TRANSLITERASI
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Siti Zubaedah, S.Ag, M.Ag
Disusun Oleh :
Riza
Alfarid (12410059)
Dhamar Suryo Negoro (12410061)
Dimas
Endar Septian (12410055)
Afiq
Maulana (12410075)
Panji
Rachmad (124100 )
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam perkembangan kebudayaan umat
manusia salah satu unsur yang sangat penting bagi keberlangsungan kebudayaan
adalah bahasa,bahasa membantu individu berkomunikasi dengan individu lain dalam
kelompok.Setiap kelompok masyarakat atau bangsa mempunyai bahasa yang
berbeda-beda sehingga bahasa yang munculpun beraneka ragam,dalam
perkembangannya banyak bahasa yang dipengaruhi bahasa kelompok lain,termasuk
bahasa Indonesia yang juga banyak menyerap bahasa asing seperti bahasa
Inggris,Belanda,Jerman dan Arab.Karena masyarakat mayoritas beragama Islam maka
banyak kegiatan ibadah yang melibatkan bahasa Arab,maka disini diperlukan
pengalihan huruf Arab ke huruf latin atau bahasa ilmiahnya Transliterasi.
Sebagai mahasisiwa UIN transliterasi
ini sangat dibutuhkan untuk penulisan Ilmiah, seperti Makalah maupun Skripsi.Oleh
karena pentingnya transliterasi itu, maka disini kami akan membahas mengenai
Transliterasi.
B.
Rumusan
Pemasalahan
1. Apakah
pengertian Transliterasi?
2. Bagaimana
penyerapan kata dalam transliterasi ?
3. Bagaimana prinsip
pedoman transliterasi ?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Mengetahui
pengertian Transliterasi .
2. Mengetahui
penyerapan kata dalam transliterasi .
3. Mengetahui prinsip
pedoman transliterasi .
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
transliterasi
Menurut kamus bahasa indonesia
(1997c : 1071) transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari
abjad yang satu keabjad yang lain( terlepas dari lafal bunyi kata sebenarnya.
Transliterasi arab latin ialah penyalinan huruf – huruf arab dengan huruf –
huruf latin beserta perangkatnya. Ada pula pendapat, penyalinan dng penggantian
huruf dr abjad yg satu ke abjad yg lain: untuk mengetahui sastra Melayu Klasik
lebih mendalam, perlu dilakukan -- dr tulisan Arab Melayu ke dl tulisan Latin
Jadi transliterasi adalah pengalihan
suatu jenis huruf ke jenis huruf lainnya, misalkan alih aksara, dari aksara
jawa kehuruf latin,dari aksara arab ke huruf lain.
KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
Nomor : 158 th. 1987
Nomor : 0543bJU/1987 TRANSLITERASI ARAB LATIN .
Transliterasi dimaksud sebagai pengalih-hurufan dari abjad yang satu ke abjad
yang lain. Transliterasi Arab Latin di sini ialah penyalinan huruf-huruf Arab
dengan hurf-huruf Latin beserta perangkatnya. Prinsip Pembakuan Pembakuan
pedoman transliterasi Arab-Latin ini disusun dengan prinsip sebagai berikut:
Sejalan dengan Ejaan Yang disempurnakan. Huruf Arab yang belum ada padanannnya
dalam huruf latin dicarikan padanannya dengan cara memberi tanda diakritik
dengan dasar “satu fonem satu lambang”. Pedoman transliterasi ini diperuntukkan
bagi masyarakat umum.
B. Penyerapan
kata dalam transliterasi
Kata dari
bahasa Arab yang diserap ke dalam bahasa Indonesia mengalami penyederhanaan atau perubahan,
baik dalam hal penulisan maupun pengucapannya. Sebagai contoh, huruf ق
(qaf) pada Irak, Ya’kub, akhlak, fikih, kadar, dan kaidah telah
diserap menjadi k; sedangkan pada pada Qur’an dan Masjidil
Aqsa tetap bentuknya dan dialihaksarakan sebagai q.
Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan antara alih
aksara dan kata serapan tersebut.
No
|
Penulisan
Arab
|
Alih
aksara kritis
|
Alih
aksara diplomatik
|
Perubahan
|
Kata dari
alih aksara kritis
|
Kata
serapan
|
1.
|
عَ
|
‘a
|
‘a
|
A
|
Assalamu’alaykum, ‘Ashr, ‘Abdullah, ‘Abdul Muththalib, ‘Aisyah, ‘Amr,
|
Assalamualaikum, Ashar, Abdullah, Abdul Muttalib
|
2.
|
عِ
|
‘i
|
‘i
|
I
|
‘Isa, ‘Isya’, ‘Idul Fithri, ‘Idul Adhha, al-’Iraq,
dhu’afa’, dha’if, adh-Dha’ifah
|
Isa, Isya, Idul Fitri, Idul Adha, Irak, duafa,
dhaif, adh-Dhaifah
|
3.
|
عُ
|
‘u
|
‘u
|
U
|
‘Umar ibn al-Khaththab,
|
Umar bin Khattab,
|
C. Prinsip Pedoman
transliterasi
Pembakuan pedoman transliterasi arab – latin adalah
dengan prinsip
a.
Sejalan dengan ejaan yang disempurnakan (EYD)
b.
Huruf arab yang belum ada padanannya dalam huruf latin
dicarikan padanan dengan cara memberi tambahan tanda diakritik dengan dasar “
satu fonem satu huruf “
c.
Pedoman transliterasi diperuntukan bagi masyarakat
umum (DEPAG RI, 2003 : 3)
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama
(SKB) Menteri Agama Republik Indonesia dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 158 Tahun 1987 dan Nomor 0543 b/U/1987 tentang
Transliterasi Huruf Arab ke dalam Huruf Latin adalah sebagai berikut :
1.
Konsonan
Huruf Arab
|
Nama
|
Huruf Latin
|
Nama
|
ا
|
Alif
|
Tidak dilambangkan
|
Tidak dilambangkan
|
ب
|
Ba
|
B
|
Be
|
ت
|
Ta
|
T
|
Te
|
ث
|
Sa
|
Ṡ
|
Es (titik di atas)
|
ج
|
Jim
|
J
|
Je
|
ح
|
Ha
|
Ḥ
|
Ha (titik di bawah)
|
خ
|
Kha
|
Kh
|
Ka dan Ha
|
د
|
Dal
|
D
|
De
|
ذ
|
Za
|
Ż
|
Zet (titik di atas)
|
ر
|
Ra
|
R
|
Er
|
ز
|
Za
|
Z
|
Zet
|
س
|
Sin
|
S
|
Es
|
ش
|
Syin
|
Sy
|
Es dan Ye
|
ص
|
Sad
|
Ṣ
|
Es (titik di bawah)
|
ض
|
Dad
|
Ḍ
|
De (titik di bawah)
|
ط
|
Ta
|
Ṭ
|
Te (titik di bawah)
|
ظ
|
Za
|
Ẓ
|
Zet (titik di bawah)
|
ع
|
‘ain
|
‘
|
Apostrof terbalik
|
غ
|
Gain
|
G
|
Ge
|
ف
|
Fa
|
F
|
Ef
|
ق
|
Qaf
|
Q
|
Qi
|
ك
|
Kaf
|
K
|
Ka
|
ل
|
Lam
|
L
|
El
|
م
|
Mim
|
M
|
Em
|
ن
|
Nun
|
N
|
En
|
و
|
Wau
|
W
|
We
|
هـ
|
Ha
|
H
|
Ha
|
ء
|
Hamzah
|
’
|
Apostrof
|
ى
|
Ya
|
Y
|
Ye
|
2.
Vokal
Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia,
terdiri atas vokal tunggal (monoftong) dan vokal rangkap (diftong). Vokal
tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, vokal rangkap
bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf,
transliterasinya berupa gabungan huruf.
Huruf
latin
|
Nama
|
Kasrah
|
I
|
Fathah
|
A
|
Dammah
|
U
|
Contoh vokal tunggal :
كَسَرَ
ditulis kasara
جَعَلَ ditulis
ja‘ala
Contoh vokal
rangkap :
a.
Fathah + yā’ tanpa dua titik yang dimatikan ditulis ai (أي).
Contoh: كَيْفَ
ditulis kaifa
b. Fathah + wāwu mati ditulis au (او).
Contoh: هَوْلَ ditulis
haula
3.
Maddah
Maddah atau vokal panjang yang di dalam bahasa Arab
dilambangkan dengan harakat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda.
Vokal panjang ditulis, masing-masing dengan tanda hubung (-) diatasnya.
Tanda
|
Nama
|
Huruf Latin
|
Nama
|
ا…َ
|
Fathah dan alif
|
Â
|
a dengan garis di atas
|
ِ...ي
|
Atau fathah dan ya
|
||
ِ...ي
|
Kasrah dan ya
|
Î
|
i dengan garis di atas
|
ُ...و
|
Dammah dan wau
|
Û
|
u dengan garis di atas
|
Contoh :
قَالَ ditulis qâla
قِيْلَ ditulis
qîla
يَقُوْلُ ditulis yaqûlu
4. Ta marbutah
Transliterasi untuk ta’ marbutah ada dua, yaitu : ta’ marbutah yang
hidup atau mendapat harakat fathah, kasrah, dan dammah,
transliterasinya adalah [t]. Sedangkan ta’ marbutah yang mati atau
mendapat harkat sukun, transliterasinya adalah [h].
Kalau pada kata yang berakhir dengan ta’ marbutah diikuti oleh kata yang
menggunakan kata sandang al-serta bacaan kedua kata itu terpisah,
maka ta marbutah itu ditransliterasikan dengan ha (h).
Contoh
: رَوْضَةُ اْلاَطْفَالِ ditulis rauḍah
al-aṭfāl
رَوْضَةُ اْلاَطْفَالِ
ditulis rauḍatul aṭfāl
5.
Syaddah
Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan sebuah tanda tasydid, dalam transliterasi ini dilambangkan dengan
perulangan huruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah.
Jika huruf ى ber-tasydid di akhir sebuah kata dan
didahului oleh huruf kasrah ــــِـىّ,
maka ia ditransliterasi seperti huruf maddah (i).
Contoh
: رَبَّنَا
ditulis rabbanâ
قَرَّبَ
ditulis qarraba
الحَدُّ
ditulis al-ḥaddu
6.
Kata Sandang Alif + Lam (ال)
Transliterasi kata sandang dibedakan
menjadi dua macam, yaitu :
a. Kata sandang
diikuti huruf syamsiah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah
ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf yang sama dengan huruf
yang langsung mengikuti kata sandang itu atau huruf lam diganti dengan
huruf yang mengikutinya.
Contoh : الرَّجُلُ
ditulis ar-rajulu
الشَّمْسُ
ditulis as-syamsu
b. Kata sandang diikuti huruf qamariah
Kata sandang
yang diikuti oleh huruf qamariah ditulisal-.
Contoh : اَلْمَلِكُ
ditulis al-Maliku
القَلَمُ
ditulis al-qalamu
7.
Hamzah
Hamzah (ء) yang terletak di awal kata mengikuti
vokalnya tanpa diberi tanda apa pun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir
kata, maka ditulis dengan tanda apostrof (’).
8.
Penulisan
Kata
Pada
dasarnya setiap kata, baik fi’il, isim maupun huruf, ditulis terpisah. Bagi
kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab yang sudah lazim
dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakat yang dihilangkan
maka dalam transliterasi ini penulisan kata tersebut bias dilakukan dengan dua
cara, bisa terpisah per kata dan bisa pula dirangkaikan.
Contoh :
وَاِنَّ اللهَ لَهُوَ خَيْرٌ الرَّازِقِيْنَ
Ditulis Wa innallâha lahuwa khair
al-râziqîn
Atau Wa innallâha
lahuwa khairurrâziqîn
9.
Huruf
Kapital
Walaupun dalam sistem huruf Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam
transliterasi ini huruf kapital tetap digunakan. Penggunakan huruf kapital
sesuai dengan EYD, di antaranya huruf kapital digunakan untuk penulisan huruf
awal, nama diri, dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu didahului oleh kata
sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri
tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Penggunaan huruf kapital untuk
Allah hanya berlaku bila dalam tulisan Arabnya memang lengkap demikian dan
kalau penulisa itu disatukan dengan kata lain sehingga ada huruf atau harakat
yang dihilangkan, huruf kapital tidak dipergunakan.
Contoh
: البُخاَرِي
ditulis al-Bukhârî
البَيْهَقِي
ditulis al-Baihaqî
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Transliterasi
adalah pengalihan suatu jenis huruf ke jenis huruf lainnya, misalkan alih
aksara, dari aksara jawa kehuruf latin,dari aksara arab ke huruf lain. Beberapa
penulis menggunakan sumber berbahasa inggris beserta alih aksaranya, dalam
bahasa inggris yang sering digunakan adalah alih aksara kalam,kadang-kadang
perbedaan alih aksara inggris dengan alih aksara kritis indonesia menimbulkan
kesalahpahamandan kekeliruan pembacaan. Contoh alih aksara qalam (inggris)
Omar, Hadith. Alih aksara kritis indonesia Utsman, hadits.
Pembakuan pedoman transliterasi arab
– latin adalah dengan prinsip, Sejalan
dengan ejaan yang disempurnakan (EYD), Huruf arab yang belum ada padanannya
dalam huruf latin dicarikan padanan dengan cara memberi tambahan tanda
diakritik dengan dasar “ satu fonem satu huruf “ dan Pedoman transliterasi
diperuntukan bagi masyarakat umum
Daftar
Pustaka
Ening Herniti. 2005. Bahasa
Indonesia. Yogyakarta : Pokja Akademik UIN
Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
Fitriyah, Mahmudah,.dan Ramlan A. Gani. 2010. Disiplin Berbahasa
Indonesia.
Jakarta: FITK PRESS.
Surat Keputusan
bersama Meneri Agama dan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan
Republik Indonesia tanggal 22 Jauari 1988.
Terimakasih atas ilmunya.
BalasHapus