BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Untuk
mengetahui sesuatu yang masih asing dan sama sekali baru, seorang peneliti
dapat diumpamakan seperti orang yang baru saja tiba di suatu tempat yang baru
pertama kali dikunjungi dan semuanya tampak asing. Untuk mengatasi keterasingan
tersebut harus mencari tentang tempat itu. Tapi pertanyaannya kepada siapa
harus mencarinya.
Untuk dapat memecahkan
masalah tersebut kita harus mengetahui ilmu atau metodologinya, dalam makalah
ini akan kita bahas tentang komponen atau langkah awal penelitian yaitu menentukan
subjek penelitian dan objek penelitian, karena apabila kita ingin meneliti
sesuatu, terlebih dahulu kita menentukan subjeknya kalau kita sudah menentukan
subjeknya maka kita akan menentukan apa yang akan kita teliti
(objeknya).
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian subjek penelitian?
2. Bagaimana analisis dalam subjek
penelitian?
3. Apa saja persyaratan sebagai subjek
penelitian?
4. Apa saja macam-macam subjek penelitian?
5. Apa pengertian objek penelitian?
6. Apa saja macam-macam objek penelitian?
7. Bagaimana cara menentukan objek penelitian?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Subjek Penelitian
Dalam dunia penelitian seringkali calon peneliti masih
mencampuradukkan antara istilah subjek penelitian, responden dan sumber data.
Meskipun dalam sub bab ini hanya akan menekankan pemahaman lebih lanjut tentang
subjek penelitian, namun agar tidak terjebak dalam pemahaman istilah, maka
penulis merasa sangat bertanggung jawab untuk memaparkan sedikit tentang
responden dan sumber data, mengingat masih terkait dalam dunia penelitian.
Subjek secara etimologi artinya pokok pembicaraan, pokok bahasan,
pokok kalimat, pelaku, mata pelajaran, orang, tempat, atau benda yang diamati.[1]
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia subjek adalah sesuatu yang
diperbincangkan, didiskusikan, dikaji, dan diteliti. [2]
Sedangkan
secara terminologi menurut Suharsimi Arikunto, subjek
penelitian adalah benda, hal atau orang tempat data untuk variabel penelitian
melekat, dan yang dipermasalahkan.[3]
Saifuddin Azwar mengatakan bahwa subjek penelitian adalah sumber
utama data penelitian, yaitu yang memiliki data mengenai variable-variabel
yang diteliti.[4]
Dari beberapa literatur diatas dapat kita pahami bahwa subjek
penelitian adalah segala sesuatu, baik orang, hewan, benda ataupun lembaga
(organisasi), yang sifat keadaannya (atributnya) akan diteliti. Dengan kata
lain subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau
terkandung objek (variable) penelitian. Kedudukan subjek penelitian itu sendiri
merupakan unit yang sangat sentral dalam penelitian, karena pada subjek
penelitian itulah data tentang variabel atau objek yang akan diteliti dan
diamati berada.
Dalam penelitian survai sosial, subjek penelitian ini adalah
manusia sedangkan dalam penelitian-penelitian psikologi yang bersifat
eksperimental seringkali digunakan pula hewan sebagai subjek, di samping
manusia. Dalam proses pelaksanaan eksperimen, hewan atau manusia sebagai subjek
penelitian ini ada yang berpartisipasi secara aktif dan ada yang berpartisipasi
hanya secara pasif.[5]
Karena seperti yang kita ketahui penelitian eksperiman biasanya
Subjek penelitian pada dasarnya adalah yang akan dikenai kesimpulan
hasil penelitian. Apabila subjek penelitiannya terbatas dan masih dalam
jangkauan sumber daya, maka dapat dilakukan studi populasi, yaitu mempelajari
seluruh objek secara langsung. Sebaliknya, apabila subjek penelitian sangat
banyak dan berada diluar jangkauan sumber daya peneliti, atau batasan
populasinya tidak mudah untuk didefinisikan, maka dapat dilakukan study sampel.
Berlanjut dengan pengertian responden dan sumber data. Responden
adalah orang yang dapat merespons, memberikan informasi tentang data
penelitian. Sedangkan sumber data adalah benda, hal atau orang tempat peneliti
mengamat, membaca, atau bertanya tentang data.[6]
Untuk lebih jelasnya kita perhatikan contoh penelitian sebagai
berikut. Judul penelitianya yaitu “Hubungan antara pemberian pekerjaan rumah
(PR) pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) setiap hari dengan
perasaan benci dengan pelajaranya”.
