PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Metode Penelitian
Dosen Pengampu Dr. Karwadi,M.Ag.
Disusun Oleh :
Disusun Oleh :
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada
Allah yang senantiasa
mencurahkan rahmat serta
hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Pengantar Metode Penelitian dengan judul “Penelitian Tindakan Kelas” tepat pada waktunya.
Makalah ini kami susun
untuk melengkapi tugas mata kuliah Pengantar Metode Penelitian pada jurusan
Pendidikan Agama Islam. Ucapan terima kasih kami ucapkan
kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini
terutama pada dosen pengampu Bapak Dr.Karwadi,M.Ag yang selalu memberi bimbingan pada kita semua.
Kami sadar dalam penyusunan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara
penulisannya. Oleh karena itu , saran
dan kritik yang
membangun dari pembaca pada umumnya sangatlah kami nantikan guna
menyempurnakan makalah ini,dan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Besar
harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Penyusun,
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penelitian tindakan
kelas sudah muncul sekitar belasan tahun yang lalu,Istilah dalam bahasa inggris
adalah classroom Actions Research (CAR).yaitu sebuah penelitian yang dilakukan
di kelas. PTK sangat mendukung program peningkatan kualitas pembelajaran di
sekolah yang muaranya adalah peningkatan kualitas pendidikan. Hal ini, karena
dalam proses pembelajaran, guru adalah praktisi dan teoretisi yang sangat
menentukan. Peningkatan kualitas pembelajaran, merupakan tuntutan logis dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. Perkembangan Ipteks
mengisyaratkan penyesuaian dan peningkatan proses pembelajaran secara
berkesinambungan, sehingga berdampak positif terhadap peningkatan kualitas
lulusan dan keberadaan sekolah tempat guru itu mengajar.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah:
1.
Apa yang dimaksud dengan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK)
2.
Apa
prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
3.
Bagaimana Model Penelitian Tindakan Kelas?
4.
Bagaimana Persyaratan Penelitian Tindakan oleh Guru?
5.
Apa Sasaran atau objek penelitian tindakan kelas?
6.
Bagaimana Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan?
C.
Tujuan
Adapun tujuan pembahasan pada makalah ini
adalah untuk
mengetahui :
1.
Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
2.
Prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
3.
Model Penelitian Tindakan Kelas.
4.
Persyaratan Penelitian Tindakan oleh Guru.
5.
Sasaran atau objek penelitian tindakan kelas.
6.
Bagaimana Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
berkembang dari istilah penelitian tindakan (action research) .
Oleh karena itu, untuk memahami pengertian PTK perlu ditelusuri pengertian
penelitian tindakan terlebih dahulu. Penelitian tindakan mulai berkembang di
Amerika dan berbagai negara di Eropa, khususnya dikembangkan oleh mereka yang
bergerak di bidang ilmu sosial dan humaniora . Orang-orang yang
bergerak di bidang itu dituntut untuk terjun mempraktikkan suatu tindakan atau
perlakuan di lapangan. Mereka berarti langsung mempraktikkan tindakan yang
telah direncanakan dan mengukur kelayakan tindakan yang diberikan tersebut.
Menurut Kemmis (1988), penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian
reflektif dan kolektif yang dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk
meningkatkan penalaran praktik sosial mereka (Sanjaya, hal. 24). Dalam hal ini,
penelitian tindakan memiliki kawasan yang lebih luas daripada PTK. Penelitian tindakan
diterapkan di berbagai bidang ilmu di luar pendidikan, misalnya dalam kegiatan
praktik bidang kedokteran, manajemen, dan industri (Basrowi & Suwandi, hal.
25). Bila penelitian tindakan yang berkaitan pada bidang pendidikan
dilaksanakan dalam kawasan sebuah kelas, maka penelitian tindakan tindakan ini
disebut PTK.[1]
Tindakan
ini di kalangan pendidikan dapat diterapkan pada sebuah kelas sehingga sering
disebut Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).
Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut,maka
ada tiga pengertian yang dapat diterangkan:
1.
Penelitian-menunjuk pada suatu kegiatan
mencermati suatu objek dengan menggunakan cara-cara dan aturan metodologi
tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan
mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2.
