah hal itu
terjadi secara komplementer.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian penelitian kuantitatif?
2. Apa
tujuan penelitian kuantitatif?
3. Bagaimana
kelebihan dan kekurangan penelitian kuantitatif?
4. Bagaimana
ciri-ciri penelitian kuantitatif?
5. Bagaimana
proses pengukuran penelitian kuantitatif?
6. Bagaimana
analisis penelitian kualintatif?
C. Tujuan
1.
Mengetahui Pengertian penelitian
kuantitatif
2.
Mengetahui Tujuan penelitian kuantitatif
3.
Mengetahui Kelebihan dan kekurangan
penelitian kuantitatif
4.
Mengetahui Ciri-ciri penelitian
kuantitatif
5.
Mengetahui Proses pengukuran penelitian
kuantitatif
6.
Mengetahui analisis penelitian
kualintatif
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Penelitian kuantitatif adalah penelitian
ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya.[1]
Penelitian
kuantitatif lebih diarahkan untuk meneguhkan teori (confirmatory analysis).
Alur logika penelitian kuantitatif dimulai dari mengkaji teori yang sudah ada,
mendefinisikan, melakukan fisikalisasi dan mengukur untuk mengumpulkan data di
lapangan, kemudian menganalisis secara statistik untuk menolak atau menerima
kebenaran teori. Penelitian kuantitatif adalah definisi,
pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah
berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas
sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan persentase
tanggapan mereka. Sebagai contoh: 240 orang, 79% dari populasi sampel,
mengatakan bahwa mereka lebih percaya pada diri mereka pribadi masa depan
mereka dari setahun yang lalu hingga hari ini. Menurut ketentuan ukuran sampel
statistik yang berlaku, maka 79% dari penemuan dapat diproyeksikan ke seluruh
populasi dari sampel yang telah dipilih. pengambilan data ini adalah disebut
sebagai survei kuantitatif atau penelitian kuantitatif.[2]
Metode kuantitatif dinamakan metode
tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah
mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut juga metode
positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai
metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu
konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga
disebut metode discovery, karena dengan metodeini dapat ditemukan dan
dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena
data penelitian berupa angka-angka dan analisis berupa statistik.[3]
Metode penelitian kuantitatif adalah
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positifisme, digunakan untuk
meneliti pada kondisi objek yang alamiyah, ( sebagai lawannya adalah
eksperimen) dimana penelitian adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan
sampel sumber data dilakukan secara Purposive dan Snowbaal,
teknik pengumpulan dengan tri anggulasi ( gabungan, analisis data bersifat
induktif / kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
dari pada generalisasi.[4]
B. Tujuan
Tujuan penelitian kuantitatif yaitu
untuk menjelaskan, meramalkan, atau mengira-ngira dan mengontrol kejadian
melalui pengumpulan data yang terfokus dari data numerik.[5]
Untuk menguji teori melalui proses
berpikir deduktif (umum-khusus).[6]
C. Kelebihan
dan kekurangan penelitian kuantitatif
Tidak ada model penelitian yang cocok untuk semua
masalah pendidikan yang akan dipecahkan. Penelitian kuantitatif mempunyai
kekuatan digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang bersifat hasil
dari proses yang dihentikan, namun tidak efektif digunakan dalam penelitian
yang mempersoalkan tentang proses yang berjalan, dinamika, dan interaksi. Oleh
karena itu, di samping mempunyai keunggulan, penelitian kuantitatif juga
mempunyai beberapa kelemahan.
1. Kelebihan
metode penelitian kuantitatif
a. Memungkinkan dilakukan pencatatan data hasil
penelitian secara eksak.
b. mengikuti
tata pikir dan tata kerja yang pasti dan konsisten.
c. Data
dapat diringkas dengan cara dan bentuk yang lebih bermakna dan lebih mudah
dianalisis.
d. Memungkinkan
penggunaan teknik analisis statistic dan matematis yang dapat diandalkan dalam
penelitian ilmiah.
e. hasil
penelitian yang diperoleh memiliki komunikabilitas yang tinggi.
f. Penelitian kuantitatif mempunyai keunggulan
dalam menegakkan objektivitas. Kebenaran diterima secara sepakat oleh para
pengamat, sehingga kesimpulan yang dicapainya kuat.
2. Kekurangan
metode penelitian kuantitatif[8]
a. Berdasarkan
pada anggapan-anggapan (asumsi)
b. Asumsi
tidak sesuai dengan realitas yang terjadi atau menyimpang jauh maka
kemampuannya tidak dapat dijamin bahkan menyesatkan.
c. Data
harus berdistribusi normal dan hanya dapat digunakan untuk menganalisis data
yang populasi atau sampelnya sama.
d. Tidak
dapat dipergunakan untuk menganalisis dengan cuplikan (sampel) yang jumlahnya
sedikit.
D. Ciri-ciri
penelitian kuantitatif
a. Sifat
realitasnya dapat diklasifikasikan, konkrit, teramati, terukur.
b. Hubungan
peneliti dengan yang diteliti independen, supaya terbangun objektivitas.
c. Hubungan
variabelnya sebab-akibat (kausal)
d. Cenderung
membuat generalisasi
e. Cenderung
bebas nilai .[9]
E. Proses
Pengukuran
Proses
pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal
ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi
matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.[10]
F. Proses
penelitian Kuantitatif
Pada umumnya statistik dibagi dua,
yaitu (1) statistik deskriptif, (2) statistik inferensial. Analisis statistik
deskriptif biasanya dipergunakan kalau tujuan penelitianya untuk penjajagan
atau pendahuluan,tidak menarik kesimpulan,hanya memberikan gambaran/deskripsi
tentang data yang ada.analisis statistik infarasial dipergunakan jika peneliti
akan memberikan interprestasi menjenai data, atau ingin menarik kesimpulan dari
data yang dihasilkan.Untuk kepentingan analisis data, bagaimanapun bentuknya
data, perlu ada prosedurnya. Prosedur yang sering dilakukan dalam analisis data
adalah sebagai berikut:
a. Penyusunan Data
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan data:
(a) hanya memasukkan data
yang penting dan benar-benar dibutuhkkan
(b) hanya memasukkan data yang bersifat obyektif
(c) hanya memasukkan data
yang autentik
(d) perlu dibedakan antara data informasi dengan
kesan pribadi responden.
b. Pengolahan Data
Kegiatan pengolahan data terdiri dari:
(1) Pengklasifikasian data, yaitu
menggolongkan aneka ragam jawaban itu ke dalam kategori-kategori yang jumlahnya
lebih terbatas. pengklarifikasian perangkat kategori itu penyusunannya harus
memenuhi bahwa setiap perangkat kategori dibuat dengan mendasarkan kriterium
yang tunggal, bahwa setiap perangat kategori harus dibuat lengkap, sehingga
tidak ada satupun jawaban responden yang tidak mendapat tempat, dan kategori
yang satu dengan yang lain harus terpisah secara jelas tidak saling tumpang
tindih
(2) Koding, yaitu usaha mengklasifikasikan
jawaban-jawaban responden dengan jalan menandai masing-masing kode
tertentu.Bila analisis kuantitatif maka kode yg diberikan adalah angka.bila
angka itu berlaku sebagai skala pengukuran maka disebut skor
(3) Tabulasi, yaitu usaha
penyajian data,terutama pengolahan data yg akan memjurus analisis
kuantitatif,biasanya menggunakan tabel,baik tabel distribusi frekuensi maupun
tabel silang.
Berdasarkan data yg diperoleh, peneliti
akan menarik kesimpulan menjawab problemantik atau hipotesis atau tujuan
penelitian yang diajukan.jika analisis data dilakukan dengan secara
statistik,dari uji statistik yang telah dilakukan kemungkinan kesimpulannya berikut
ini:
1)
Hubungan antara variabel-variabel penelitian atau
perbedaan antara sampel-sampel yang diteliti sangat signifikan atau signifikan.
2)
Hubungan antara varibel-varibel yang diteliti
atau perbedaan antara sampel-sampel yang diteliti tidak signifikan (Sutrisno
Hadi,1981 23-24).
Dalam kemungkinan hasil yang pertama,
kemungkinan besar hipotesis alternatifnya diterima (hipotesis nihil ditolak).
Menerima hipotesis alternatif berarti adanya dugaan hubungan atau adanya
perbedaan dinyatakan terbukti. Sebaliknya dalam kemungkinan hasil yg kedua,
hipotesis alternatifnya dinyatakan tidak terbukti.
Kesimpulan, yaitu hasil
uji statistik, belumlah merupakan produk terakhir dari suatu
penelitian ilmiah. Pembahasan itu menjadi sangat penting jika ternyata
hipotesis penelitiannya tidak dapat dibuktikan. Dalam keadaan demikian
penelitian berkewajiban mengkaji kemungkinan sebab-sebab tidak terbuktinya
hipotesis. Beberapa sumber tidak terbuktinya hipotesis dapat dicari dari:
1.
Landasan teori yang digunakan untuk menyusun
hipotesis sudah kedaluarsa; sudah kurang sahih, atau kurang adekuat.
2.
Sampel penelitian terlalu kecil.
3.
Sampel penelitian tidak diambil secara rambang.
4.
Kurang cermatnya mengeleminasi atau menetralisasi
variabel-variabel luar atau ekstrameus.
5.
Instrumen atau metode pengumpulan data tidak
sahih dan tidak terandalkan.
6.
Rancangan penelitian yang digunakan tidak tepat.
7.
Perhitungan-perhitungan dalam analisisnya kurang cermat.
8.
Hipotesisnya sendiri yang ”palsu”,
dan kenyataannya bertentangan dengan hipotesis itu (SutrisnoHadi, 1981).
Dalam hubungan dengan kemungkinan tidak
terbuktinya hipotesis perlu dikemukakan bahwa dalam penelitian suatu hipotesis
tidak terbukti, itu tidak berarti bahwa penelitiannya gagal. Sering kali suatu
penelitian terdiri dari beberapa hipotesis dan tidak terbuktinya satu atau dua
hipotesis memang jarang terjadi. Walaupun penelitiannya hanya terdiri dari satu
hipotesis, tidak terbuktinya hipotesis itupun tidak berarti menggagalkan
seluruh penelitian. Yang penting peneliti, dalam hal ini, dapat mengemukakan
keterangan atau alasan yang kuat mengenai kemungkinan-kemungkinan sebab tidak
terbuktinya hipotesis tersebut dalam pembahasan atau diskusi hasil analisisnya.
Memang cukup berat bagi peneliti untuk ”mengakui”, misalnya bahwa instrumen
kurang sahih, sampling kurang representatif, pengontrolan variabel ekstraneus
kurang cermat, atau landasan teori-teorinya kurang adekuat. Kemungkinan tidak
terbuktinya hipotesis ini hendaknya mengingatkan kepada peneliti agar semua
kemungkinan sebab-sebab itu ditutup bocornya sebelum penelitian dilakukan. Jika
saja setelah usaha optimal dan hasilnya memang demikian, peneliti tinggal menggali beberapa kemungkinan sebabnya yang
secara metodologik lebih dapat dipertanggungjawabkan, misalnya kurang besarnya
sampel atau kemungkinan tidak sahihnya teori-teori yang ada, sebab seperti
telah diketahui bahwa lahirnya teori baru adalah dari kemungkinan yang terakhir
ini. Untuk analisis bukan statistik, barang kali komponen hasil dikusi dan
konklusi itu bergabung menjadi satu. Artinya hasil analisis adalah sekaligus
konklusi penelitian, ebagian dari
konsep-konsep yang dibicarakan dalam hasil analisis statistik diatas tentunya
berlaku juga untuk hasil analisis yang bukan statistik.[11]
G. Analisis Data Kuantitatif[12]
Salah satu
metode kuantitatif yang banyak digunakan untuk analisis data adalah dengan
menggunakan statistika. Statistika dalam penelitian kuantitatif dikategorikan
ke dalam dua bagian, yaitu: Statistika Deskriptif dan Statistika Inferensial.
Analisis deskriptif juga disebut analisis sederhana, karena memang masih
tahap awal analisis statistik yang hanya menggambarkan secara lebih jelas data
yang disajikan. Penyajian data ini biasa dilakukan dengan tabel dan grafik,
ukuran tendensi pusat, dan ukuran variabilitas data.
a) Tabel dan Grafik
Teknik ini mungkin merupakan teknik yang paling mudah dan
paling banyak digunakan untuk mendeskripsikan data. Distribusi frekuensi
mengindikasikan jumlah dan persentase responden, obyek yang masuk ke dalam
kategori yang ada. Teknik ini biasanya digunakan untuk memberikan informasi
awal dalam penelitian tentang obyek atau responden.
Ukuran pemusatan data memperlihatkan suatu ukuran
kecenderungan skor dalam suatu kelompok data. Terdapat tiga jenis ukuran
kecenderungan pemusatan data (central tendency) yang sering digunakan
dalam mendeskripsikan data kuantitatif yaitu rata-rata, media, dan modus.
Ukuran tersebut sering digunakan untuk menggambarkan karakteristik kelompok
data tanpa harus menunjukkan semua data yang ada dalam kelompok tersebut.
Misalnya, dengan menyebutkan rata-ratanya sudah terjelaskan gambaran umum suatu
kelompok data.
1) Modus
Modus (mode) adalah data yang paling sering muncul
pada suatu distribusi dalam satu kelompok data. Dalam contoh yang
ditujukkanpada tabel 3.6, modusnya adalah 6 yang muncul 3 kali (terbany
akdibandingkan nilai lain yang hanya muncul satu kali dan dua kali). Modus
dapat digunakan pada data yang berskala nominal, ordinal,interval dan rasio.
Jika datanya berbentuk ordinal dapat digunakanukuran median.
2) Median
Median atau nilai tengah diperoleh dengan cara
mengurutkan data mulai dari skor terkecil sampai tertinggi dalam satu
kelompokkemudian dicari nilai tengahnya. Jika jumlah anggota kelompoknya ganjil
misalnya 9, maka median adalah skor pada urutan ke 5. Jikajumlah anggota
kelompoknya genap misalnya 10, maka median adalah skor hasil penjumlahan skor
urutan ke 5 dan ke 6 dibagi dua.
3) Mean
(Rata-rata)
Rata-rata diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh data
dalam satu kelompok kemudian dibagi dengan jumlah anggota kelompok tersebut.
Mean berfungsi untuk mengetahui kemampuan/potensi/prestasi kelompok. Mean juga
berguna untuk analisis lebih lanjut terutama t-test dan uji normalitas.
2) Statistik
Inferensial
Salah satu bagian penting dari statistik inferensial adalah
pengujian hipotesis. Ada dua macam hipoteses, yaitu: Hipotesis Nol (simbul Ho)
yaitu suatu pernyataan yang menunjukkan kesamaan atau tidak berbeda. Sebagai
lawannya adalah hipotesis alternatif atau hipotesis kerja (simbol Ha) yang
menunjukkan perbedaan atau tidak sama.
Metode ini menggambarkan
secara kuantitatif asosiasi ataupun relasi satu variabel interval dengan
variabel interval lainnya. Sebagai contoh kita dapat lihat relasi hipotetikal
antara lamanya waktu belajar dengan nilai ujian tinggi. Korelasi diukur dengan
suatu koefisien (r) yang mengindikasikan seberapa banyak relasi antar dua
variabel. Daerah nilai yang mungkin adalah +1.00 sampai -1.00. Dengan +1.00
menyatakan hubungan yang sangat erat, sedangkan -1.00 menyatakan hubungan
negatif yang erat.
Berikut ini adalah panduan
untuk nilai korelasi tersebut :
+ atau - 0.80 hingga 1.00 korelasi sangat tinggi
0.60 hingga 0.79 korelasi tinggi
0.40 hingga 0.59 korelasi moderat
0.20 hingga 0.39 korelasi rendah
0.01 hingga 0.19 korelasi sangat rendah
Satu hal yang perlu diingat
adalah "korelasi tidak menyatakan hubungan sebab-akibat". Dari contoh
di atas, korelasi hanya menyatakan bahwa ada relasi antara lamanya waktu
belajar dengan nilai ujian tinggi, namun bukan "lamanya waktu belajar
menyebabkan nilai ujian tinggi".
Regresi digunakan ketika
periset ingin memprediksi hasil atas variabel-variabel tertentu dengan
menggunakan variabel lain. Dalam bentuknya yang paling sederhana yang hanya
melibatkan dua buah variabel, yaitu variabel bebas (independent) dan variabel
terikat (dependent), misalnya lama waktu belajar dengan nilai ujian. Regresi sederhana berusaha memprakirakan
nilai ujian dengan lamanya waktu belajar. Analisis regresi mengindikasikan
kepentingan relatif satu atau lebih variabel dalam memprediksi variabel
lainnya.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena
serta hubungan-hubungannya. Penelitian kuantitatif
lebih diarahkan untuk meneguhkan teori (confirmatory analysis). Yang mana tujuan penelitian kuantitatif yaitu untuk menjelaskan,
meramalkan, atau mengira-ngira dan mengontrol kejadian melalui pengumpulan data
yang terfokus dari data numerik. Metode penelitian ini mempunyai kelemahannya
sendiri. Sedangkan Proses penelitian Kuantitatif Pada umumnya statistik dibagi dua, yaitu (1) statistik deskriptif,
(2) statistik inferensial. Analisis statistik deskriptif biasanya dipergunakan
kalau tujuan penelitianya untuk penjajagan atau pendahuluan,tidak menarik kesimpulan,hanya
memberikan gambaran/deskripsi tentang data yang ada.analisis statistik
infarasial dipergunakan jika peneliti akan memberikan interprestasi menjenai
data, atau ingin menarik kesimpulan dari data yang dihasilkan.Untuk kepentingan
analisis data, bagaimanapun bentuknya data, perlu ada prosedurnya. Serta menggunakan analisis data
kuantitatif ,yaitu (1). Statistika Deskriptif dan
(2). Statistika Inferensial.
Daftar
Pustaka
http:// Penelitian
kuantitatif - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm
Sugiyono. Metode Penelitian
Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R& D, (Bandung:
AFFABETA, 2012)
http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/16/apa-maksud-dan-tujuan-metode-penelitian-kuantitatif-itu-ya-319380.html
Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar
metodologi: Penelitian Kwantitatif Dalam Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo, 1996)
Sukanto. 1997. Metodologi
Penelitian Pendidikan: Kompetensi
dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara. Hal. : 444
Suryabrata,
Sumadi. 1998.
Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sutrisno, Hadi. 1981. Metodologi Penelitian
kualintatif. bandung: Grafindo Persada
[1]http:// Penelitian kuantitatif - Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas.htm
[2]Ibid.
[3]Sugiyono.
Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&
D, (Bandung: AFFABETA, 2012) hlm.13
[4]Ibid.hlm.15
[5]http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/16/apa-maksud-dan-tujuan-metode-penelitian-kuantitatif-itu-ya-319380.html
[6]
Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar metodologi: Penelitian Kwantitatif Dalam
Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1996) hlm, 32.
[9]
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R& D, (Bandung: AFFABETA, 2012) hlm.18
[10]
http:// Penelitian kuantitatif - Wikipedia
bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm
[11] Sugiyono, Metode Penelitian
Pendidikan, (Bandung: Penerbit Alfabeta. 2012), hal: 50-51
Tidak ada komentar:
Posting Komentar