Variabel pertama: pemberian PR untuk IPA setiap hari. Variabel
kedua: perasaan benci siswa terhadap pelajaran IPA. Variabel utuh: hubungan
antara pemberian PR dengan rasa benci pada pelajaranya.
Untuk subjeknya yaitu misalnya siswa kelas II Sekolah Dasar (SD).
Jadi siswa adalah subjek penelitian, responden, dan sumber data. Disebut subjek
penelitian karena siswa merupakan tempat variabel melekat. Dinamakan responden
karena siswa dapat diberi pertanyaan langsung tentang variable yang diteliti.
Sedangkan karena siswa mengetahui tentang dirinya sehingga dapat diperoleh
darinya sumber data yang diinginkan. Secara ringkasnya dapat diidentifikasikan
sebagai berikut:
1.
Subjek penelitian :
siswa kelas II
2.
Responden penelitian : siswa kelas II, guru IPA, orang tua
siswa
3.
Sumber data : siswa
kelas II, guru IPA, orang tua siswa
B. Unit Analisis dalam Subjek Penelitian
Berbicara tentang subjek
penelitian, tentunya akan terdapat sangkut pautnya dengan unit analisis. Karena
untuk menentukan dengan tepat banyaknya subjek penelitian yang harus diambil,
calon peneliti harus mengingat apa yang menjadi unit analisis dari penelitianya.[7]
Tetapi disini penulis tidak akan membahas apa itu defenisi dari unit analisis
itu sendiri, melainkan dengan memaparkan contohnya.
Seringkali mahasiswa atau calon peneliti mengajukan pertanyaan
tentang berapa sebaiknya jumlah subjek atau responden penelitian yang harus
diambil. Misalkan judulnya “Korelasi antara Kreatifitas dengan Prestasi
Belajar”, lalu muncul pertanyaan “berapa sekolah yang harus diambil sebagai
subjek penelitianya?”
Namun, judul diatas masih belum spesifik dalam arti calon peneliti
atau mahasiwa tidak menerangkan siswa atau mahasiswa, kelas berapa, dan
sebagainya. Maka yang menjadi unit analisis atau satuan subjek penelitian ini
adalah siswa atau mahasiswa yang diukur kreatifitas dan prestasi belajarnya.
Jadi seharusnya mahasiswa atau calon peneliti menanyakan tentang berapa jumlah
siswa yang menjadi subjek penelitian bukan tentang berapa jumlah sekolahnya.
C. Syarat Sebagai Subjek Penelitian
Ada persyaratan tertentu yang harus mereka miliki
untuk layak ditetapkan sebagai informan penelitian. Moleong menyebutkan bahwa
ada lima persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang agar layak dijadikan
informan, yaitu:[8]
1. Orang
tersebut harus jujur dan dapat dipercaya.
2. Orang
tersebut memiliki kepatuhan pada peraturan.
3. Orangnya
suka berbicara, bukan orang yang susah berbicara, apalagi pendiam.
4. Orang
tersebut bukan termasuk anggota salah satu kelompok yang bertikai dalam latar
penelitian.
5. Orangnya
memiliki pandangan tertentu tentang peristiwa yang terjadi.
D. Macam-macam Subjek Penelitian
Subjek penelitian
terdiri dari dua jenis, yaitu subjek primer dan subjek sekunder. Subjek primer
adalah mereka yang tergolong sebagai pelaku (orang) utama) (asli) yang
dijadikan penelitian. Sementara subjek sekunder adalah mereka yang hanya
sebagai pelaku pendukung terhadap pelaku utama yang diteliti. Subjek sekunder
dipergunakan sebagai sumber data tambahan untuk memperkuat data yang
dikemukakan subjek primer. Jadi statusnya tidak mutlak ada.
Dalam praktik
penelitian, subjek primer adalah yang menjadi incaran peneliti yang pertama dan
utama. Subjek sekunder hanya sebagai tambahan atau pendukung. Maka, seseorang
yang akan meneliti harus sebisa mungkin mampu mendeteksi antara subjek primer
atau subjek sekunder agar penelitian yang dilakukan tepat sasaran sesuai dengan
maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan. Jika penelitian dilakukan tidak
pada subjek primernya, sangat dimungkinkan, dan sering terjadi, ada informasi
yang telah direduksi atau terdistorsi sehingga tidak autentik atau kurang
valid.[9]
E. Pengertian Objek Penelitian
Objek adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik
kesimpulan. Objek disini bisa juga disebut sebagai variable. Objek juga dapat
merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan tertentu. Tinggi, berat
badan, sikap, motivasi, kepemimpinan, disiplin kerja, dll.[10]
F. Macam-macam Objek Penelitian
Jika dikaitkan dengan sumbernya, obyek penelitian
dibedakan menjadi dua macam, yaitu obyek primer dan obyek sekunder. Menurut
pengertiannya, obyek primer adalah obyek yang diperlukan melalui sumber
pertama, sebaliknya obyek sekunder adalah obyek yang diperoleh melalui sumber
kedua. Sebagai contoh, ketika melakukan wawancara, obyek primernya adalah hasil
wawancara (mendalam), hasil diskusi kelompok, bukan informan atau kelompok
diskusi tersebur. Sementara itu objek sekunder adalah dokumen-dokumen tertulis,
buku-buku teks, dan barbagai hasil pembicaraan lainnya yang secara keseluruhan
berfungsi untuk mendukung sumber obyek dan obyek primer tersebut. Sementara
itu, sumber obyek sekunder pada dasarnya juga masih dibedakan menjadi dua
macam, yaitu (a) sumber yang masih berkaitan langsung dengan masalah utama
penelitian; (b) sumber secara umum, seperti buku-buku teks dan referensi lain
yang tidak berkaitan secara langsung, tetapi memiliki relevensi, baik secara
teoritis maupun metodologis.
G. Cara Menentukan Objek Penelitian
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan obyek penelitian (Ratna, 2010:
16), yaitu sebagai berikut:[11]
1. Obyek
penelitian harus sesuai dengan latar belakang kita (peneliti), baik latar
belakang social maupun akademis (khusus untuk penelitian individual).
2. Obyek
harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari peneliti sehingga penelitian
menjadi menarik.
3. Jangan
meneliti atau mengkaji bidang penelitian orang lain. Alasannya, selain
melanggar etika akademis, kita nantinya juga dianggap tidak memiliki kompetensi
terhadap bidang bersangkutan.
4. Obyek
penelitian, besar atau kecil ada di sekitar kita, di sekitar kehidupan manusia.
5. Obyek
penelitian disarankan jangan berada di tempat kerja atau tempat berdomisili
karena sangat sulit untuk mendapatkan obyektivitas.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Subjek
penelitian adalah segala sesuatu, baik orang, hewan, benda ataupun lembaga
(organisasi), yang sifat keadaannya (atributnya) akan diteliti. Dengan kata
lain subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau terkandung
objek (variable) penelitian. Untuk menjadi subjek penelitian harus memenuhi
syarat tertentu. Untuk menentukan dengan tepat banyaknya subjek penelitian yang
harus diambil, calon peneliti harus mengingat apa yang menjadi unit analisis
dari penelitianya. Subjek
penelitian terdiri dari dua jenis, yaitu subjek primer dan subjek sekunder.
Objek adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi. Jika
dikaitkan dengan sumbernya, obyek penelitian dibedakan menjadi dua macam, yaitu
obyek primer dan obyek sekunder. Dalam pencarian objek ada cara-cara yang harus
dilakukan, salah satunya objek penelitian harus sesuai dengan peneliti.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,Suharsimi, 1990, Manajemen
Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. 2010, Metode Penelitian,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
M. Echols, John dan Hassan Shadily, 2003, Kamus
Inggris Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Pendidikan Nasional, Departemen. 2005 Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Prastowo, Andi.
2011, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian,
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sugiyono, 2006, Metode Penelitian
Pendidikan, Bandung: Alfabeta.
[1] John M.
Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2003), hal. 565.
[2] Departemen
Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), hal. 1905.
[3] Suharsimi
Arikunto, Manajemen Penelitian,
(Jakarta: Rineka Cipta, 1990), hal. 116.
[6] Suharsimi Arikunto, Manajemen
Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta,
1990), hal. 116.
[8] Andi Prastowo, Metode Penelitian
Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian, Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2011, hlm.196.
[9] Ibid.,, hal.28
[10] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,
2006), hlm. 60.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar