Senin, 22 Mei 2017

Makalah Perkembangan Keberagamaan Usia Remaja



PERKEMBANGAN KEBERAGAMAAN USIA REMAJA
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Psikologi Agama
logo uin suka.jpgDosen Pengampu  Eva Latipah
Disusun Oleh :






    


  


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji  syukur  kepada  Allah  yang  senantiasa  mencurahkan  rahmat serta hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Psikologi Agama yang berjudul Perkembangan Keberagamaan usia Remajatepat pada waktunya.
Makalah  ini kami susun untuk  melengkapi  tugas mata kuliah Al Qur’an dan Pembelajarannya pada jurusan  Pendidikan  Agama  Islam. Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang  telah  membantu terselesaikannya makalah ini terutama pada dosen pengampu Bapak Drs. Sarjono, M.SI  yang selalu memberi bimbingan pada kita semua.
Kami sadar dalam penyusunan  makalah ini masih  jauh  dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Oleh  karena  itu , saran  dan  kritik  yang  membangun dari pembaca pada umumnya sangatlah kami nantikan guna menyempurnakan makalah ini,dan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Besar harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

                                                                                                 
                                                                                      Penyusun,








BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
  Dalam perkembangan keberagamaan manusia mulai dari anak-anak hingga lanjut usia mengalami perkembangan agama yang selalu mengikuti seperti pada saat manusia itu dilahirkan pasti akan mengikuti agama yang dianut oleh orang tuanya karena hanya orang tuanya yang menjadikan anak itu islam, yahudi atau nasrani.masa remaja merupakan periode peralihan, sebagai usia bermasalah, masa mencari identitas ketika manusia itu sudah menginjak usia remaja maka dia akan mulai berpikir bagaimana cara mengimplementasikan ajaran agama yang dianutnya dalam khidupan sehari-harinya.
   Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai perkembangan keberagamaan usia remaja beserta penjelasannya sehingga kita bisa mengambil sebuah pelajaran untuk diaplikasikan dalam hidup.
B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1.Bagaimana Sikap remaja terhadap Agama?
2.Bagaimana Perkembangan jiwa keagamaan pada remaja?
3.Faktor apa yang mempengaruhi perkembangan keberagamaan remaja?
4.Bagaimana konflik dan keraguan beragama pada remaja?

C.     Tujuan Pembuatan Makalah
Tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1.Menjelaskan Sikap remaja terhadap Agama.
2.Manjelaskan Perkembangan jiwa keagamaan pada remaja.
3.Menjelaskan Faktor yang mempengaruhi perkembangan keberagamaan       Remaja.
4.Menjelaskan konflik dan keraguan beragama pada remaja?

1.       
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sikap Remaja terhadap Agama
1.       Percaya Dengan Turut-Turutan.
     Sesungguhnya kebanyakan remaja percaya terhadap Tuhan dan menjalankan agama, karena mereka terdidik dalam lingkungan yang beragama, karena bapak ibunya orang beragama, teman dan masyarakat sekelilingnya rajin beribadah maka mereka ikut percaya dan melaksanakan ibadah dan ajaran-ajaran agama sekedar mengikuti suasana lingkungan dimana ia hidup.
    Kepercayaan ini terjadi apabila orang tuanya memberikan didikan agama dengan cara yang menyenangkan, jauh dari pengalaman pahit di waktu kecil, dan setelah remaja tidak mengalami pula hal-hal yang menggoncangkan jiwanya, sehingga cara kekanak-kanakan itu terus berjalan, dan ditinjau kembali.
    Percaya turut-turutan ini biasanya tidak lama dan banyak terjadi hanya pada masa-masa remaja pertama (umur 13-16 tahun) sesudah itu berkembang kepada cara yang lebih kritis dan lebih sadar.
2.        Percaya Dengan Kesadaran.
      Masa remaja adalah masa dimana perubahan dan kegoncangan terjadi di segala bidang, yang dimulai dengan perubahan jasmani yang sangat cepat, jauh dari keseimbangan dan keserasian. Setelah remaja menemukan jati dirinya ia mungkin merasa asing dalam masyarakat, sehingga sikapnya jadi berubah, ingin menjauh dari masyarakat atau tenggelam dari aktifitas-aktifitas masyarakat.
Setelah kegoncangan remaja pertama ini agak reda yaitu kira-kira 16 tahun, dimana pertumbuhan jasmani hampir selesai, kecerdasan juga sudah dapat berfikir lebih matang dan pengetahuan telah bertambah pula.
Kesadaran agama atau semangat agama masa remaja itu,mulai dengan kecenderungan remaja meneliti kembali caranya beragama pada masa kecil dulu.biasanya semangat agama itu tidak terjadi sebelum umur 17 atau 18 tahun,semangat beragama tersebut mempunyai dua bentuk yaitu semangat positif dan semangat Khurafi.
3.       Kebimbangan Beragama
    Kebimbangan remaja terhadap agama itu tidak sama,berbeda antara yang satu dengan yang lain,sesuai dengan kepribadian masing-masing.,sesuai dengan pengalaman dan proses pendidikan yang dilalui sejak kecil.
   Suatu hal yang tidak boleh kita lupakan adalah ,bahwa kebimbangan itu bergantung pada dua faktor penting yaitu keadaan jiwa yang bersangkutan dan keadaan sosial yang melingkungi remaja tersebut.
4.       Tidak Percaya Terhadap Tuhan
  Salah satu perkembangan yang mungkin terjadi pada akhir masa remaja adalah mengingkari ujud Tuhan sama sekali dan menggantinya dengan keyakinan lain. Atau mungkin pula hanya tidak mempercayai adanya Tuhan saja secara mutlak. Dalam keadaan pertama mungkin seseorang merasa gelisah, tetapi dalam keadaan kedua terselip di belakangnya kegoncangan jiwa, dan hal ini terjadi dibawah umur 20 tahun.
     Perkembangan remaja kearah tidak mempercayai adanya Tuhan itu, sebenarya mempunyai akar atau sumber dari kecilnya. Tapi ketidak percayaan terhadap tuhan mungkin karena terlalu kecewa ,menderita batin,sehingga putus asa dia terhadap keadilan tuhan,lambat laun keputusan itu menjadi benci dan akhirnya tidak mau lagi mengakui adanya tuhan.
B.      Perkembangan Jiwa Keagamaan pada Remaja
Perkembangan agama pada remaja ditandai oleh beberapa faktor antara lain:   
 1. Pertumbuhan dan Pikiran Mental
 Ide dan dasar keyakinan beragama yang diterima remaja dari kanak-kanaknya sudah tidak begitu menarik bagi mereka,sifat krits terhadap agama mulai timbul.Pertumbuhan pengertian tentang ide-ide agama sejalan dengan pertumbuhan kecerdasan . Pertumbuhan kognitif memberi kemungkinan terjadi perpindahan/transisi dari agama yang lahiriyah menuju agma yang batiniah.
Agama berkaitan dengan hal-hal yang abstrak seperti tentang hari akhirat, syurga, neraka, dll. Pengertian tentang hal-hal yang abstrak itu baru dapat diterima apabila pertumbuhan kecerdasan individu telah memungkinkan untuk itu.
Pada masa remaja perkembangan mental dan pemikirannya berkembang kearah berpikir logis.
   2. Perkembangan perasaaan
Masa remaja adalah masa bergejolaknya bermacam-macam perasaan yang kadang-kadang bertentangan satu sama lain. Kondisi ini menyebabkan terjadinya perubahan emosi yang begitu cepat dalam diri remaja. Ketidakstabilan perasaan remaja kepada Tuhan/Agama.
Misalnya: Kebutuhan remaja akan Allah kadang-kadang tidak terasa ketika remaja dalam keadaan tenang, aman, dan tentram. Sebaliknya Allah sangat dibutuhkan apabila remaja dalam keadaan gelisah, ketika ada ancaman, takut akan kegelapan, ketika merasa berdosa.
Jadi: gelombang kuatnya rasa agama bagi remaja adalah merupakan usaha-usaha remaja untuk menenangkan kegoncangan jiwa yang sewaktu-waktu muncul. Remaja akan melakukan kegiatan beragama pada saat ingin mengurangkan kesedihan, ketakutan, dan rasa penyesalan.
   3. Pertimbangan Sosial
Dalam kehidupan keagamaan, remaja cenderung dihadapkan pada konflik antara pertimbangan moral dan materil. Terhadap konflik ini remaja cenderung bingung untuk menentukan pilihan. Kondisi ini menyebabkan remaja menjadi cenderung pada pertimbangan lingkungan sosialnya.
a. Jika remaja hidup dan dipengaruhi oleh lingkungan yang lebih mementingkan kehidupan duniawi/materialitas, maka remaja akan menjadi cenderung jiwanya untuk menjadi materialistis dan jauh dari agama.
b. Sebaliknya, jika remaja hidup dan dipengaruhi oleh lingkungan yang lebih mementingkan kehidupan yang religious/moralis, maka remaja akan cenderung jiwanya untuk menjadi religious/moralis
    4. Perkembangan Moral
Pertumbuhan dan perkembangan moral terjadi melalui pengalaman-pengalaman dan pembiasaan yang ditanamkan sejak kecil oleh orang tua. Perkembangannya baru dapat dikatakan mencapai kematangan pada usia remaja
Tipe moral remaja:
a.       Self-Directive: taat pada agama berdasarkan pertimbangn pribadi.
b.      Submissive: Remaja merasakan adanya keraguan terhadap ajaran agama/moral.
c.       Un adjusted: Remaja belum meyakini akan kebnaran ajaran agama/moral.
d.      Deviant: remaja menolak dasar dan hukum keagamaan serta tatanam moral masyarakat (Jalaluddin, 2002:76).
   5. Sikap dan Minat
Pada masa remaja sikap dan minat remaja terhadap masalah keagamaan sangat kecil, namun hal ini masih sangat tergantung pada kebiasaan masa kecil dan lingkungan agama yang mempengaruhi mereka.
   6. Ibadah
Perkembangan remaja dalam bidang agama juga dipengaruhi oleh pandangan mereka terhadap ibadah.
C.    Faktor-yang mempengaruhi perkembangan keberagamaan pada remaja
   1. Faktor intern
Secara garis besarnya faktor-faktor yang ikut berpengaruh terhadap perkembangan jiwa keagamaan antara lain:
    a. Faktor kognitif, mengacu pada remaja yang memiliki mental masih abstrak, mereka hanya mengkaji isu-isu agama dengan berpatokan pada dasar-dasar agama tanpa memperdalaminya lebih lanjut.
    b.Faktor personal, mengacu pada konsep individual dan identitas, individual maksudnya seseorang itu selalu menyendiri sedangkan identitas maksudnya proses menuju pada kestabilan jiwa.
    c. Faktor hereditas, perbuatan yang buruk dan tercela jika dilakukan akan menimbulkan rasa bersalah dalam diri pelakunya. Bila pelanggaran yang dilakukan terhadap larangan agama maka akan timbul rasa berdosa dan perasaan seperti ini yang ikut mempengaruhi perkembangan jiwa keagamaan seseorang.
   d. Tingkat usia, pada usia remaja saat mereka menginjak usia kematangan seksual mempengaruhi perkembangan jiwa keagamaan mereka. Tingkat perkembangan usia dan kondisi yang dialami para remaja ini menimbulkan konflik kejiwaan yang cenderung mempengaruhi terjadinya konversi agama. Bahkan pada usia adolesensi sebagai rentang umur tipikal terjadinya konversi agama meskipun konversi cenderung dinilai sebagai produk sugesti dan bukan akibat dari perkembangan kehidupan spiritual seseorang.
  e. Kepribadian, dalam kondisi normal secara individu manusia memiliki perbedaan dalam kepribadian dan perbedaan ini diperkirakan berpengaruh terhadap perkembangan aspek-aspek kejiwaan termasuk jiwa keagamaan. Di luar itu dijumpai pula kondisi kepribadian yang menyimpang seperti kepribadian ganda dan sebagainya kondisi seperti ini juga ikut mempengaruhi perkembangan berbagai aspek kejiwaan termasuk jiwa keagamaan.
     2. Faktor ekstern
Faktor ekstern yang dinilai berpengaruh dalam perkembangan jiwa keagamaan dapat dilihat dari lingkungan di mana seseorang itu hidup. Umumnya lingkungan tersebut dibagi menjadi tiga yaitu:
  a. Lingkungan keluarga, konsep father image (citra kebapaan) menyatakan bahwa perkembangan jiwa keagamaan dipengaruhi oleh citra terhadap bapaknya. Kehidupan keluarga menjadi fase sosialisasi awal bagi pembentukan jiwa keagamaan. Pengaruh kedua orang tua terhadap perkembangan jiwa keagamaan dalam pandangan Islam sudah lama disadari. Oleh karena itu sebagai intervensi terhadap perkembangan jiwa keagamaan tersebut kedua orang tua diberikan beban tanggung jawab. Keluarga dinilai sebagai faktor yang paling dominan dalam meletakkan dasar bagi perkembangan jiwa keagamaan.
  b. Lingkungan institusional, yang ikut mempengaruhi perkembangan jiwa kegamaan dapat berupa institusi formal seperti sekolah ataupun yang nonformal seperti berbagai perkumpulan dan organisasi. Kurikulum, hubungan guru dan murid serta hubungan antar teman dilihat dari kaitannya dengan perkembangan jiwa keagamaan tampaknya ketiga kelompok tersebut ikut berpengaruh sebab pada prinsipnya perkembangan jiwa keagaman tidak dapat dilepaskan dari upaya untuk membentuk kepribadian yang luhur. Pembiasaan yang baik merupakan bagian dari pembentukan moral yang erat kaitannya dengan perkembangan jiwa keagamaan seseorang.
   c. Lingkungan masyarakat, yang memiliki tradisi keagamaan yang kuat akan berpengaruh positif bagi perkembangan jiwa keberagamaan sebab kehidupan keagamaan terkondisi dalam tatanan nilai maupun institusi keagamaan. Keadaan seperti ini akan berpengaruh dalam pembentukan jiwa keagamaan warganya.
D.    Konflik dan Keraguan beragama pada Remaja
1. Kepribadian
Tipe kepribadian dan jenis kelamin, bisa menyebabkan remaja melakukan salah tafsir terhadap ajaran agama.
a.       Bagi individu yang memiliki kepribadian yang introvert, ketika mereka mendapatkan kegagalan dalam mendapatkan pertolongan Tuhan, maka akan menyebabkan mereka salah tafsir terhadap sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayangnya Tuhan. Misalnya: Ketika berdoa’a tidak terkabul, maka mereka akan menjadi ragu akan kebenaran sifat Tuhan yang Maha Pengasih dan Pnyayang Tuhan tersebut. Kondisi ini akan sangat membekas pada remaja yang introvert walau sebelumnya dia taat beragama.
b.       Perbedaan jenis kelamin,Wanita yang cepat matang akan lebih menunjukkan keraguan pada ajaran agama dibandingkan pada laki-laki cepat matang.
2. Kesalahan Organisasi Keagamaan dan Pemuka Agama
Kesalahan ini dipicu oleh “dalam kenyataannya, terdapat banyak organisasi dan aliran-aliran keagamaan”. Dalam pandangan remaja hal itu mengesankan adanya pertentangan dalam ajaran agama. Selain itu remaja juga melihat kenyataan “Tidak tanduk keagamaan para pemuka agama yang tidak sepenuhnya menuruti tuntutan agama”.
3. Pernyataan Kebutuhan Manusia
Pada dasarnya manusia memiliki sifat konservatif (senang dengan yang sudah ada), namun disisi lain, manusia juga memiliki dorongan curiosity (dorongan ingin tahu).
Kedua sifat bawaan ini merupakan kenyataan dari kebutuhan manusia yag normal. Dengan dorongan Curiosity, maka remaja akan terdorong untuk mempelajari/mengkaji ajaran agamanya. Jika dalam pengkajian itu terdapat perbedaan-perbedaan atau terdapat ketidaksejalanan dengan apa yang telah dimilikinya (konservatif) maka akan menimbulkan keraguan.
4. Kebiasaan
Remaja yang sudah terbiasa dengan suatu tradisi keagamaan yang dianutnya akan ragu untuk menerima kebenaran ajaran lain yang baru diterimanya/dilihatnya.
5. Pendidikan
Kondisi ini terjadi pada remaja yang terpelajar. Remaja yang terpelajar akan lebih kritis terhadap ajaran agamanya. Terutama yang banyak mengandung ajaran yang bersifat dogmatis. Apalagi jika mereka memiliki kemampuan untuk menafsirkan ajaran agama yang dianutnya secara lebih rasional.
6. Percampuran Antara Agama dengan Mistik
Dalam kenyataan yang ada ditengah-tengah masyarakat, kadang-kadang tanpa disadari ada tindak keagamaan yang mereka lakukan ditopangi oleh mistik dan praktek kebatinan.Penyatuan unsur ini menyebabkan remaja menjadi ragu untuk menentukan antara unsur agama dengan mistik.









BAB III
Penutup
A.     Kesimpulan
       Dari uraian di atas dapat disimpulkan yang pertama adalah Sikap Remaja terhadap Agama yaitu ,Percaya Dengan Turut-Turutan, Percaya Dengan Kesadaran,Kebimbangan Beragama,Tidak Percaya Terhadap Tuhan. Kemudian Faktor yang mempengaruhi perkembangan keberagamaan yang meliputi,Faktor intern:Faktor kognitif,Faktor personal, Faktor hereditas,Tingkat usia, Kepribadian,Kondisi kejiwaan.Faktor ekstern:Lingkungan keluarga,Lingkungan institusional, Lingkungan masyarakat.dan Konflik, Keraguan beragama pada Remaja yang ditimbulkan oleh,Kepribadian Kesalahan Organisasi Keagamaan dan Pemuka Agama,Pernyataan Kebutuhan manusia,Kebiasaan,Pendidikan,Percampuran Antara Agama dengan Mistik.


B.     Saran
      Demikianlah makalah yang dapat kami susun, semoga bermanfaat untuk kita semua dan pastinya makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mohon partisipasinya untuk memberi saran dalam menelaah makalah ini lebih jauh.







DAFTAR PUSTAKA

Daradjat Zakiah.Ilmu Jiwa Agama.2005.Jakarta :Bulan Bintang
Jalaluddin. Psikologi Agama.2012. Jakarta : PT Raja Grafindo persada
                 http://kajad-alhikmahkajen.blogspot.com


              







1 komentar:

  1. Assalamu'alaikum wr wb
    Kak kalau faktor yang mempengaruhi perkembangan agama pada masa remaja, itu sumber nya dari karya Jalaluddin bukan?

    BalasHapus