Tindakan--- menunjuk pada sesuatu gerak
kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian
berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
3.
Kelas -
dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam
pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang
pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan ‘kelas' adalah sekelompok siswa
yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
[2]
Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga
kata inti, yaitu (1) penelitian, (2) tindakan, dan (3) kelas, segera dapat
disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau
dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Kesalahan umum yang terdapat
dalam penelitian tindakan guru adalah penonjolan tindakan yang dilakukannya
sendiri, misalnya guru memberikan tugas kelompok kepada siswa. Pengutaraan
kalimat seperti itu kurang pas. Seharusnya guru menonjolkan kegiatan yang harus
dilakukan oleh siswa, misalnya siswa mengamati proses mencair es yang
ditempatkan di panci tertutup dan panci terbuka, atau di dalam gelas. Siswa
juga diminta membandingkan dan mencatat hasilnya.[3]
Dengan kata lain, guru melaporkan berlangsungnya proses belajar yang dialami
oleh siswa, perilakunya, perhatian mereka pada proses yang terjadi,
dan sebagainya.
B. Tujuan
Penelitian tindakan Kelas
Dewasa ini perkembangan masyarakat
berlangsung dengan cepat, tuntutan akan pendidikan yang berkualitas pun semakin
meningkat oleh karena itu kita sebagai guru yang dengan kata lain merupakan
praktisi lapangan di dunia pendidikan dituntut dapat lebih cepat untuk memenuhi
tuntutan-tuntutan tersebut dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki. Oleh
karena itu guru sebagai praktisi lapangan dituntut untuk terus- menerus mencari
dan mencoba hal-hal baru yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Melalui
penelitian tindakan kelas, pendidik dapat meningkatkan dan memperbaiki
layananan pendidikan yang dalam hal ini adalah segala yang terjadi dalam proses
belajar mengajar di kelas. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa tujuan utama
PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan profesional pendidik
dalam menangani proses belajar di dalam kelas. Tujuan itu dapat dicapai dengan
melaukakan tindakan alternatif dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Fokus
penelitian ini terdapat pada tindakan yang direncanakan oleh guru, yang
selanjutnya akan diterapkan pada peserta didik, kemudian dievaluasi apakah
berhasil atau tidak.
C.
Prinsip Penelitian Tindakan Kelas
Agar
peneliti memperoleh informasi atau kejelasan yang lebih baik tentang penelitian
tindakan, perlu kiranya difahami bersama prinsip-prinsip yang harus dipenuhi
apabila sedang melakukan penelitian tindakan kelas.Dengan memahami
prinsip-prinsip dan mampu menerapkannya,kiranya apa yang dilakukan dapat
berhasil dengan baik. Adapun prinsip-prinsip dimaksud adalah sebagai
berikut. [4]
1.
Kegiatan nyata dalam situasi rutin
Penelitian tindakan dilakukan oleh peneliti
tanpa mengubah situasi rutin. Mengapa? Jika penelitian dilakukan dalam situasi
lain, hasilnya tidak dapat dijamin akan dapat dilaksanakan lagi dalam situasi
aslinya. Oleh karena itu penelitian tindakan tidak perlu mengadakan waktu
khusus, tidak mengubah jadwal yang sudah ada.
2.
Adanya kesadaran untuk memperbaiki diri
Penelitian tindakan didasarkan atas sebuah
filosofi bahwa setiap manusia tidak suka atas hal-hal yang statis, tetapi
selalu menginginkan sesuatu yang lebih baik. Peningkatan diri untuk hal yang
lebih baik ini dilakukan terus-menerus sampai tujuan tercapai, tetapi sifatnya
hanya sementara, karena dilanjutkan lagi dengan keinginan untuk lebih baik yang
datang susul menyusul. Dengan kata lain, penelitian tindakan dilakukan bukan
karena ada paksanaan atau permintaan dari pihak lain, tetapi harus atas dasar
sukarela, dengan senang hati, karena menunggu hasilnya yang diharapkan lebih
baik dari hasil yang lalu, yang dirasakan belum memuaskan dan perlu
ditingkatkan.
3.
SWOT
sebagai dasar berpijak
Penelitian tindakan harus dimulai dari
melakukan analisis SWOT, terdiri dari unsur-unsur S (Strength) - kekuatan, W
(Weaknesses) - kelemahan, O (Opportunity) - kesempatan, dan T (Threat) -
ancaman. Empat hal tersebut dilihat dari sudut guru yang melaksanakan maupun
siswa yang dikenai tindakan. Dengan berpijak pada hal-hal yang disebutkan,
penelitian tindakan dapat dilaksanakan hanya apabila ada kesejalanan antara
kondisi yang ada pada guru dan juga pada siswa. Tentu saja pekerjaan guru
sebelum menentukan jenis tindakan yang akan dicobakan, memerlukan pemikiran
yang matang.
4.
Upaya
empirik dan sistemik
Prinsip keempat ini merupakan penerapan dari
prinsip ketiga. Dengan telah dilakukannya analisis SWOT, tentu saja apabila
guru melakukan penelitian tindakan, sudah mengikuti prinsip empirik (terkait
dengan pengalaman) dan sistemik, berpijak pada unsur-unsur yang terkait dengan
keseluruhan sistem yang terkait dengan objek yang sedang digarap. Jika guru
mengupayakan cara mengajar baru, harus juga memikirkan tentang sarana pendukung
dan hal-hal yang terkait dengan cara baru tersebut.
5.
Ikuti
SMART dalam perencanaan
SMART adalah kata bahasa Inggris artinya
cerdas, akan tetapi dalam proses perencanaan kegiatan merupakan singkatan dari
lima huruf bermakna.
• S - Specific, khusus, tidak terlalu umum
• M- Managable, dapat dikelola, dilaksanakan
• A - Acceptable, dapat diterima lingkungan,
atau
- Achievable, dapat dicapai, dijangkau
• R - Realistic, operasional, tidak di luar
jangkauan dan
• T - Time-bound, diikat oleh waktu, terencana
Ketika guru menyusun rencana tindakan, harus
mengingat hal- hal yang disebutkan dalam SMART. Tindakan yang dipilih peneliti
harus khusus, tidak sulit dilakukan, dapat diterima oleh subjek yang dikenai
tindakan dan lingkungan, nyata bermanfaat bagi dirinya dan subjek yang dikenai
tindakan. Selain itu yang sangat penting adalah bahwa tindakan tersebut sudah
tertentu jangka waktunya. Penelitian tindakan dapat direncanakan dalam waktu
satu bulan, satu semester, atau satu tahun.
D.
Model Penelitian Tindakan
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model
penelitian tindakan, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim
dilalui, yaitu tahap: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4)
refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai
berikut.[5]
Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang
apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut
dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara
berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati
proses jalannya tindakan. Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk
mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang
dilakukan. Dengan mudah dapat diterima bahwa pengamatan yang diarahkan pada
diri sendiri biasanya kurang teliti dibanding dengan pengamatan yang dilakukan
terhadap hal-hal yang berada di luar diri, karena adanya unsur subjektivitas
yang berpengaruh, yaitu cenderung mengunggulkan dirinya.
Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan
Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah
pelaksanaan, yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam kancah,
yaitu mengenakan tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam
tahap 2 ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan
dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Dalam
reflekasi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perenca- naan perlu
diperhatikan.
Tahap 3: Pengamatan
Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang
dilakukan oleh pengamat. Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini
dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan
pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi keduanya berlangsung dalam waktu
yang sama. Sebutan tahap 2 diberikan untuk memberikan peluang kepada guru
pelaksana yang berstatus juga sebagai pengamat. Ketika guru tersebut sedang
melakukan tindakan, karena hatinya menyatu dengan kegiatan, tentu tidak sempat
menganalisis peristiwanya ketika sedang terjadi. Oleh karena itu kepada guru
pelaksana yang berstatus sebagai pengamat ini untuk melakukan "pengamatan
balik" terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Sambil
melakukan pengamatan balik ini guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa
yang terjadi.
Tahap 4: Refleksi
Tahap ke-4 ini merupakan kegiatan untuk
mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah "refleksi"
dari kata bahasa Inggris reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia
pemantulan. Kegiatan refleksi ini sebetulnya lebih tepat dikenakan ketika guru
pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti
untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Istilah refleksi di sini
sama dengan "memantul-seperti halnya memancar dan menatap kena kaca",
yang dlam hal ini guru pelaksana sedang memantulkan pengalamannya pada peneliti
yang baru saja mengamati kegiatannya dalam tindakan. Inilah inti dari
penelitian tindakan, yaitu ketika guru pelaku tindakan mengatakan kepada
peneliti pengamat tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dn bagian
mana yang belum. Apabila guru pelaksana juga berstatus sebagai pengamat, maka
refleksi dilakukan terhadap diri sendiri. Dengan kata lain guru tersebut
melihat dirinya kembali, melakukan "dialog" untuk menemukan hal-hal
yang sudah dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan
mengenali hal-hal yang masih perlu diperbaiki.
Keempat tahap dalam penelitian tindakan
tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran
kegiatan beruntun, dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang
tidak lain adalah evaluasi. Apabila dikaitkan dengan "bentuk
tindakan" sebagaimana disebutkan dalam uraian ini, maka yang dimaksud
dengan bentuk tindakan adalah siklus tersebut. Jadi bentuk penelitian tindakan
tidak pernah merupakan kegiatan tunggal tetapi selalu berupa rangkaian kegiatan
yang akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus.
E.
Persyaratan Penelitian Tindakan oleh Guru
Beberapa hal di bawah ini antara lain
merupakan persyaratan untuk diterimanya laporan penelitian tindakan yang
dilakukan oleh guru.
1.
Penelitian tindakan kelas harus tertuju atau
mengenai hal-hal yang terjadi di dalam pembelajaran, dan berguna untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.
2.
Penelitian tindakan kelas oleh guru menuntut
dilakukannya pencermatan secara terus-menerus, objektif, dan sistematis,
artinya dicatat atau direkam dengan baik sehingga diketahui dengan pasti
tingkat keberhasilan yang diperoleh peneliti serta penyimpangan yang terjadi;
hasil pencermatan tersebut akan menetukan tindak lanjut yang harus diambil
segera oleh peneliti.
3.
Penelitian tindakan harus dilakukan sekurang-
kurangnya dalam dua siklus tindakan yang berurutan; informasi dari siklus yang
terdahulu sangat menentukan bentuk siklus berikutnya. Oleh karena itu siklus
yang kedua, ketiga dan seterusnya tidak dapat dirancang sebelum siklus pertama
terjadi. Hasil refleksi harus tampak digunakan sebagai bahan masukan untuk
perencanaan siklus berikutnya.
4.
Penelitian tindakan kelas terjadi secara
wajar, tidak mengubah aturan yang sudah ditentukan, dalam arti tidak mengubah
jadwal yang berlaku. Tindakan yang dilakukan tidak boleh merugikan siswa, baik
yang dikenai atau siswa lain. Makna darim kalimat ini adalah bahwa tindakan
yang dilakukan guru tidak hanya memilih anak-anak tertentu, tetapi harus semua
siswa dalam kelas.
5.
Penelitian tindakan kelas disadari betul oleh
pelakunya, sehingga yang bersangkutan dapat mengemukakan kembali apa yang
dilakukan, baik mengenai tindakan, suasana ketika terjadi, reaksi siswa, urutan
peristiwa, hal-hal yang dirasakan sebagai kelebihan dan kekurangan dibandingkan
dengan rencana yang sudah dibuat sebelumnya.[6]
F.
Sasaran atau objek penelitian tindakan kelas
Hal-hal yang dapat diamati sehubungan dengan
setiap unsur pembelajaran tersebut antara lain adalah sebagaimana disajikan
dalam bagian berikut. Sesuai dengan prinsip bahwa ada tindakan dirancang
sebelumnya maka objek penelitian tindakan kelas harus merupakan sesuatu yang
aktif dan dapat dikenai aktivitas, bukan objek yang sedang diam dan tanpa
gerak.
1.
Unsur siswa, dapat dicermati objeknya ketika
siswa yang bersangkutan sedang asyik mengikuti proses pembelajaran di
kelas/lapangan/ laboratorium atau bengkel, maupun ketika sedang asyik
mengerjakan pekerjaan rumah di dalam hati, atau ketika mereka sedang mengikuti
kerja bhakti di luar sekolah.
2.
Unsur
guru, dapat dicermati ketika yang bersangkutan sedang mengajar di kelas, sedang
membimbing siswa-siswa yang sedang berdarmawisata., atau ketika guru sedang
mengadakan kunjungan ke rumah siswa.
3.
Unsur
materi pelajaran, dapat dicermati urutan matri tersebut ketika disajikan kepada
siswa, meliputi pengorganisasiannya, cara penyajiannya, atau pengaturannya.
4.
Unsur
peralatan atau sarana pendidikan, meliputi peralatan, baik yang dimiliki oleh
siswa secara perorangan, peralatan yang disediakan oleh sekolah, ataupun
peralatan yang disediakan dan digunakan di kelas.
5.
Unsur
hasil pembelajaran, yang ditinjau dari tiga ranah yang dijadikan titik tujuan
yang harus di capai melalui pembelajaran, baik susunan maupun tingkat
pencapaian. Oleh karena hasil belajar merupakan produk yang harus ditingkatkan,
pasti terkait dengan tindakan unsur lain.
6.
Unsur
lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah, maupun yang melingkungi
siswa dirumahnya. Informasi tentang lingkungan ini dikaji bukan untuk dilakukan
camput tangan, tetapi digunakan sebagai pertimbangan dan bahan untuk
pembahasan.
7.
Unsur
pengelolaan, yang jelas-jelas merupakan gerak kegiatan sehingga mudah diatur
dan direkayasa dalam bentuk tindakan. Yang digolongkan sebagai kegiatan
pengelolaan misalnya cara mengelompokkan siswa ketika guru memberikan tugas,
pengaturan urutan jadwal, pengaturan, tempat duduk siswa, penempatan papan
tulis, penataan peralatan milik siswa dan sebagainya.[7]
G.
Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan
Selanjutnya apabila guru pelaksana penelitian
tindakan kelas sudah merasa puas dengan siklus-siklus itu, tentu saja langkah
berikutnya tidak lain adalah menyusun laporan kegiatannya. Proses penyusunan
laporan ini tidak akan dirasakan sulit apabila sejak awal guru sudah disiplin
mencatat apa saja yang sudah ia lakukan.
Menulis karya tulis ilmiah
laporan penelitian sebetulnya akan jauh lebih mudah dibandingkan dengan menulis
artikel, karena lahan tulisan akan sudah dipenuhi dengan penjelasan tentang
alasan, tujuan, manfaat dan isi penelitian, kemudian cerita tentang tindakan
dengan siklus-siklusnya. Pada akhir tulisan tinggal disampaikan hasil
penelitian, yaitu keberhasilan yang diperoleh dan hambatan atau kesulitan dalam
pelaksanaan, ditutup dengan rekomendasi atau saran.
Sistematika laporan penelitian tidak jauh
berbeda dengan laporan penelitian yang lain. Satu hal yang sangat dicermati
oleh penilai adalah bagaimana siklus dilaksanakan, dan penjelasan tentang
proses yang berlangsung. Kesalahan umum yang terjadi, guru hanya menyebutkan
sangat sedikit tentang tindakan yang dilakukan, dan langsung menunjukkan data
yang dikumpulkan melalui tes. Hasil tes antar siklus dibandingkan dengan atau
tapa rumus, kemudian disimpulkan. Dalam penelitian tindakan ini guru tidak
diharuskan menonjolkan analisis data, tetapi seperti sudah dikemukakan di
depan, sangat menekankan proses.[8]
BAB III
Penutup
A.
Kesimpulan
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa tindakan, yang sengaja dimunculkan
dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh
guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.Tujuan utama
PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan profesional pendidik
dalam menangani proses belajar di dalam kelas.
B.
Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami
susun, semoga bermanfaat untuk kita semua dan pastinya makalah ini jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu kami mohon partisipasinya untuk memberi saran dalam
menelaah makalah ini lebih jauh.
DAFTAR PUSTAKA
Prof Arikunto,Suharsimi,dkk.Penelitian tindakan kelas,(Jakarta:Bumi
Aksara,2007),hal 2
http/Wikipedia.org/wiki/Penelitian_Tindakan_Kelas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar