BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Tinjauan Pustaka (Literature Review) merupakan salah satu
bab yang hampir selalu ditemukan dalam proposal penelitian dan laporan
penelitian, termasuk skripsi, tesis, dan disertasi. Tinjauan Pustaka tidak
ditemukan dalam sebuah artikel jurnal ilmiah atau prosiding seminar ilmiah, dan
fungsi Tinjauan Pustaka di sini diambil alih oleh bagian Pendahuluan. Di luar
negeri, orang sering juga menerbitkan Literature Review sebagai artikel dalam
jurnal ilmiah.
Istilah Tinjauan Pustaka diterjemahkan secara langsung dari
Literature Review. Namun demikian, bagian ini tidak sekedar meninjau pustaka
pada bagian permukaan saja, melainkan jauh 'masuk ke dalam'. Hal itu diperlukan
agar kita bisa melihat lebih banyak, bisa melakukan evaluasi dan sintesis dari
isi pustaka yang kita gunakan.
Membuat Tinjauan Pustaka yang baik tidak lah mudah dan
memerlukan keterampilan dan usaha dari kita. Perlu diketahui bahwa Tinjauan
Pustaka bukan hanya sekedar daftar hasil penelitian sebelumnya yang sudah diterbitkan.
Lebih dari pada itu, kita harus melakukan evaluasi dan sintesis sehingga sebuah
Tinjauan Pustaka yang kita hasilkan memiliki nilai akademik yang tinggi.
Maka dari itu disini pemakalah mencoba untuk menguraikan
secara sederhana mengenai pengertian dari tinjauan pustaka, fungsi dan tujuan
dari tunjauan pustaka, cara membuat tinjauan pustaka. Semoga bermanfaat.
B.
Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian dari tinjauan atau
kajian pustaka?
2. Apa saja Fungsi dari penulisan
kajian pustaka?
3. Bagaimanakah Kriteria Pemilihan Sumber Pustaka?
4. Apa
sajakah Langkah-Langkah Menyusun Kajian Pustaka?
C.
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian dari
tinjauan atau kajian pustaka.
2. Untuk memahami Fungsi dari penulisan
kajian pustaka.
3. Untuk menidentifikasi Kriteria Pemilihan Sumber Pustaka.
4. Untuk
memhami Langkah-Langkah Menyusun Kajian Pustaka.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Tinjauan Pustaka
Apa yang
disebut dengan Tinjauan Pustaka. Cooper (1988) mendefinisikan Tinjauan Pustaka
sebagai berikut:
"... a literature review uses
as its database reports of primary or original scholarship, and does not report
new primary scholarship itself. The primary reports used in the literature may
be verbal, but in the vast majority of cases reports are written documents. The
types of scholarship may be empirical, theoretical, critical/analytic, or
methodological in nature. Second a literature review seeks to describe,
summarise, evaluate, clarify and/or integrate the content of primary
reports."
Yang
pemakalah artikan bahwa Tinjaun pustaka diambil dari kata bahasa Inggris yakni Literature review yaitu, Tinjauan Pustaka merupakan bentuk
tulisan terencana dan terperinci, mengenai pandangan tentang suatu penelitian
yang telah dilakukan terhadap penelitian lain yang sedang atau akan dilakukan.
Umumnya isi dari tinjauan pustaka bersifat kritis terhadap tema yang diangkat.
Dalam
sumber lain, menyebutkan bahwa, Tinjauan pustaka atau disebut dengan nama lain
kajian pustaka adalah daftar referensi dari semua jenis referensi
seperti buku, jurnal papers, artikel, disertasi, tesis, skripsi, hand
outs, laboratory manuals, dan karya ilmiah lainnya yang dikutip di
dalam penulisan proposal. Semua referensi yang tertulis dalam kajian pustaka
harus dirujuk di dalam skripsi. Referensi ditulis urut menurut abjad huruf awal
dari nama akhir/keluarga penulis pertama dan tahun penerbitan (yang terbaru
ditulis lebih dahulu).
Kajian pustaka dalam suatu
penelitian ilmiah adalah salah satu bagian penting dari keseluruhan
langkah-langkah metode penelitian. Cooper dalam Creswell mengemukakan bahwa
kajian pustaka memiliki beberapa tujuan yakni; menginformasikan kepada pembaca
hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan erat dengan penelitian yang
dilakukan saat itu, menghubungkan penelitian dengan literatur-literatur yang
ada, dan mengisi celah-celah dalam penelitian-penelitian sebelumnya.[1]
Selanjutnya Geoffrey dan Airasian
mengemukakan bahwa tujuan utama kajian pustaka adalah untuk menentukan apa yang
telah dilakukan orang yang berhubungan dengan topik penelitian yang akan
dilakukan. Selain itu dengan kajian pustaka tidak hanya mencegah duplikasi
penelitian orang lain, tetapi juga memberikan pemahaman dan wawasan yang
dibutuhkan untuk menempatkan topik penelitian yang kita lakukan dalam kerangka
logis. Dengan mengkaji penelitian sebelumnya, dapat memberikan alasan untuk
hipotesis penelitian, sekaligus menjadi indikasi pembenaran pentingnya
penelitian yang akan dilakukan. Lebih lanjut Anderson mengemukakan bahwa kajian pustaka dimaksudkan untuk
meringkas, menganalisis, dan menafsirkan konsep dan teori yang berkaitan dengan
sebuah proyek penelitian.
Dalam Penelitian biasanya diawali dengan
ide-ide atau gagasan dan konsep-konsep yang dihubungkan satu sama lain melalui
hipotesis tentang hubungan yang diharapkan. Ide-ide dan konsep-konsep untuk
penelitian dapat bersumber dari gagasan peneliti sendiri dan dapat juga
bersumber dari sejumlah kumpulan pengetahuan hasil kerja sebelumnya yang kita
kenal juga sebagai literatur atau pustaka. Literatur atau bahan pustaka ini
kemudian kita jadikan sebagai referensi atau landasan teoritis dalam
penelitian.
Penelitian biasanya diawali dengan
ide-ide atau gagasan dan konsep-konsep yang dihubungkan satu sama lain melalui
hipotesis tentang hubungan yang diharapkan. Ide-ide dan konsep-konsep untuk
penelitian dapat bersumber dari gagasan peneliti sendiri dan dapat juga
bersumber dari sejumlah kumpulan pengetahuan hasil kerja sebelumnya yang kita
kenal juga sebagai literatur atau pustaka. Literatur atau bahan pustaka ini
kemudian kita jadikan sebagai referensi atau landasan teoritis dalam
penelitian.
Kajian pustaka: menjelaskan laporan
tentang apa yang telah ditemukan oleh peneliti lain atau membahas masalah
penelitian. Kajian penting yang berkaitan dengan masalah biasanya dibahas
sebagai subtopik yang lebih rinci agar lebih mudah dibaca. Bagian yang kurang
penting biasanya dibahas secara singkat. Bila ada beberapa hasil penelitian
yang mirip dengan masalah penelitian, maka dapat dituliskan: ”Beberapa
penelitian juga telah dilaporkan dengan hasil yang hampir sama (Adam,
1976;Brown, 1980; Cartwright, 1981; Davis, 1985; Frost, 1987)”
Dari
beberapa pengertian mengenai tinjauan pustaka diatas. Dapat ditarik kesimpulan
bahwa tinjauan pustaka adalah bagian awal yang sangat penting untuk dilakukan
oleh seorang peneliti sebelum mulai melakukan penelitiannya. Kajian atau
tinjauan pustaka akan sangat menolong peneliti dalam menentukan hipotesis dari
apa yang akan diteliti berikut juga agar meyakinkan pembaca bahwa penelitian
yang ia lakukan belum pernah dilakukan sebelumnya, sehingga secara tidak
langsung tinjauan pustaka dapat menjadi sebuah acuan agar tidak ada plagiasi
dalam sebuah proses penelitian.
B.
Fungsi Kajian Pustaka
Fokus
penelitian yang sedang dikerjakan perlu diulas melalui kajian pustaka yang
dihasilkan. Kajian pustaka ini dapat berupa buku-buku teks, laporan hasil
penelitian, makalah, risalah, dan karya-karya ilmiah seperti skripsi, tesis dan
disertasi. Dalam Kajian pustaka, peneliti membuat deskripsi secara sistematis
tentang hasil penelitian sebelumnya, yang sejalan dengan topic penelitian yang
sedang dilakukannya. Dengan kata lain, topic penelitian dibandingkan dengan
kajian-kajian yang sama dengan hasil penelitian terdahulu.
Kesuma
(2007: 36), salah seorang ahli metodologi penelitian menyebutkan bahwa terdapat
tiga fungsi dari kajian pustaka, yaitu:[2]
1. Untuk memastikan pernahnya masalah
yang lagi diteliti dilakukan oleh peneliti lain.
2. Apakah masalah yang diteliti dikaji
secara komprehensif, lengkap dan hasilnya memuaskan atau tidak.
3. Mengungkapkan kekhasan atau
perbedaan masalah yang akan diteliti. Berdasarkan uraian ini, penulis
berpandangan bahwa kajian pustaka sangat bermanfaat untuk memetakan posisi
penilaian yang sedang dilakukan.
Sejalan dengan fungsi ini, kajian
pustaka bermanfaat untuk: (a) memperdalam pengetahuan ihwal masalah yang
diteliti sehingga menguasainya. (b) menegaskan karangka teoritis yang dijadikan
landasan atau karangka berfikir terhadap masalah penelitian. (c) mempertajam
konsep-konsep yang digunakan sehingga memudahkan perumusan hipotesis-hipotesis,
dan (d) menghindarkan terjadinya pengulangan penelitian terhadap masalah yang
diteliti.
Sehingga terdapat dua manfaat
penting dari tinjauan pustaka yaitu manfaat epistimologi dan praktik. Manfaat
epistimologi terkait dengan pendalaman pengetahuan, penajaman teori, dan konsep
yang terkait dengan focus penelitian. Manfaat praktik terkait dengan tidak
berulangnya penelitian yang sama.
Tinjauan Pustaka merupakan bagian
yang sangat penting dari sebuah tesis atau disertasi. Ada beberapa alasan yang
melatarbelakangi adanya Tinjauan Pustaka dalam tulisan ilmiah sebagaimana yang
ditayangkan oleh Deakin
University Library:[3]
·
Untuk menunjukkan adanya celah-celah kosong (gap) dalam
literatur yang perlu diisi melalui penelitian
·
Untuk mencegah agar tidak terjadi pengulangan yang tidak
perlu dalam penelitian. Kita bisa melihat apa yang sudah dilakukan dan apa yang
belum. Jika sudah dilakukan, seberapa dalam pengetahuan yang telah diperoleh
dan kemungkinan untuk pengembangannya lebih lanjut.
·
Untuk mengetahui dari mana kita bisa mulai. Penelitian
adalah sebuah upaya untuk memperbaiki apa yang sudah diperoleh sebelumnya.
·
Untuk mengetahui siapa saja yang telah melakukan penelitian
dan publikasi dalam bidang ilmu kita masing-masing. Tujuannya adalah agar kita
bisa lebih mudah membangun jejaring akademik.
·
Untuk meningkatkan pemahaman kita tentang topik yang sedang
kita geluti.
·
Untuk menunjukkan bahwa kita memiliki akses terhadap
database informasi ilmiah yang berhubungan dengan topik penelitian kita
·
Untuk memberikan landasan teori terhadap penelitian kita
sehingga bisa menunjukkan posisi penelitian kita dibandingkan dengan penelitian
yang sudah dilakukan sebelumnya.
·
Untuk mengidentifikasi informasi dan ide yang mungkin
berhubungan dengan topik penelitian kita.
·
Untuk mengidentifikasi teknik dan metode yang relevan dengan
topik penelitian kita.
C. Kriteria Pemilihan Sumber Pustaka
Kriteria pemilihan sumber pustaka mencakup:[4]
1) Ketetapan (adequa-cy)
Isi dari sumber pustaka sesuai dengan penelitian yang dilaksanakan.
Isi dari sumber pustaka sesuai dengan penelitian yang dilaksanakan.
2) Kejelasan (clarity)
Sumber pustaka harus mudah dipahami atau dimengerti oleh peneliti.
Sumber pustaka harus mudah dipahami atau dimengerti oleh peneliti.
3) Empiris (empericalness)
Sumber pustaka itu berdasarkan pada kenyataan bukan hasil imajinasi.
Sumber pustaka itu berdasarkan pada kenyataan bukan hasil imajinasi.
4) Terorganisasi (Organization)
Isi dari sumber pustaka harus terorganisasi dengan baik sehingga memudahkan peneliti untuk mencari informasi.
Isi dari sumber pustaka harus terorganisasi dengan baik sehingga memudahkan peneliti untuk mencari informasi.
5)
Kemutakhiran (Recen-cy)
Sumber pustaka harus berdasarkan
perkembangan terbaru dalam bidangnya
(up to date).
6) Relevansi (relevance)
Sumber pustaka berhubungan dengan penelitian.
Sumber pustaka berhubungan dengan penelitian.
7) Meyakinkan (convic-ingness)
Sumber pustaka dapat menjadi acuan yang terpercaya bagi peneliti.
Sumber pustaka dapat menjadi acuan yang terpercaya bagi peneliti.
Berdasarkan penggunaan acuan diatas
yaitu: sumber acuan umum dan khusus, penelitian dapat melakukan dua penelaahan
atau analisis dalam mengambarkan kajian pustaka yang berkaitan. Penalaran deduktif
dilakuakn berdasarkan teri-teri atau konsep-konsep umum yang ada dan penalaran
induktif dilakukan berdasarkan sintesis atau pemaduan hasil-hasil penelitian.[5]
Secara
garis besar sumber bacaan ini dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.
Referensi umum: sumber yang dijadikan rujukan utama oleh peneliti, misalnya
dari artikel tertentu, karangan ilmiah, buku, dan dokumen lainnya yang
berkaitan langsung dengan pertanyaan penelitian. Referensi umum merupakan
indeks, yaitu daftar pengarang, judul buku, tempat penerbitan artikel atau
wacana atau berupa abstrak.
2.
Sumber primer: adalah publikasi di mana seseorang melakukan penelitian
penelitian kemudian diterbitkan. Penulis mengkomunikasikan temuannya secara
langsung kepada pembaca. Sumber primer penelitian pendidikan adalah journal,
misalnya Journal of Research in Science Teaching. Ada journal yang diterbitkan
bulanan, tiga kali dalam setahun, dan artikel yang dimuat merupakan laporan
hasil penelitian.
3.
Sumber sekunder: adalah publikasi di mana penulis mendeskripsikan hasil karya
orang lain. Sumber sekunder adalah buku (text books), ensiklopedia pendidikan,
kajian penelitian, atau buku tahunan
D. Langkah-Langkah Menyusun Kajian Pustaka
Kajian pustaka dalam sebuah
penelitian ilmiah berarti menempatkan dan menyimpulkan teori-teori dan
konsep-konsep yang nantinya dapat memberikan kerangka kerja dalam menjelaskan
suatu topik dalam sebuah penelitian. Banyak cara dan model membuat kajian
pustaka, Creswell mengemukakan beberapa model sesuai dengan pendekatan
penelitian yang dilakukan. Untuk pendekatan kualitatif, model pertama,
peneliti menempatkan kajian pustaka pada bagian pendahuluan, ini
dimaksudkan agar kajian pustaka dapat menjelaskan latar belakang secara
teoritis masalah-masalah penelitian. Model kedua, menempatkan kajian
pustaka pada bab terpisah seperti halnya pada pendekatan kuantitatif, model
ketiga Kajian pustaka ditempatkan pada bagian akhir penelitian bersamaan
dengan literatur terkait. [6]
Untuk pendekatan kuantitatif selain
menyertakan sejumlah besar teori dan konsep pada bagian pendahuluan juga
memperkenalkan masalah atau menggambarkan secara detail literatur dalam
bagian khusus dengan judul seperti tinjauan pustaka, kajian teori atau kajian
pustaka, dan pada bagian akhir penelitian meninjau kembali literatur terkait
dan membandingkan dengan temuan penelitian.
Berikut ini adalah sintesis
dari langkah-langkah melakukan kajian pustaka menurut Donald Ary dan
Creswell sebagai berikut:[7]
1. Mulailah dengan mengidentifikasi
kata kunci topik penelitian untuk mencari materi, referensi, dan bahan pustaka
yang terkait.
2. Membaca abstrak laporan-laporan
hasil penelitian yang relevan, bisa didapatkan dari sumber perpustakaan,
jurnal, buku, dan prosiding.
3. Membuat catatan hasil bacaan dengan
cara membuat peta literatur (literature map) urutan dan keterkaitan
topik penelitian dan referensi bibliografi secara lengkap.
4. Membuat ringkasan literatur secara
lengkap berdasarkan peta literatur, sesuai dengan urutan dan keterkaitan topik
dari setiap variabel penelitian.
5. Membuat kajian pustaka dengan
menyusunnya secara tematis berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep penting
yang berkaitan dengan topik dan variabel penelitian.
6. Pada akhir kajian pustaka, kemukakan
pandangan umum tentang topik penelitian yang dilakukan berdasarkan literatur
yang ada, dan jelaskan orisinalitas dan pentingnya topik penelitian yang akan
dilakukan di banding dengan literatur yang sudah ada.
Langkah-langkah di atas dapat
digunakan untuk menulis kajian pustaka berbagai jenis metode/pendekatan penelitian.
Selain itu juga dapat mempersempit ruang lingkup penelitian yang di
ajukan sehingga rumusan masalah dan langkah penelitian lebih jelas dan dapat
dilakukan dengan baik.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Langkah
awal yang sangat menentukan dalam sebuah penelitan adalah menentukan topik
penelitian yang benar-benar mendesak untuk diteliti. Selain itu akses terhadap
partisipan/sampel, sumber-sumber lain, dan memiliki ketersediaan literatur
penting untuk dipertimbangkan.
Kajian
pustaka tidak hanya membantu memverifikasi masalah-masalah penelitian, tetapi
juga membantu merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, dan penyusunan
instrument penilitian.
Langkah-langkah
penting dalam melakukan kajian pustaka adalah mengidentifikasi kata kunci topik
penelitian untuk mencari literatur yang berkaitan seperti jurnal, buku-buku,
dan penelitian lain yang relevan dengan penelitian yang akan di lakukan.
Selanjutnya membuat peta literatur yang mencerminkan keterkaitan teori-teori
dan konsep-konsep, kemudian mencatat bibliografi sumber literatur secara
lengkap, setelah itu membuat kajian pustaka dengan mendeskripsikan literatur
yang ada dalam sebuah tulisan yang sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
Ary, Donald, et al. 2004, Pengantar Penelitian Dalam
Pendidikan, terjemahan Arief Furchan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Cooper, H. M. (1988)
'The structure of knowledge synthesis' Knowledge in Society,
Creswell John W., 2010, Research Design: Qualitative,
Quantitative, and Mixed Methods Approaches, 3th, terjemahan
Achmad Fawaid, Yogyakarta
Ibnu Hadjar. 1996. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
Kwantitatif Dalam Pendidikan (Cet. I; Jakarta : Raja Grafindo Persada,).
Muhammad.
2011. Metode penelitian bahasa. Yogyakarta:
Az-zurr media.
|
[1] Creswell John W., 2010, Research
Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, 3th,
terjemahan Achmad Fawaid, Yogyakarta, h. 40.
3Cooper, H. M. (1988) 'The structure of knowledge synthesis'
Knowledge in Society, vol. 1, pp. 104-126
|
|
[4] Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar
Metodologi Penelitian Kwantitatif Dalam Pendidikan (Cet. I; Jakarta : Raja
Grafindo Persada, 1996). Hal 67
[5] Ibid,.
[7] Ary, Donald, et al. 2004, Pengantar
Penelitian Dalam Pendidikan, terjemahan Arief Furchan, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, h. 91.
Pembelajaran yang sangat membantu...
BalasHapusTerimakasih, materi serta pembelajarannya sangat membantu ...
BalasHapusterimaksih materinya kakk
BalasHapus